Sabtu, 07 Desember 2019

Bara Hasibuan Bicara PAN Jadi Kendaraan Politik Satu Keluarga Pendominasi (2)

Bara juga membantah rumor yang menyebut ada intervensi kepada para pemilik hak suara di PAN agar memilih Zulkifli sebagai ketum lagi. Justru menurutnya, justru tekanan datang dari sosok pendominasi beserta keluarganya yang ia sebut-sebut itu.

"Tidak ada tekanan (ke DPD PAN) saya pikir, justru ada tekanan psikologis selama ini yang diberikan oleh satu orang itu. Itu adalah tekanan psikologis, saya katakan, kemauan orang ini harus selalu dituruti, ada semacam fear, ketakutan, gitu. Suasana ketakutan," ucap Bara.

"Kalau kemauan orang itu tidak diikuti, kemudian akan menimbulkan konsekuensi orang di partai ini bisa kehilangan jabatan dan sebagainya. Tidak bisa lagi, kita harus dewasa. Partai ini harus berkembang ke depan, memperkuat institusi, bukan di bayang-bayangi salah satu orang, salah satu personality," tambahnya.

Bara lalu menceritakan soal PAN yang mengikuti Pemilu pertama di tahun 1999. Saat itu, PAN disebutnya merupakan satu-satunya partau yang memiliki platform jelas.

"Kita didirikan bukan untuk kendaraan politik satu orang saja. Dibandingkan dengan ada beberapa partai baru yang lahir setelah reformasi mulai tahun 1998. Kita betul-betul didirikan untuk memperjuangkan cita-cita, nilai-nilai dasar ingin memperkuat demokrasi Indonesia, ingin memperkuat reformasi," papar Bara.

Menurut dia, dominasi di PAN berdampak buruk kepada partai. Setiap ketua umum disebut Bara tidak bisa memiliki kekuatan karena ada pengaruh dari tokoh dominan yang dimaksud itu.

"Bahwa partai ternyata tidak bisa berkembang kan. ketua umum yang selalu seharusnya pemimpin utama dari suatu partai itu adalah ketum, tidak bisa mempunyai otoritas full, tidak punya keleluasaan untuk menentukan kebijakan, memimpin, memberikan direksi terhadap partai ini, termasuk dalam mengambil kebijakan strategis partai," kata dia.

Kongres PAN dinilai Bara harus dijadikan momen agar PAN bisa melepaskan dari ketergantungan kepada tokoh yang ia maksud. Menurut dia, PAN membutuhkan tokoh yang berani tampil, berkomitmen, tokoh yang memiliki keberanian, dan spirit untuk lepas dari ketergantungan tersebut.

Bara pun menyebut ada beberapa kandidat caketum PAN yang masuk dalam kategori itu. Selain petahana Zulkifli Hasan, ia menyebut nama Asman Abnur.

"Saya pikir ada beberapa kandidat yang mampu untuk melakukan itu. Ya dari Bang Zul sendiri, Bang Asman Abnur, itu mereka yang punya komitmen," tutup Bara.

Amien Rais Sindir Teriakan '2 Periode', Ini Respons Zulkifli Hasan

 Amien Rais menegur kader yang meneriakkan kata 'lanjutkan' dan '2 periode' sebagai dukungan ke Ketum PAN Zulkifli Hasan. Zulkifli tak banyak merespons sindiran Amien soal perebutan kursi ketum PAN.

"Ya kutip aja yang ada ya, apa adanya aja," kata Zulkifli Hasan setelah membuka Rakernas PAN di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12/2019).

Zulkifli juga menolak bicara mengenai pengaruh Amien Rais dalam pemilihan Ketum PAN pada Kongres yang bakal diselenggarakan.

"Tanya yang lain saja," katanya.

Sebelumnya, Amien Rais merespons langsung sorakan 'lanjutkan' dan 'dua periode' saat Ketum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan sambutan. Amien Rais menyebut Rakernas berlangsung bak kongres untuk pemilihan Ketum PAN.

"Saya tadi (dengar) ada teriakan 'lanjutkan', 'lanjutkan', sudah seperti kongres ya. Nah, kalau hasil akhir yang tahu hanya Allah SWT," kata Amien Rais dalam sambutannya.

"Jadi boleh anda lanjutkan atau tidak lanjutkan, satu periode. Saya hanya tersenyum karena sudah ada di lauhul mahfuz siapa yang akan jadi ketua umum kita nanti," sambung Amien.

Setelah Amien menutup sambutan, teriakan 'lanjutkan' kembali diteriakkan sejumlah kader di arena Rakernas. Amien Rais langsung menegur.

"Lanjutkan belum tentu ya. Jangan mendahului takdir ya. Anda jangan sorak-sorak seperti itu, tidak layak. Ini bukan partai kampungan," tegas Amien.

Bara Hasibuan Bicara PAN Jadi Kendaraan Politik Satu Keluarga Pendominasi

Waketum PAN Bara Hasibuan berbicara soal adanya sosok bersama keluarganya yang mendominasi partai. Untuk itu, ia mengajak para kader PAN untuk lepas dari ketergantungan itu dengan berani melawan dengan memilih tokoh independen sebagai ketum pada Kongres PAN mendatang.

"Tantangan utama partai ini adalah bagaimana kita melepaskan ketergantungan dari satu orang. Jadi kongres ini bukan suatu rutinitas saja, suatu kegiatan rutin yang memang kegiatan paling penting bagi partai selama lima tahun, tetapi ini sangat menentukan masa depan PAN setelah 20 tahun berdiri," ungkap Bara di sela-sela Rakernas PAN di Hotel Millenium, Jl. Fachrudin, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12/2019).

Menurut Bara, kader PAN harus membawa partai menjadi lebih independen. Ia lalu menyindir soal PAN yang digunakan oleh satu keluarga untuk menjadi kendaraan politiknya.

"Bagaimana kita membawa PAN lebih independen, tidak dipakai sebagai kendaraan politik atau kendaraan salah satu keluarga saja. Kalau itu tidak bisa dilakukan, maka PAN tidak akan bisa berkembang, hanya stuck di perolehan suara 6-7 persen pada setiap pemilu. itu adalah tantangan utama dari PAN," sebut Bara.

"Seharusnya, semua peserta kongres, pengurus daerah, itu menyadari itu adalah tantangan utama bagi PAN ke depan," sambungnya.

Saat ditanya soal perbedaan pandangan sang ketum, Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Bara lagi-lagi berbicara soal sosok yang mendominasi partai. Menurut dia, perbedaan pandangan seharusnya menjadi tantangan bagi kader PAN agar partai bisa menjadi lebih independen lagi.

"Perbedaan pendapat itu juga memberikan challenge tantangan kepada peserta, apakah mereka juga bersikap independen. Dalam arti tidak selalu terus menerus dipengaruhi oleh satu orang yang selalu selama ini mendominasi partai ini. Setiap keputusan yang diambil itu harus selalu memperhitungkan apakah orang ini bisa menerima atau tidak. Dengan begitu, memang selalu selama ini ketum di bayang-bayangi oleh satu orang, tidak bisa berkembang." urai Bara.

Dia lalu menyinggung soal wacana ketum PAN hanya satu periode. Hal ini disinggung oleh Amien Rais yang meminta Zulkifli tidak lagi ikut dalam pertarungan mengejar posisi PAN-1 dalam Kongres nanti.

"(Ketum) satu periode atau dua periode, itu hanyalah suatu tradisi dalam partai ini, bukan merupakan suatu ketentuan dalam anggaran dasar atau pun konstitusi partai ini. Jadi, tradisi itu kan bisa saja berubah. Jadi, sekarang terpulang kepada para peserta. pada saatnya nanti kongres yang menentukan, siapa yang terbaik," kata dia.

"Tetapi bagi saya adalah, kita perlu pemimpin partai ini ke depan ketua umum yang bisa melepaskan ketergantungan dari satu orang itu, satu keluarga," imbuh Bara.

Bara juga membantah rumor yang menyebut ada intervensi kepada para pemilik hak suara di PAN agar memilih Zulkifli sebagai ketum lagi. Justru menurutnya, justru tekanan datang dari sosok pendominasi beserta keluarganya yang ia sebut-sebut itu.

"Tidak ada tekanan (ke DPD PAN) saya pikir, justru ada tekanan psikologis selama ini yang diberikan oleh satu orang itu. Itu adalah tekanan psikologis, saya katakan, kemauan orang ini harus selalu dituruti, ada semacam fear, ketakutan, gitu. Suasana ketakutan," ucap Bara.

"Kalau kemauan orang itu tidak diikuti, kemudian akan menimbulkan konsekuensi orang di partai ini bisa kehilangan jabatan dan sebagainya. Tidak bisa lagi, kita harus dewasa. Partai ini harus berkembang ke depan, memperkuat institusi, bukan di bayang-bayangi salah satu orang, salah satu personality," tambahnya.

Bara lalu menceritakan soal PAN yang mengikuti Pemilu pertama di tahun 1999. Saat itu, PAN disebutnya merupakan satu-satunya partau yang memiliki platform jelas.