Minggu, 01 Desember 2019

Dua Pemutilasi Mayat Dalam Koper Tiba di Mapolda Jatim

Dua pelaku pembunuhan dan mutilasi mayat dalam koper, AJ dan AS dibawa ke Mapolda Jatim, Jumat (12/4/2019) malam. Keduanya aktor utama pembunuh honorer SD Banjar Melati Kediri, Budi Hartanto (28).

Sebelumnya, AJ dibawa dari Kediri dan tiba di ruang pemeriksaan Subdit III Jatanras Unit I Bajak Sandera sekitar pukul 20.30 WIB. Setibanya di Polda Jatim, AJ langsung diberondong pertanyaan penyidik.

AJ datang memakai kaus biru dongker dan celana hitam. Sementara tampak balutan perban bekas tembakan di kaki sebelah kiri.

Sementara pukul 24.05 WIB, rekan kejahatan AJ, AS menyusul tiba di Mapolda Jatim. AS pun langsung masuk ke ruangan pemeriksaan untuk diinterogasi.

"Iya keduanya dibawa ke Polda Jatim," kata Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela saat dikonfirmasi, Sabtu (13/4/2019).

Sebelumnya, polisi telah menangkap dua pelaku pembunuhan dan mutilasi mayat dalam koper. Keduanya ditangkap di dua tempat yang berbeda. AJ ditangkap di Kediri, sementara AS ditangkap di Jakarta.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan kepala korban yang sebelumnya terpisah dengan jasadnya. Kepala ini ditemukan dengan dibungkus kain putih, dibungkus kantong plastik dan karung beras. Kepala korban ditemukan tersangkut di ranting pohon Sungai Karanggondang tepatnya, di bawah jembatan Kecamatan Udanawu, Kota Blitar.  http://cinemamovie28.com/inferno/

Mayat dalam koper itu ditemukan Rabu (3/4) pukul 07.00 WIB di Blitar. Koper warna hitam itu ditemukan pencari rumput di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu. Saat ditemukan, di dalam koper itu terdapat sesosok mayat tanpa bagian kepala.

Akhir Pencarian Pemutilasi Mayat dalam Koper dan Kepala Korban

Tabir kasus mayat dalam koper akhirnya terkuak. Polisi menangkap dua pelaku mutilasi dan menemukan bagian kepala korban.

Kamis (11/4) sore, pihak kepolisian menangkap pelaku mutilasi atas nama korban Budi Hartanto (28) yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di sebuah koper. Sang pelaku berinisial AS diringkus di Jakarta.

Tertangkapnya AS memudahkan pihak kepolisian untuk melacak pelaku lainnya. Saat malam menjelang akhirnya polisi meringkus pelaku berinisial AJ di Kediri.

"Ada dua pelaku. Satu berinisial AS ditangkap di Jakarta, satunya inisial AJ kita tangkap malam di Kediri," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (12/4/2019) pagi.

Setelah menangkap AJ, pihak polisi meminta pelaku menunjukkan tempat kepala mayat dalam koper dibuang. Tim dan pelaku menelusuri Sungai Jemekan di Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

Pencarian membuahkan hasil sekitar pukul 09.00 WIB. Tim menemukan bagian kepala korban tersangkut ranting-ranting bambu di aliran sungai.

"Kepala korban telah ditemukan anggota di sungai Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri," kata Direskrimum Polda Jatim, Kombes Gupuh Setiyono.

Bagian kepala tersebut kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kota Kediri untuk diperiksa tim Labfor Polda Jatim. Usai diperiksa, kepala korban langsung diserahkan kepada keluarga korban untuk dimakamkan.

Dari pantauan detikcom, kepala korban dibawa ke RS Bhayangkara sekitar pukul 11.00 WIB dan diserahkan ke keluarganya sekitar pukul 15.00 WIB.

Bagian kepala tersebut kemudian dimakamkan dalam satu liang yang sama dengan bagian jasad lainnya yang telah lebih dulu dikubur. Jasad Budi dikebumikan di pemakaman desa tempat korban tinggal yakni TPU Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Pemakaman dilakukan sekitar pukul 15.30 WIB dan dihadiri orang tua korban Darmaji (50) dan Hamidah, keluarga dan tetangga. "Saya hanya bisa mengucap terima kasih kepada semua pihak, polisi yang membantu agar terungkapnya kasus ini," kata Darmaji sambil berjalan meninggalkan pusara anaknya.

Rabu (3/4), warga Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar digegerkan penemuan mayat Budi yang dibuang dalam sebuah koper. Budi kemudian diduga menjadi korban mutilasi lantaran dalam koper berwarna hitam tersebut tidak ditemukan bagin kepala koran.  http://cinemamovie28.com/bad-man-wifes-butt/

Pengakuan Tetangga Eksekutor Mayat Dalam Koper: Gemulai Kok Bisa Mateni

Kedatangan polisi ke rumah tersangka AS, membuat banyak tetangganya kaget. Mereka tidak mengira, jika AS yang pembawaannya gemulai seperti wanita seorang pembunuh sadis. AS eksekutor mayat dalam koper.

Di Desa Mangunan, tepatnya RT 2 Rw 1, sosok AS dikenal sebagian warga sebagai pria pendiam. Dia juga jarang bergaul dan lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumahnya jika siang hari.

Kedatangan tim penyidik Polda Jatim ke rumahnya, Jumat (12/4/2019) dini hari, sontak menjadi pusat perhatian warga sekitar. Apalagi, di lokasi sekitar persawahan itu hanya ada 8 rumah penduduk.

"Saya ya kaget. Nyapo rame-rame iki (Kenapa ramai-ramai ini). Terus ada yang bilang, Mas AS mateni uwong (Membunuh orang). Saya lebih kaget lagi. Mosok banci iso mateni (Masa banci bisa membunuh)," tutur tetangga AS, Nawaru kepada detikcom di lokasi, Sabtu (13/4/2019).

Menurut Nawaru, pembawaan AS memang gemulai. Ini tampak dari cara berjalannya yang kelihatan seperti seorang wanita. Malah Nawaru mengaku, pernah melihat AS berdandan seperti seorang wanita.

"Dulu sekali pernah dandan wanita. Tapi sekarang-sekarang ini tidak pernah lagi," imbuhnya.

Senada dengan Nawaru, Moh Nur Kholig adalah tetangga yang rumahnya paling dekat dengan rumah tersangka AS. Kholiq hampir tiap pagi jagongan dengan ibu AS, usai jamaah salat subuh di musala kampung itu.

"Tiap pagi saya jagongan sama ibunya. Kalau sama AS, nyaris tidak pernah. Jarang bergaul anak itu. Makanya kaget juga kok tiba-tiba banyak polisi, katanya AS membunuh temannya. Lha kok bisa gitu lho," kata Kholig pada detikcom di depan rumah AS.

Selain kaget AS terlibat pembunuhan korban mayat dalam koper, tak banyak informasi lain yang diketahui para tetangganya. Mereka hanya beberapa kali melihat, teman-teman AS datang ke rumah itu sekitar 4-5 orang. Mereka semua lelaki. Namun saat malam mulai tiba, ada beberapa warga yang melihat penampakan wanita di antara mereka.

"Pernah ada rencana menggerebek. Tapi kami pikir lagi iya kalau beneran ada wanitanya. Kalau laki-laki semua piye jal," pungkas Kholiq mengakhiri pertanyaan detikcom.

Nestapa Ibu Eksekutor Mayat Dalam Koper: Anakku Jahat Banget

Seorang wanita berkerudung putih tampak keluar dari ruang pemeriksaan Satreskrim Polresta Blitar. Wajahnya kuyu dan lelah dengan semua yang dirasakan.

Ya, wanita tersebut harus menjalani pemeriksaan di kantor polisi soal mayat dalam koper. Sambil menuju tempat duduk di depan ruangan tersebut, wanita itu lirih berguman. "Kok jahat banget anakku," ucapnya. http://cinemamovie28.com/a-newly-wedded-couples-sex-life/

Dia lalu mengambil posisi duduk di dekat detikcom, yang menunggu proses pemeriksaan kasus mutilasi mayat dalam koper berlangsung.

Saat detikcom bertanya siapa yang jahat, wanita berusia sekitar 55 tahun itu langsung menjawab. "Anakku lho mbak. Kok jahat banget seperti itu. Masa sampean tidak tahu, anakku itu yang bunuh mayat terus dibuang pakai koper itu," ujarnya sambil membuka nasi kotak untuk makan siang.

Wanita itu adalah NG, ibu kandung tersangka AS. Warga Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, itu ikut diminta keterangan polisi. Karena dari dalam rumah itulah, tim penyidik menemukan beberapa barang bukti kasus mutilasi mayat dalam koper.

Di antaranya dua sepeda motor milik korban mayat dalam koper dan pelaku. Serta barang milik korban yang dibakar pelaku di depan rumahnya.

Menurut NG, watak anaknya semakin hari semakin keras terhadapnya. AS kerap berkata kasar dan menghardik sang ibu dengan alasan dirinya sudah dewasa dan bisa berpikir mandiri.

"Ya belakangan hari ini makin kasar juga sama saya. Katanya, aku ki wes gede mak. Wes iso mikir dewe (Saya itu sudah besar mak. Sudah bisa berpikir sendiri). Tapi kok sampai sejahat itu juga sama orang lain," tuturnya sambil menetaskan air mata.

Selama ini NG memang memilih diam. Namun dia tak pernah bisa diam, ketika melihat anaknya bergaul dengan 'anak-anak aneh' itu. Istilah NG pada teman-teman AS seperti itu. Mungkin sikapnya yang tidak mau menerima kehadiran anak-anak aneh di rumah merekalah, menjadi pemicu semakin kasarnya sikap AS pada sang ibu.

"Ya sejak kumpul anak-anak aneh itu makin kasar sama saya. Soalnya setiap mereka ke rumah, tidak pernah saya bukain pintu. Soalnya saya tidak suka. Kalau tertawa sampai didengar semua tetangga," ungkapnya.

Apakah yang dimaksud 'anak-anak aneh' ini lelaki tapi berdandan mirip perempuan? " Ndak tahu saya. Tapi wong ketawanya kayak laki-laki semua itu ," pungkasnya.  http://cinemamovie28.com/preman-in-love/