Selasa, 07 Juli 2020

Bagaimana Hacker Curi Data Pengguna Tokopedia?

Kebocoran data yang menimpa Tokopedia adalah pembobolan data masif. Seluruh penggunanya terdampak, yakni sebanyak 91 juta data pengguna Tokopedia bocor. Bagaimana hacker bisa mencurinya?
Pakar keamanan cyber Ruby Alamsyah mengatakan, sejauh ini belum ada yang mengonfirmasi metode apa yang digunakan peretas mencuri data-data milik pengguna Tokopedia. Namun menurutnya ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama, disebutkan Ruby adalah adanya kebobolan dari sisi sistem cloud yang digunakan Tokopedia.

"Kalau lihat dari pola para pelaku ini, mereka mendapatkan celah dari cloud yang digunakan platform (Tokopedia)," ujarnya.

Sedangkan kemungkinan kedua, adalah dengan memanfaatkan celah keamanan di database, salah satunya yang paling umum SQL injection.

Dua hal yang disebutkanya itu, menurut Ruby, merupakan kemungkinan paling besar karena terlihat dari item yang dijual.

Dijelaskan CEO dan Founder Digital Forensic ini, yang beredar di internet adalah tampilan dari command SQL injection. Intinya, pada tampilan yang beredar, terdapat adanya jejak-jejak terkait sistem database.

"Pelaku bisa dapat ini dengan cara dump dari server database dua platform. Jadi nggak hanya nama, email, dan lain-lain tampilannya, sehingga dipastikan melakukan dumping dari SQL server, jika melihat dari file yang beredar," simpulnya.

Sebelumnya, VP of Corporate Communication Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, mereka sudah menyadari ada pihak ketiga yang memposting informasi data pengguna mereka di media sosial dan forum internet. Data yang diposting itu menurut Nuraini adalah data pelanggan mereka yang dicuri pada Mei lalu.

"Kami menyadari bahwa pihak ketiga yang tidak berwenang telah memposting informasi secara ilegal di media sosial dan forum internet terkait cara mengakses data pelanggan kami yang telah dicuri," kata dia.

Tokopedia sudah melaporkan hal ini ke polisi dan mengingatkan semua pihak untuk menghapus semua informasi yang memfasilitasi akses ke data hasil curian tersebut. Ia juga memastikan kalau password pengguna Tokopedia tetap terjaga enkripsi.

Instagram Boyong Reels ke India Setelah TikTok Dicekal

Setelah pemerintah India mencekal TikTok dan 58 aplikasi asal China lainnya, Instagram langsung memanfaatkan kesempatan ini. Aplikasi berbagi foto ini langsung membawa Reels, fitur pesaing TikTok, untuk diuji coba di India.
Dikutip detikINET dari TechCrunch, Selasa (7/7/2020) informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Business Insider India. Sumber mereka mengatakan beberapa pengguna di India telah mendapatkan update Instagram terbaru yang berisi fitur Reels.

Selain India, Reels saat ini sudah bisa diakses di Brasil, Prancis dan Jerman. Juru bicara Facebook juga telah mengkonfirmasi rencana untuk meluncurkan Reels di lebih banyak negara.

"Kami berencana untuk mulai menguji coba versi terbaru Reels di lebih banyak negara," kata juru bicara Facebook kepada Business Insider India.

"Kami tidak sabar membawa versi baru ini untuk komunitas global kami. Tidak ada rencana lebih lanjut yang bisa dibagi terkait tanggal peluncuran atau negara untuk saat ini," sambungnya.

Selain karena pasar India kehilangan TikTok, kehadiran Reels di Negeri Bollywood juga terbilang ideal karena beberapa alasan. Salah satunya karena Facebook telah bekerjasama dengan Saregama, label musik terbesar di India.

Kerjasama ini akan memungkinkan Facebook untuk melisensi musik untuk digunakan di Facebook dan Instagram. Apalagi Saregama memegang lisensi untuk lebih dari 100.000 lagu.

Secara umum, Reels memiliki fitur yang sangat mirip dengan TikTok. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuat video berdurasi 15 detik yang dipasangkan dengan musik atau audio lainnya.

Reels juga menawarkan beberapa tools untuk mengedit video, seperti timer penghitung mundur dan tools untuk mengubah kecepatan video, untuk membuat video yang lebih kreatif.
https://nonton08.com/melting-me-softly-episode-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar