Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali mengusulkan moratorium atau penutupan sementara ke Nusa Penida terkait banyak kecelakaan. Haruskah seperti itu?
"Kalau sebenarnya ini bukan hanya masalah infrastruktur, kalau begitu itu menyusahkan masyarakat Nusa Penida. Sekarang sambil jalan kita perbaiki kan Nusa Penida juga tanggung jawab Bali, tanggung jawab Indonesia. Kalau dimoratorium mau makan apa mereka, jangan mikir pendek punya pemikiran," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat dihubungi via telepon, Rabu (18/9/2019).
Suwirta mengatakan pihaknya sudah memasang sejumlah rambu pengaman di kawasan Nusa Penida. Tak cuma itu, pihaknya juga sudah mengupayakan mencari dana untuk perbaikan fasilitas di objek wisata Nusa Penida yang kini tengah naik daun itu.
"Kalau beliau sendiri tidak kirim tamu ya terserah beliau. Kalau gitu gampang aja, rambu-rambu sudah ada, kita ke lapangan ini, KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), duit kita sudah ngusulin. Masih ada jalan lain yang lebih elegan, lebih manusiawi, moratorium itu bukan jalan terbaik justru menyiksa masyarakat Nusa Penida," jelasnya.
Suwirta mengatakan pihaknya juga sudah menambah pasukan balawista (badan penyelamat wisata tirta) maupun destinasi wisata baru. Dia pun mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan memajukan pariwisata Klungkung.
"Balawisata kita sudah nambah, tempat kita juga sudah tambah, tapi tempat (wisata) keburu terlalu cepat juga nambah. Makanya saya bilang gini, yuk dong ikut bantu Nusa Penida, sekarang ini kita bikin apa-apa, bikin jalan, banting tulang berusaha, terus pusat pak gub bantu bikin dermaga 2, jalan juga belum selesai-selesai," tuturnya.
"Kemarin saya masuk ke kementerian-kementerian, pak gub sudah memberi rekomendasi ini kan baru proses. Manakala proses baru berjalan Kalau ramai ya disyukuri, bukan lagi ramai kita ujug-ujug bikin moratorium," sambung Suwirta.
Dia pun mengatakan sudah memasang beberapa pagar pengaman di Nusa Penida. Suwirta memastikan pihaknya terus berbenah menata pariwisata di Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.
"Nusa Penida 4 tahun sudah seperti ini, pertanyaan saya mereka seberapa jauh mempromosikan Nusa Penida. Kita ngabisin miliaran untuk bikin Nusa Penida ramai, sebagian besar APBD sudah kita plot untuk Nusa Penida. Sedang ramai begini ujug-ujug mereka bikin isu moratorium apa itu," protesnya.
Dia berharap semua pihak ikut turun tangan untuk menata pariwisata di Nusa Penida. Suwirta menyebut bulan-bulan ini alam di Nusa Penida memang sedang berbahaya.
"Nggak, itu pekerjaan gampang bikin moratorium. Sekarang kita bikin festival Oktober, justru mari bersama-samalah dari HPI beliau ikut berusaha membuat Nusa Penida makin bagus, jangan belum tahu secara keseluruhan alam Nusa Penida memang ganas skr ini. Ya itu tugasnya pemandu wisata kita, termasuk juga pemandu dari luar yang ada di sana," tuturnya.
Dalam pekan ini ada tiga turis asing yang meninggal karena kecelakaan saat liburan di obyek tersebut yakni wanita asal Brasil Caval Heir O Biron (48), pria asal Afrika Selatan Victor Johannes Allers (43), dan terakhir turis asal Malaysia Shahfulnizam bin Jamaludin (40).
Ketua HPI I Nyoman Nuarta pun mengusulkan adanya moratorium ke kawasan wisata itu sampai infrastruktur penunjang selesai dibangun.
"Terkait dengan persoalan matinya warga negara asing di kawasan pantai memang harus segera dilakukan moratorium terkait dengan persoalan yang ada di Nusa Penida, Ceningan, dan Lembongan.
Kami mengusulkan agar ada satu badan atau otoritas yang punya kewenangan mengendalikan tata kelola pariwisata yang ada di laut Nusa Penida," kata Nuarta saat dihubungi wartawan, Rabu (18/9).