Selasa, 24 Desember 2019

Ada Jenius, Jalan-jalan ke Luar Negeri Jadi Lebih Santai

Pernah punya pengalaman buruk saat jalan-jalan ke luar negeri? Sudah semangat-semangatnya belanja eh tahu-tahu pas mau bayar kartu kreditnya nggak bisa dipakai. Duh, selain harus nahan malu letak money changer juga jauh pula. Akhirnya mood jadi hilang.

Jalan-jalan harusnya membawa suasana santai dan menyenangkan. Untuk itu segala persiapan harus dilakukan agar rencana plesiran tak jadi bencana, termasuk soal uang jajan.

Agar jalan-jalan ke luar negeri tak direpotkan oleh penukaran mata uang, kini ada satu aplikasi perbankan digital yang bisa dipakai untuk bertransaksi di luar negeri.

Jadi, tak perlu bawa uang tunai banyak, cukup pakai aplikasi Jenius. Nggak ada cerita lagi deh harus menahan malu karena kartu kreditnya trouble atau lupa menukar uang.

Lagi pula Kartu Debit Visa Jenius bisa digunakan di banyak merchant dan bisa mempermudah transaksi di negara mana pun.

Dengan begitu, kamu tidak perlu lagi repot-repot tukar uang lagi ke money changer. Cara registrasinya juga gampang banget. Cukup dengan mendownload aplikasinya, registrasi, dan verifikasi bisa melalui video call. Setelah aktif, akun Jenius pun sudah bisa digunakan.

Selamat Datang di Rote, Titik Paling Selatan Indonesia

Bukan terluar, tapi terdepan. Selamat datang di Rote, inilah titik paling selatan terdepan Indonesia.

Tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjelajahi pulau-pulau terdepan Indonesia seperti Rote, Sinabang dan Miangas. Tempat pertama adalah Rote di NTT sebagai pulau terdepan sebelah selatan.

Tapal Batas merupakan program ekspedisi yang menginformasikan bagaimana wajah daerah perbatasan Indonesia. Lengkap dengan kehidupan sosial dan segala macam aspek penunjangnya.

Lewat program ini detikcom bersama Bank BRI akan memberi gambaran kehidupan warga, aparat yang menjaga daerah perbatasan, infrastruktur dan mengenalkan potensi-potensi daerah perbatasan seperti wisata dan lainnya.

20-26 Agustus 2019 kemarin, tim Tapal Batas detikcom berangkat ke Rote. Penerbangan sekitar 1 jam 40 menit dari Jakarta ke Kupang, dilanjutkan tak sampai 30 menit dari Kupang ke Rote.

Dari atas pesawat, terbentang gugusan kepulauannya. Perairannya bergradasi nan menggoda. Garis pantai terlihat putih tanpa cela.

Mendekati Bandar Udara DC Saundale, panorama dari atas pesawat berubah. Terlihat lanskap savana luas, pegunungan sampai area persawahan. Apa ya yang penduduknya tanam di sana?

Rote Ndao atau biasa disebut Rote, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupatennya berupa kepulauan dengan total 96 pulau. Namun, hanya 7 pulau yang berpenghuni dengan Pulau Rote sebagai yang paling besar.

Rote dengan luas wilayah 1.280 km2 memiliki penduduk sebanyak 143.155 jiwa, terdiri dari 71.915 jiwa laki-laki dan 71.240 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan, yaitu Kecamatan Rote Barat Daya, Kecamatan Rote Barat Laut, Kecamatan Lobalain, Kecamatan Rote Tengah, Kecamatan Pantai Baru, Kecamatan Rote Timur, Kecamatan Rote Barat, Kecamatan Rote Selatan, Kecamatan Ndao Nuse dan Kecamatan Landu Leko.

Sekitar pukul 14.30 WITA, tim Tapal Batas detikcom dan BRI tiba di Rote. Titik paling selatan Indonesia, kami datang!

Selama 7 hari, tim Tapal Batas detikcom menjelajahi Rote. Kami menjelajahi beberapa potensi destinasi wisatanya seperti Pantai Nembrala, Batu Termanu, Tangga 300, Mulut Seribu hingga Pulau Ndana yang tak berpenghuni di bagian paling selatan dari Rote.

Sungguh, pantai-pantai berpasir putihnya begitu elok dipandang. Ombak-ombaknya pun gahar menantang, menanti para peselancar dunia untuk menaklukannya.

Bersama BRI, kami perkenalkan bagaimana geliat kehidupan dan perekonomian masyarakat di Rote. Komoditas agribisnis menjadi sektor utama di bidang pertanian dengan hasilnya seperti padi, jagung dan kacang tanah. Banyak juga masyarakat Rote bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut.

Jangan lupakan soal pohon lontar. Disebut sebagai 'Pohon Kehidupan', sejak dulu hingga sekarang masyarakat Rote menggunakan pohon lontar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya saja, getahnya dijadikan gula untuk dijual bahkan diekspor ke negara lain.

Budaya dari Rote pun menarik untuk dilirik. Topi Ti'i Langga, sebagai topi tradisionalnya bukan sekadar suvenir. Ada nilai-nilai persaudaraan dan persatuan yang tersimpan.

Keliling Eropa dan Jepang di Pekanbaru

Kalau ke Eropa dan Jepang mahal, mungkin bisa coba dulu ke Pekanbaru. Ada Asia Farm dengan berbagai miniatur yang cantik.
Lupakan kabut asap yang menyeliputi kota Pekanbaru, ibukota provinsi Riau beberapa pekan ini. Dibulan Agustus 2019 ini, saya berkesempatan mengunjungi kota Pekanbaru dan kabut asap tipis akibat pembakaran lahan gambut tampak terlihat. Tetapi setelah hujan membasahi kota ini diwaktu sore hari, kabut asap pun menghilang. Setiap mengunjungi kota Pekanbaru, saya selalu terusik mengenai tempat wisata apa yang bisa dikunjungi. Akhirnya setelah browsing, saya menemukan sebuah lokasi wisata yang tidak jauh dari pusat kota. Hanya berjarak 15-20 menit dengan naik mobil, kita bisa berkunjung ke Asia Farm.

Tenyata tidak semua warga Pekanbaru mengetahui lokasi wisata yang baru dibuka pada tanggal 21 April 2019 dan mempunyai luas lahan 4 hektar ini. Cukup dengan tiket masuk seharga Rp 25.000/orang dan khusus bagi wanita pekerja, bisa mendapatkan buy 1 get 1 Free hanya dengan memperlihatkan name tag perusahaan tempat bekerja. Ditiket tersebut, para pengunjung akan mendapatkan 1 buah free welcome drink setelah pintu masuk utama.

Asia Farm menyajikan wisata edukasi bagi para pengunjung, untuk para millenials yang suka main Hay Day, pasti akan sangat familiar sekali. Begitu masuk, para pengunjung akan disuguhkan bangunan kincir angin raksasa dengan warna merah mencolok bak dinegeri Belanda. Para pengunjung bisa berfoto2 dengar latar belakang kincir angin raksasa tersebut dan disampingnya terdapat beberapa kandang hewan seperti kambing yang sangat fotogenik sekali. Kambing-kambing tersebut seperti sadar kamera, mereka tahu kapan harus berpose dan anak-anak kecil pasti suka sambil memberi makan kambing-kambing tersebut.

Dizona Eropa, kita bisa menemui jalan kecil dengan bangunan ala Swiss dinegeri Eropa, sangat instagramable banget deh! Kalian bisa berfoto-foto dirumah pedesaan khas Eropa atau dirumah Hobbits. Bisa dipastikan IG para pengunjung akan penuh dengan feed dengan latar belakang cantik, serasa di Eropa! Bahkan para pengunjung bisa sewa kostum pakaian noni Belanda dilokasi tersebut.

Selesai dari zona Eropa, para pengunjung bisa berfoto-foto digapura Jepang dan bangunan khas kuil Shinto yang cantik dan dikelilingi dengan taman zen serta air terjun yang sangat menenangkan. Selain itu, para pengunjung akan disajikan bangunan Instagramable yang pasti familiar dengan game Hay Day. Sumur warna merah dan rumah biru muda yang cantik. Tidak terasa sudah 2 jam kami berada ditempat wisata Asia Farm yang ciamik ini.

Ternyata masih belum selesai, ada taman burung yang mana para pengunjung bisa memberikan pakan secara bebas didalam sangkar raksasa. Dengan menaiki tangga kayu dan dikelilingi oleh burung-burung cantik, para pengunjung bisa berfoto ria didepan tulisan LOVE yg lagi hits. Asia Farm ini belum semuanya selesai dibangun, kebayang apabila sudah selesai semua, wah pasti bakalan seru banget. Nggak usah jauh-jauh ke Eropa atau Jepang, cukup berada dilokasi ini kalian bisa keliling dunia dengan sangat murah. Ada beberapa penjual makanan didalam area wisata ini, jadi sangat cocok banget buat keluarga dan anak-anak. Tentu saja buat pasangan yang sedang dilanda kasmaran, tempat wisata ini sangat romantis sekali. Buka dari pukul 10.00 - 19.00 WIB setiap hari.