Pariwisata dinilai bisa meningkatkan perekonomian. Itulah yang akan dilakukan Kalimantan Selatan, mengembangkan pariwisata dan melepaskan diri dari tambang.
Bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2019), Pemprov Kalimantan Selatan menggelar Calender of Event (CoE) dan Visit Kalsel 2020. Kalimantan Selatan punya 32 event pariwisata yang siap digelar di tahun 2020 mendatang.
Beberapa eventnya seperti Festival Loksado, Festival Dayak Meratus, Pesta Laut Pulau Manti, Wisata Susur Sungai, Festival Jukung Hias Tanglong, dan lainnya. Lewat berbagai event itu, diharapkan bisa mengundang wisatawan datang dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan akan merangsang investor nasional maupun internasional untuk berinvestasi di Kalimantan Selatan terutama di sektor maritim dan pariwisata," ujar Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan.
Selain lewat event, potensi wisata alam dan budaya pun tak boleh diremehkan. Kalimantan Selatan punya Tahura, pasar terapung di Banjarmasin, Pulau kaget, Kawasan Wisata Loksado, hingga Danau Panggan.
"Lebih banyak wisatawan yang datang, artinya lebih banyak pendapatan yang masuk dan pendapatan daerah bertambah. Makanya, kita mau melepaskan diri dari tambang dan mengembangkan pariwisata," ujar Supiah HK, Ketua Komisi III DPRD Kalsel pada kesempatan yang sama.
Menurut Supiah, pertambangan hanya meninggalkan lubang dan merusak ekosistem alam. Namun dengan pariwisata, alam dan budaya bakal terus terjaga.
"Bulan Desember nanti, Presiden Jokowi juga akan meresmikan Bandara Internasional Syamsudin Noor yang statusnya jadi bandara internasional. Artinya, kita bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel, Dahnial Kifli menjelaskan Kalimantan Selatan terus membenahi potensi-potensi pariwisata. Soal budaya, Kalimantan Selatan punya suku Dayak dan suku Banjar.
"Di gunung ada suku Dayak, di hilir ada suku Banjar. Kalimantan itu terkenal dengan sebutan 'Borneo' termasuk Dayak dan Banjar yang punya beragam budaya. Itu akan kita poles untuk menjadi destinasi wisata dan budaya," ujarnya.
Ni Wayan Giri, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan, pihak kementerian akan membantu dan mempromosikan event dan pariwisata Kalimantan Selatan. Pariwisata dinilai memberikan dampak positif untuk pendapatan masyarakat dan kelestarian alam.
"Perlu diperhatikan aksesibilitas, atraksi, amenitas, promosi, dan pelayanan. Prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan dan kearifan lokal harus terus terjaga," tutupnya.
Selain lewat event, potensi wisata alam dan budaya pun tak boleh diremehkan. Kalimantan Selatan punya Tahura, pasar terapung di Banjarmasin, Pulau kaget, Kawasan Wisata Loksado, hingga Danau Panggan.