Jumat, 13 Desember 2019

Lewat Pariwisata, Kalimantan Selatan Melepaskan Diri dari Tambang

Pariwisata dinilai bisa meningkatkan perekonomian. Itulah yang akan dilakukan Kalimantan Selatan, mengembangkan pariwisata dan melepaskan diri dari tambang.

Bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2019), Pemprov Kalimantan Selatan menggelar Calender of Event (CoE) dan Visit Kalsel 2020. Kalimantan Selatan punya 32 event pariwisata yang siap digelar di tahun 2020 mendatang.

Beberapa eventnya seperti Festival Loksado, Festival Dayak Meratus, Pesta Laut Pulau Manti, Wisata Susur Sungai, Festival Jukung Hias Tanglong, dan lainnya. Lewat berbagai event itu, diharapkan bisa mengundang wisatawan datang dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Melalui kegiatan ini, diharapkan akan merangsang investor nasional maupun internasional untuk berinvestasi di Kalimantan Selatan terutama di sektor maritim dan pariwisata," ujar Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan.

Selain lewat event, potensi wisata alam dan budaya pun tak boleh diremehkan. Kalimantan Selatan punya Tahura, pasar terapung di Banjarmasin, Pulau kaget, Kawasan Wisata Loksado, hingga Danau Panggan.

"Lebih banyak wisatawan yang datang, artinya lebih banyak pendapatan yang masuk dan pendapatan daerah bertambah. Makanya, kita mau melepaskan diri dari tambang dan mengembangkan pariwisata," ujar Supiah HK, Ketua Komisi III DPRD Kalsel pada kesempatan yang sama.

Menurut Supiah, pertambangan hanya meninggalkan lubang dan merusak ekosistem alam. Namun dengan pariwisata, alam dan budaya bakal terus terjaga.

"Bulan Desember nanti, Presiden Jokowi juga akan meresmikan Bandara Internasional Syamsudin Noor yang statusnya jadi bandara internasional. Artinya, kita bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel, Dahnial Kifli menjelaskan Kalimantan Selatan terus membenahi potensi-potensi pariwisata. Soal budaya, Kalimantan Selatan punya suku Dayak dan suku Banjar.

"Di gunung ada suku Dayak, di hilir ada suku Banjar. Kalimantan itu terkenal dengan sebutan 'Borneo' termasuk Dayak dan Banjar yang punya beragam budaya. Itu akan kita poles untuk menjadi destinasi wisata dan budaya," ujarnya.

Ni Wayan Giri, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan, pihak kementerian akan membantu dan mempromosikan event dan pariwisata Kalimantan Selatan. Pariwisata dinilai memberikan dampak positif untuk pendapatan masyarakat dan kelestarian alam.

"Perlu diperhatikan aksesibilitas, atraksi, amenitas, promosi, dan pelayanan. Prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan dan kearifan lokal harus terus terjaga," tutupnya.

Selain lewat event, potensi wisata alam dan budaya pun tak boleh diremehkan. Kalimantan Selatan punya Tahura, pasar terapung di Banjarmasin, Pulau kaget, Kawasan Wisata Loksado, hingga Danau Panggan.

'Menjual' Geopark Meratus ke Wisatawan Dunia

Meski masih menjalani tahapan masuk ke dalam daftar UNESCO Global Geopark, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tidak setengah hati mendorong Geopark Meratus naik kelas.

Tahun 2020 Geopark Meratus dipastikan naik kelas dari Geopark nasional menjadi UNESCO Global Geopark Meratus (UGG). Kemenparekraf berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tetap optimis dengan keunggulan ada 67 goesite yang sudah teridentifikasi di bentang Pegunungan Meratus.

Sejak era Arief Yahya, sebagai Menpar, hingga Wishnutama sebagai Menparekraf saat ini, komitmen untuk mendorong promosi potensi geopark Indonesia senantiasa terjaga. Geopark Meratus sendiri termasuk ke dalamnya.

Dadang Rizki Ratman, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, mengatakan bahwa potensi yang dimiliki Kalimantan Selatan khususnya bentangan pegunungan meratus terbilang tinggi.

Dadang optimis Pegunungan Meratus punya keunikan dan keunggulan lain di antara lima geopark di Indonesia yang lebih dulu ditetapkan sebagai anggota UGG. Meratus punya cerita batuan ofiolit tertua di Indonesia dengan usia 150 juta - 200 juta tahun.

"Berbicara akan naik kelas, mulai sekarang lah Geopark Meratus menjadi jualan pariwisatanya Kalimantan Selatan. Apalagi wisatawan mancanegara paling suka mencari destinasi yang berkaitan dengan alam dan penjelajahan pegunungan. Jika Kalsel ingin menjadi global player, harus menggunakan global standar," ujar Dadang saat membuka South Borneo Tourism Business Forum, di gedung Kemenparekraf, Balairung Susilo Sudarman, Jakarta.

Kemenparekraf sendiri, menurut Dadang, lebih fokus dalam mempromosikan festival dan lebih optimal menggaet kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).

Ia pun berharap Kalimantan Selatan mampu menggelar festival-festival yang mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar per tahunnya. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut butuh kerja keras, kreativitas, dan komitmen kepala daerah untuk memajukan pariwisata. Terlebih akan naik kelasnya Geopark Meratus.

Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan menegaskan bahwa Kalimantan Selatan benar-benar serius menjual geopark Meratus sebagai salah satu wisata unggulan selain Pasar Terapung, Bamboe Rafting, dan festival seni dan budaya lainnya yang sudah masuk dalam Calender Of Event nasional.

Karenanya membidik pangsa pasar dunia, bukan sekedar life servis saja, namun benar-benar akan diwujudkan. Terlebih, mengingat luas dan keragaman geologi kawasan Geopark Meratus. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika ditemukan objek wisata lainnya yang saat ini masih tersembunyi, sehingga menjadi potensi ekonomi bagi daerah ini, setelah perlahan mulai meninggalkan sektor pertambangan sebagai pendapatan daerah.

"Artinya jika kami segera jual dan mampu mendatangkan kunjungan yang cukup sigfinikan akan mendorongan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Nah sekarang kita persiapkan dengan matang, walaupun saat ini untuk kenaikan kelas Geopark Meartis sendiri ada beberapa tahapan yang harus dilakukan," ucap Rudy Resnawan yang didampingi Tim Ahli Geopark dari Dinas ESDM Kalimantan Selatan, Ir Ali Mustopa, di Jakarta.