Minggu, 22 Desember 2019

Kata Warga Soal Keseruan Festival Musik di Kepulauan Seribu

Setelah berlangsung selama tiga hari, akhirnya Oceanik Folk Festival Jakarta resmi selesai hari ini. Respon masyarakat pun cukup baik.

Dilangsungkan selama tiga hari dari tanggal 20-22 September 2019, pagelaran Oceanik Folk Festival Jakarta di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu telah usai hari ini, Minggu (22/9/2019). Aneka respon masyarakat akan event itu pun cukup beragam.

Diwawancarai detikcom di lokasi, event musik tersebut terbukti mendatangkan wisatawan ke Pulau Tidung selama beberapa hari kemarin. Datangnya wisatawan pun otomatis menggerakkan roda pariwisata di sana, seperti dituturkan oleh salah satu warga bernama Pipit.

"Kalau buat saya bermanfaat banget kan, jadi rame banyak pengunjungnya khusus buat pedagang jembatan cinta," ujar Pipit.

Selama acara berlangsung, Pipit mengaku tidak sempat melihat pagelaran acara karena sibuk berjaga di warung. Namun, ke depannya ia berharap agar festival serupa lebih sering digelar untuk meramaikan roda ekonomi di pulau.

"Senang sih, kalau bisa sering-sering ada hiburan buat warga sini. Bisa menghibur, kan jarang ada hiburan di sini," ujar Pipit.

Hal senada juga dituturkan oleh Husin, salah satu warga setempat yang aktif menjadi pengemudi bentor.

"Sering-sering, maksudnya rame saja demen. Ada rezeki buat bentor lumayan. Sini kan Sabtu Minggu doang rame," ujar Husin.

Tinggal di pulau, memang jauh dari hiburan. Hadirnya festival semacam ini pun jadi hiburan untuk warga. Salah satunya adalah Tia, salah satu warga yang juga berprofesi sebagai pedagang.

"Acara kemarin seru, membantu menarik wisatawan dan menghibut buar kita," pungkas Tia.

Itulah beberapa komentar warga terkait acara Oceanik Folk Festival Jakarta yang dilangsungkan tiga hari kemarin. Semoga acara serupa dapat kembali hadir tahun depan dengan format yang tak kalah menarik.

Aceh Bikin Festival Diving untuk Kembangkan Wisata Bahari Sabang

Aceh International Diving Festival and Championship 2019 digelar di Kota Sabang. Event ini dibikin untuk mempromosikan wisata bahari Tanah Rencong.

Atraksi wisata olahraga ini berlangsung selama dua hari yaitu 6-7 Oktober 2019 mendatang di kawasan wisata pantai Gapang, Sabang. Event tersebut bakal dihelat dengan perpaduan atraksi wisata budaya dan alam, khususnya diving

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin mengatakan, festival ini digelar bertujuan untuk membantu Pemerintah Aceh dalam mengembangkan wisata bahari Kota Sabang.

"Melalui festival ini, kita dapat mempromosikan potensi wisata bawah laut dan mewujudkan Sabang sebagai wisata bahari unggulan Nasional," kata Jamaluddin dalam rilis yang diterima detikTravel, Minggu (22/9/2019).

Menurut Jamaluddin, Indonesia pada tahun 2017 lalu dianugerahi sebuah penghargaan dari British Dive Magazinedi acara World Travel Market London sebagai Best Dive Destination. Oleh karena itu, Pemprov berupaya menjadikan Sabang sebagai spot selam atau destinasi selam unggulan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata RI.

"Sebagai salah satu event wisata yang berhasil masuk dalam Calendar of Event Wonderful Indonesia 2019, Aceh International Diving Festival and Championship 2019 diharapkan akan berlangsung sukses dan menjadi media efektif memperkenalkan Sabang sebagai destinasi wisata bahari unggulan Indonesia," jelas Jamal.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, menjelaskan, Aceh International Diving Festival and Championship 2019 digelar melalui perpaduan atraksi wisata budaya dan alam, khususnya diving. Khusus untuk budaya bakal ada penampilan tarian-tarian tradisional dan hiburan menarik lainnya serta makan siang bersama dengan menu "Kuah Blangong".

"Di hari pertama, akan kita lakukan perlombaan finswimming 6.000 meter untuk putra dan putri. Panitia juga memperlombakan bouyancy untuk segala umur," beber Rahmadhani.

Selain itu, pada hari kedua, panitia juga mengadakan Open Intro Dive bagi masyarakat umum dan Beach Clean up.

"Kegiatan Open Intro Dive adalah upaya kita memperkenalkan dan mendekatkan kegiatan diving kepada masyarakat, dan harapan ke depan diving menjadi salah satu aktifitas bahari favorit bagi masyarakat," kata Rahmadhani.

Patung Merlion, Nasibmu Kini...

Ikonnya Singapura, Patung Merlion terancam tutup. Akan ada mega proyek yang mengancam eksistensinya. Padahal, belum sah ke Singapura kalau belum foto di sini.

Siapa traveler yang tidak tahu Patung Merlion? Ikonnya Singapura ini jadi tujuan utama kalau melancong ke negeri ini. Belum sah rasanya liburan ke Singapura kalau belum berfoto di depan si patung singa.

Namun dalam waktu dekat, wisatawan yang melancong ke Singapura bisa jadi tak lagi menemukan patung Merlion di Pulau Sentosa. Itu karena akan ada mega proyek pembangunan jalan raya yang menghubungkan Sentosa bagian selatan dan utara.

Dikutip detikcom dari Business Insider, Minggu (22/9/2019), menurut One Faber Group tanggal 20 Oktober 2019 akan jadi hari terakhir patung singa Merlion beroperasi. Nantinya di lokasi tersebut akan dibangun jalan raya yang menghubungkan Sentosa bagian selatan dan utara.

Patung Merlion Sentosa ini adalah satu dari 7 patung merlion di Singapura. Patung ini merupakan yang tertinggi. Tingginya mencapai 37 meter.

Meski nantinya ditutup, traveler bisa melihat 6 patung merlion lain yang tersebar di seantero Singapura. Termasuk di antaranya yang berada di depan Hotel Fullerton.

Penutupan Patung Merlion di Sentosa pastinya akan membuat banyak wisatawan kecewa. Untuk menghibur warga Singapura, manajemen One Faber Group pun menawarkan tiket setengah harga untuk warga sejak 21 September 2019 hingga penutupan pada 20 Oktober 2019 mendatang. Untuk pemesanan tiket bisa melihat laman resmi One Faber.

Nantinya, Sentosa Merlion akan membuat pertunjukan edisi khusus yakni Sentosa Merlion Magic Light setiap malam yakni pukul 19.45, 20.20, 20.55 dan 21.30 waktu setempat. Selain itu juga akan ada permainan interaktif, spot foto instagrammable.

Meski disebut akan berhenti beroperasi pada Oktober mendatang, belum diketahui apakah patung 'singa' khas Singapura ini bakal dirobohkan atau tidak. Sentosa Development Corporation belum mengonfirmasi mengenai hal tersebut.

Kata Warga Soal Keseruan Festival Musik di Kepulauan Seribu

Setelah berlangsung selama tiga hari, akhirnya Oceanik Folk Festival Jakarta resmi selesai hari ini. Respon masyarakat pun cukup baik.

Dilangsungkan selama tiga hari dari tanggal 20-22 September 2019, pagelaran Oceanik Folk Festival Jakarta di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu telah usai hari ini, Minggu (22/9/2019). Aneka respon masyarakat akan event itu pun cukup beragam.

Diwawancarai detikcom di lokasi, event musik tersebut terbukti mendatangkan wisatawan ke Pulau Tidung selama beberapa hari kemarin. Datangnya wisatawan pun otomatis menggerakkan roda pariwisata di sana, seperti dituturkan oleh salah satu warga bernama Pipit.

"Kalau buat saya bermanfaat banget kan, jadi rame banyak pengunjungnya khusus buat pedagang jembatan cinta," ujar Pipit.

Selama acara berlangsung, Pipit mengaku tidak sempat melihat pagelaran acara karena sibuk berjaga di warung. Namun, ke depannya ia berharap agar festival serupa lebih sering digelar untuk meramaikan roda ekonomi di pulau.

"Senang sih, kalau bisa sering-sering ada hiburan buat warga sini. Bisa menghibur, kan jarang ada hiburan di sini," ujar Pipit.

Hal senada juga dituturkan oleh Husin, salah satu warga setempat yang aktif menjadi pengemudi bentor.

"Sering-sering, maksudnya rame saja demen. Ada rezeki buat bentor lumayan. Sini kan Sabtu Minggu doang rame," ujar Husin.

Tinggal di pulau, memang jauh dari hiburan. Hadirnya festival semacam ini pun jadi hiburan untuk warga. Salah satunya adalah Tia, salah satu warga yang juga berprofesi sebagai pedagang.

"Acara kemarin seru, membantu menarik wisatawan dan menghibut buar kita," pungkas Tia.

Itulah beberapa komentar warga terkait acara Oceanik Folk Festival Jakarta yang dilangsungkan tiga hari kemarin. Semoga acara serupa dapat kembali hadir tahun depan dengan format yang tak kalah menarik.