Selasa, 03 Desember 2019

Nasihat BPIP untuk Billy Mambrasar yang Tersandung #StafsusRasaBuzzeRp

Staf Khusus Presiden Jokowi dari kalangan anak muda, Gracia Billy Mambrasar, kena nyinyir warganet akibat cuitannya soal penerapan Pancasila. Dia juga tersandung tagar #StafsusRasaBuzzeRp gara-gara menyinggung perkubuan politik. Badan yang menggawangi urusan ideologi Pancasila berbicara.

"Dia harus bijak, karena dia menjadi teladan dalam mengaktualisasikan Pancasila. Dia harus mampu menjadi negarawan, dan negarawan tidak tergantung usia," kata Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo kepada wartawan, Minggu (1/12/2019).

Anak muda juga harus mampu menjadi negarawan bila anak muda itu menjadi pejabat. Negarawan harus mampu menjadi pelayan publik dan tak lagi terlibat perkubuan politik.

"Harus punya pengetahuan tata negara, etos, dan patos (simpati/belas kasihan) yakni pejabat negara harus berhati-hati dalam ber-statement supaya pernyataannya tidak multitafsir," kata Benny.

Ada frasa 'kubu sebelah' dalam kicauan Billy. Billy meminta maaf atas kicauan yang telah dihapus itu. Billy mengatakan tak bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat mana pun. Billy bahkan menambahkan tagar #StafsusRasaBuzzeRp di cuitan permohonan maafnya itu.

Terkait penerapan ideologi Pancasila sesuai dengan kondisi kekinian anak-anak muda, BPIP mengajak para stafsus milenial itu untuk bekerja sama. BPIP sudah memikirkan implementasi Pancasila sejak Badan ini masih sebagai Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).

"BPIP siap bersinergi dengan Staf Khusus tentang masukan untuk program milenialnya," kata Benny.

Dia menjelaskan, upaya-upaya yang sudah dilakukan BPIP untuk membumikan Pancasila ke anak-anak muda masa kini. BPIP menyelenggarakan penghargaan berupa 72 ikon prestasi Indonesia pada 2018, dilanjutkan dengan 74 ikon prestasi Indonesia pada 2019. Ikon-ikon tersebut adalah anak bangsa yang berprestasi dalam bidang intelektual, budaya, hingga sains. Akan diadakan pula Kemah Pancasila Pelajar Indonesia pada 13-15 Desember nanti di Tebing Breksi, Prambanan, Sleman, DIY.

"Kami juga membumikan Pancasila lewat menyapa kampung yang mengubah kehidupan sosial ekonomi, pembumian Pancasila ke generasi milenial lewat gerakan anak milenial, merangkul BUMN dan pengusaha untuk mengaktualisasikan sila kelima, dan memberi arah kebijakan pembumian Pancasila berupa buku Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila (GBHIP)," tutur Benny.

Benny membantah anggapan bahwa tugas BPIP telah diambil alih oleh para stafsus milenial Jokowi, yang Billy ada di dalamnya. BPIP justru terbuka bila para stafsus bekerja sama dengan BPIP untuk mengurusi ideologi negara ini.

"Intinya dalam mengarusutamakan Pancasila, butuh sinergi. Ini karena ideologi Pancasila bisa diwujudkan dalam kebijakan dengan mewujudkan kesejahteraan lewat gotong royong," tutur Benny.

Kontroversi seputar Billy akhir-akhir ini berawal dari unggahannya melalui Twitter-nya @kitongbisa pada Jumat (29/11). Melalui akun @kitongbisa, Billy mencuit dan mengunggah foto bersama para stafsus milenial lainnya yang duduk melingkari meja di dalam ruangan. Mereka bicara soal implementasi Pancasila dengan konsep kekinian. Netizen menganggap itu adalah pekerjaan BPIP, bukan stafsus milenial.

"Stafsus milenial kok ngumpulnya bareng. Emang nga ada tupoksi ya? Sampai kerjaan BPIP kalian embat juga?" tulis salah satu netizen. Billy pun menjelaskan unggahannya itu. Dia mengatakan, dengan satu posting-an itu, bukan berarti hanya hal tersebut yang mereka kerjakan. Billy sebetulnya tidak mempersoalkan nyinyiran di media sosial. Sebab, menurutnya, pro dan kontra akan selalu ada meski apa pun yang dilakukan.

"Tentang yang nyinyir, hal apa pun yang kita lakukan, itu pasti akan ada nyinyiran, dan saya sendiri sudah terbiasa," ujar Billy lewat sambungan telepon.

Prabowo Minta Guru Ceritakan Sejarah Kekejaman PKI ke Siswa

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berharap para guru sejarah menceritakan sejarah pemberontakan dan kekejaman PKI ke siswa. Prabowo menduga komunisme masih eksis di Indonesia.

Pernyataan Prabowo itu disampaikan tertulis dalam sambutan acara bedah buku 'PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/1965' karya Aminudin Kasti dkk di gedung Lemhannas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019). Prabowo tak bisa menghadiri acara tersebut sehingga sambutan dibacakan Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Letjen TNI Tri Legionosuko.

"Saya berharap melalui acara bedah buku ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya generasi tentang PKI adalah dalang dan pelaku kudeta. Saya juga berharap kepada para guru sejarah di sekolah-sekolah, dapat menyampaikan sejarah pemberontakan dan kekejaman PKI yang benar kepada para siswa-siswinya," kata Tri membacakan sambutan tertulis Prabowo.

Dia mengatakan paham komunis masuk ke Indonesia dari berbagai sisi. Dia menegaskan PKI telah mencatat lembaran hitam di Indonesia.

"Hal itu karena paham komunis telah masuk ke Indonesia dengan berbagai pemahamannya. Lembaran hitam telah tercatat dalam lembah hitam di Indonesia. Yang telah memakan korban dan jiwa," ujarnya.

Menurut dia, mengatakan PKI saat itu berusaha menggulingkan pemerintahan resmi di Indonesia. Dalam pandangan Prabowo, DN Aidit dkk berusaha mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

"Bagi bangsa Indonesia telah mencatat lembaran hitam dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia dan nyata-nyata telah terbukti beberapa kali berusaha merobohkan kekuasaan pemerintah RI yang sah. Salah satunya Gerakan 30 September 1965, yang merupakan gerakan dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno yang sah dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis," kata dia.

"Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit, setelah peristiwa G30S memaksa rakyat Indonesia untuk mendesak pembubaran PKI melalui Tap MPR Nomor 25/MPR RI 1966 setelah runtuhnya negara Uni Soviet sebagai negara dari mana negara komunis tersebut," imbuhnya.

Menurut dia, berakhirnya era perang dingin tidak serta-merta membuat komunisme jatuh. Ada beberapa negara lain yang sampai saat ini menganut paham tersebut.

"Berakhirnya era perang dingin, muncul era globalisasi tidak berarti bahwa komunisme turut runtuh, beberapa negara yang menganut ideologi komunis masih eksis antara lain RRC, Vietnam, Kuba. Dengan demikian, ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih tetap eksis. Untuk itu, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

Megawati Ungkap Cerita Selamatkan Prabowo dari Stateless

Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri bercerita mengenai persahabatannya dengan Menhan Prabowo Subianto. Persahabatan Mega dengan Prabowo telah dijalin sejak lama.

"Kenapa Pak Prabowo, sampai orang kayaknya bingung, kok saya bisa sobatan yang namanya Prabowo Subianto. Memangnya kenapa?" kata Mega di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019).

Menurut Mega, dirinya merangkul Prabowo merupakan salah satu bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila. Dia menegaskan tak pernah bermusuhan dengan Ketum Partai Gerindra itu.

"Karena apa? kalau buat saya itu Pancasila saya, katanya musuh harus dirangkul. Lah kalau Prabowo dianggap musuh? Ya nggak saya suruh saya pulang, heh sana. Dulu saya ngambil beliau keleleran (telantar)," ujar dia.

Ketum PDIP itu lantas mengungkap cerita menyelamatkan Prabowo yang sedang berada di luar negeri. Dia marah kepada Menlu dan Panglima karena Prabowo dibiarkan stateless atau tak bernegara.

"Betul nggak mas? Saya marah sebagai Presiden, siapa yang membuang beliau stateless? Ini saya bukan cari nama. Tanya kepada beliau. Tidak. Saya marah pada menlu. Saya marah pada panglima. Apapun juga, beliau manusia Indonesia pula. Beri dia. Begitu itu tanggungjawab," ujar dia.