Sabtu, 05 Juli 2014

Perlunya Enskripsi Data di 'Awan'

Data yang disimpan di dalam cloud tidak selalu aman. Berdasarkan Hewlett-Packard (HP) Ponemon Cost of Cyber Crime Study, suatu perusahaan rata-rata menghadapi 122 serangan setiap pekan.

Dengan adanya serangan terus menerus, tim keamanan informasi teknologi di perusahaan tersebut tidak lagi bekerja dengan pola pikir data perusahaan akan ditembus. Namun harus dengan asumsi perusahaan mereka telah ditembus, yang berarti data penting dapat diakses dengan mudah.

Untuk menghindari pencurian informasi sensitif setelah adanya pembobolan jaringan, perusahaan menggunakan cara enkripsi untuk melindungi data secara proaktif saat data tersebut melewati jaringan terbuka atau disimpan dalam sistem komputasi awan.

"Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pola pikir para penjahat kriminal karena dari situ kita bisa berinovasi," kata Andrej Kawalec, Chief Technologist Entrerprise Security Services HP dalam acara HP Asia Pacific and Japan Media Summit 2014 di Grand Hyatt Hotel, Mumbai, India, Kamis (3/7/2014).

Solusi baru HP Atalla diklaim dapat memberi dukungan pada data, baik ketika data tersebut dalam keadaan diam, bergerak, atau sedang digunakan -- dalam sistem komputasi awan, on-premises, maupun lingkungan -- memastikan perlindungan terus menerus terhadap informasi organisasi yang sangat sensitif.

Solusi baru HP Atalla ini memberikan perlindungan untuk data yang disimpan dalam komputer perusahaan dan dalam sistem komputasi awan, serta data tak terstruktur seperti email rahasia, informasi pembayaran, dan rekam medis elektronik.

Dirancang untuk perusahaan yang perlu melindungi informasi sensitif, seperti lembaga keuangan, peritel, perusahaan energi, penyedia layanan kesehatan, dan pemerintah, solusi HP Atalla memberikan perlindungan tambahan terhadap pemaparan data yang sensitif sambil tetap mendukung kinerja dan fleksibilitas yang optimal.


"Apa saja bisa diretas oleh para penjahat cyber, mulai dari akun bank sampai rahasia negara, dan dijual ke penawar termahal. Kita harus tahu apa motivasi mereka, peralatan apa yang mereka pakai, dan kenapa mereka lakukan itu," lanjut Andrej.

Pembobolan data tingkat tinggi serta persyaratan kepatuhan regulasi yang ketat telah mendorong diterapkannya enkripsi data secara besar-besaran. Data yang dienkripsi dengan tepat akan sangat mengurangi risiko kerugian finansial dan rusaknya reputasi perusahaan.

Namun, mengerahkan berbagai alat enkripsi yang berlainan dan tidak kompatibel dapat menghasilkan ratusan ribu kunci enkripsi, yang pada akhirnya menimbulkan risiko keamanan baru, buruknya kinerja, serta rumitnya pengelolaan.

HP Secure Encryption dengan HP Enterprise Secure Key Manager (ESKM) 4.0 menyatukan dan mengotomatisasi kendali enkripsi untuk mencegah akses yang tidak diizinkan terhadap data sensitif.

HP ESKM 4.0 mengurangi biaya dan kompleksitas yang muncul dalam pengelolaan kunci enkripsi di seluruh infrastruktur yang tersebar di berbagai lokasi dengan kendali keamanan yang konsisten, layanan kunci terotomatisasi, dan satu titik pengelolaan.

Saat perusahaan harus mulai menerima dan menerapkan era baru komputasi awan, menjaga kendali terhadap data sensitif sambil memanfaatkan komputasi awan secara optimal seringkali merupakan dua tujuan yang bertolak belakang.

Untuk mempertahankan kendali terhadap data sensitif, perusahaan perlu memiliki kemampuan enkripsi dan mengelola kunci enkripsi bahkan ketika data sedang dipindahkan ke dalam sistem komputasi awan.

Dengan konsumerisasi TI dan ledakan media sosial, diperkirakan sekitar 2,5 exabytes data baru diciptakan setiap hari dan volume data baru bertambah dua kali lipat setiap 12 hingga 18 bulan.

Pada kenyataannya, hampir 90% konten digital yang diciptakan mencakup tipe data tak terstruktur, atau informasi yang dibuat manusia, seperti dokumen, konten sosial, video, audio, dan gambar.

Seiring dengan meningkatnya volume data tak terstruktur yang bergerak melintasi dan ke luar jaringan perusahaan, diperlukan perlindungan data yang persisten pada setiap fase siklus hidup data.



Sumber : http://inet.detik.com/read/2014/07/04/150625/2627990/319/3/perlunya-enskripsi-data-di-awan

Selasa, 01 Juli 2014

Siapa yang (Tidak) Butuh Google? Tidak Ada!

Google telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di jaman yang serba terhubung ini. Dari anak hingga kakek-nenek, semua orang merasa butuh dan hidupnya tampak lebih mudah dengan kehadiran Google. Tapi sadarkah Anda bahwa sebenarnya kita tak lagi butuh Google atau mesin pencari lainnya?

Google.com (dan atribut TLD lainnya, .co.id, .com.sg, dan seterusnya) telah menjadi bagian dari kehidupan berinternet sejak pertama kali diluncurkan, 1998.

Sejak itu hingga tahun-tahun berikutnya, ia menjadi tempat yang tak pernah sepi pengunjung. Ada yang berusaha mencari sanak famili yang telah lama tak ditemukan jejaknya. Ada pula yang belajar ilmu baru. Beberapa juga mencari kambingnya yang hilang.

Apakah semuanya ketemu? Well, nasib orang tak selalu mujur. Tapi jika dihitung, mereka yang tak berhasil menemukan apa yang dicarinya hanyalah sejumlah kecil saja. Terlebih dengan semakin banyak konten online menemukan sesuatu tentu jauh lebih gampang dari sebelumnya. 

Tidak menemukan yang dicari hanyalah terjadi pada mereka yang nasibnya benar-benar apes saja. Pernah menghitung berapa kali Anda tak berhasil menemukan sesuatu di Google? Berapa kali?

Kehadiran Google memang membawa kemujuran, kemudahan, dan tak jarang kebahagiaan di kehidupan banyak orang. Dalam bahasa dramatis beberapa orang berkata 'tak bisa hidup tanpa Google'. Beberapa malah menjadikan Google sebagai 'agama' baru.

Sampai di titik ini Google telah menjadi bagian dari kehidupan normal manusia, atau mungkin malah menjadi bagian dari kebutuhan hidup

Tapi kondisi ini akan berubah dengan drastis sampai akhirnya kita tak lagi butuh sesuatu yang bernama Google.com, atau Bing.com, dan seterusnya. Kenapa?

Bagi pengguna smartphone berbasis Android versi 4.1+ atau Jelly Bean, Anda dapat menemukan fitur baru yang disebut Google Now. Beberapa hari lalu Google Now juga hadir di iPhone dan iPad dengan buntut bintang kecil (*), belum hadir di Indonesia.

Lalu, apakah itu Google Now? Untuk apakah dia? Bagaimana dia bekerja? Apa hubungannya dengan mesin pencari dan konten online ini? Dan apakah Anda juga memerlukannya, seperti halnya saya?

Google Now mampu menjawab pertanyaan, memberikan informasi hingga rekomendasi, melakukan sesuatu di web sesuai permintaan, dan juga memprediksi apa yang kita mau. 

Dalam wujud konkritnya, Now mampu memberikan informasi (dalam wujud kartu-kartu) tentang tiket terbang, tracking paket yang kita kirimkan, bursa saham, jadwal pertandingan olahraga, informasi lalu lintas, cuaca, jadwal meeting, dan banyak lagi lainnya.

Ambil contoh Anda sedang berada di rumah, anggap saja Bintaro, dan punya jadwal meeting dengan klien di Jl. Thamrin, Jakarta. Sejak beberapa menit sebelum waktu meeting, Now akan menghadirkan informasi bahwa Anda memiliki jadwal meeting di tempat tersebut serta mengabarkan berapa lama waktu tempuh perjalanan dengan kondisi lalu lintas yang ada saat itu. 

Jika jalanan cukup lancar Anda masih bisa bersantai sebelum berangkat. Dan jika lalu lintas padat, Anda bisa segera bergegas untuk menghindari terlambat sampai tujuan.

Contoh lainnya adalah ketika berada di luar negeri. Informasi lalu lintas di negara tujuan akan diberikan tanpa diminta berikut informasi mata uang, cuaca, bahasa, waktu setempat dan tak lupa rekomendasi tempat menarik terdekat. Semuanya ada di satu tempat dan datang secara otomatis.

Di sini dapat dilihat bahwa Google Now adalah contoh paling nyata dari konten online yang secara aktif mendatangi pengguna.

Sebenarnya Now sendiri bukanlah konten. Semua informasi tadi ia dapatkan dari data yang kita miliki terkait pencarian, email, dan lain-lain yang dimiliki oleh Google. 

Tetapi ia jelas cukup pintar untuk mengumpulkan informasi (konten) yang kita butuhkan tanpa perlu repot-repot dicari dan menghabiskan waktu berharga. Semua informasi yang kita butuhkan hadir dengan sendirinya di depan mata.

Now adalah sebuah permulaan ketika mesin pencari tak lagi sepenting dahulu. Seiring berjalannya waktu teknologi seperti Google Now akan berkembang lebih maju dan hadir dalam bentuk-bentuk lain. 

Ujungnya adalah semua konten online tak lagi berlomba menjadi teratas di halaman hasil pencarian, melainkan menjadi konten yang datang ke pengguna secara cepat dan juga tepat.

Dengan model seperti ini, tentu saja hidup menjadi lebih mudah lagi dibandingkan saat ini dengan kehadiran Google. Waktu yang dulu kita buang untuk mencari sesuatu dapat kita alokasikan untuk hal lain yang lebih berharga, seperti waktu bersama keluarga. Dan di saat yang sama, kita tak perlu pusing memikirkan konten mana yang sesuai dengan kebutuhan.

Bagaimana, Anda siap untuk putus dengan Google.com?


Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/05/07/085736/2239742/398/3/siapa-yang--tidak--butuh-google-tidak-ada