Kamis, 02 Januari 2020

Akhir Pekan di Garut, Ada Wisata Petik Jeruk

Ada wisata baru untuk menghabiskan akhir pekan di wilayah Kabupaten Garut. Di tempat ini, pelancong bisa makan, hingga memetik jeruk langsung dari pohonnya.

Kabupaten Garut dikenal salah satu surga wisata bagi wisatawan. Pasalnya, Garut punya beragam jenis tempat wisata alam. Daro mulai gunung hingga beragam pantai indahnya.

Ada beberapa tempat wisata ternama yang kerap dikunjungi wisatawan yang berlibur di Garut, seperti kawasan pemandian air panas Cipanas, Darajat, Pantai Santolo dan Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan.

Jika bosan dengan tempat wisata tersebut, traveller bisa berlibur di sebuah kawasan wisata baru bernama Kebun Jeruk Cikajang.

Lokasinya terletak di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. 30 kilometer arah selatan dari pusat perkotaan Garut.

Keunggulan tempat wisata ini yaitu, di tempat ini traveller bisa makan jeruk sepuasnya. Selain itu, traveller juga bisa memetik sendiri jeruk Garut yang memiliki rasa yang khas langsung dari pohonnya.

Di tempat tersebut, traveller bisa ngadem sambil menikmati pemandangan indah khas perkampungan Garut yang terkenal dengan suhu dingin dan pemandangan yang indahnya.

"Mulai 2019, kebun kami ini dibuka untuk umum. Sekarang jadi tempat wisata, kalau dulu hanya kebun biasa," ujar Uus Kusnawan (58), pemilik kebun jeruk.

Uus mengatakan, kebun ini terbentuk dari ketidaksengajaan. Bermula dari anjloknya harga jeruk Garut di pasaran yang hanya dihargai Rp 5 ribu perkilogram oleh bandar. Petani yang enggan merugi kemudian berinovasi dengan menyulap kebun miliknya menjadi tempat wisata.

Alhasil, para petani jeruk pun kini merasakan keuntungan. Sejak dibuka pertengahan 2019, wisata kebun jeruk milik Uus tiap hari kian ramai dikunjungi wisatawan dari luar kota seperti Bandung hingga Jakarta.

Setiap wisatawan yang mampir ke tempat ini dikenakan biaya Rp 15 ribu per orang. Dengan tiket seharga tersebut, wisatawan dapat makan jeruk sepuasnya di tempat.

"Wisatawan juga bisa bekal jeruk sebagai oleh-oleh, harganya Rp 15 ribu per kilogram. Perlu diketahui jeruk Garut ini rasanya beda dari yang lain. Apalagi jeruk Garut kualitas super," ucap Uus.

Wisata Kebun Jeruk Cikajang ini bisa jadi referensi bagi traveler yang hendak menghabiskan libur akhir pekan. Tempat ini bisa jadi pilihan karena dekat dengan kawasan wisata pantai selatan dan Gunung Papandayan.

Tradisi Unik Korsel, Makan Es Serut di Musim Dingin

Inilah Hongdae, sebuah distrik di Kota Seoul, Korsel. Uniknya distrik ini, punya tradisi makan es serut saat musim dingin.

Hongdae, salah satu distrik di Kota Seoul punya es serut nikmat yang biasa dinikmati saat musim dingin. Selain itu, salah satu distrik kota seoul ini punya tempat nongkrong yang instagrammable.

Jika anda berlibur ke Korea Selatan Anda wajib mengunjungi salah satu distrik di Kota Seoul yaitu Hongdae. Lokasinya dekat dengan Hongik University. Apalagi, jika ingin merasakan liburan sebagai orang lokal Anda wajib datang kesini. Waktu yang tepat untuk datang ke sini adalah malam hari karena sepanjang area Hongdae akan dipadati dengan muda-mudi yang menunjukkan kebolehannya dalam street performance.

Namanya juga tempat wisata pasti akan dipadati oleh para wisatawan. Terkadang, saya berpikir jauh-jauh ke Korea Selatan bertemu juga dengan orang Indonesia. Selama berada di Korea Selatan, saya sempat mengunjungi beberapa tempat wisata di Kota Seoul dan hampir di setiap tempat wisata bertemu dengan turis asal Indonesia juga. Namun, suasana berbeda saya temukan di Hongdae.

Saat tiba di Hongdae, cuaca di sana sekitar 10 derajat celsius. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan empat musim, suhu pada saat musim semi termasuk suhu yang sejuk. Tapi, bagi kami yang biasa hidup di udara 28-35 derajat celsius, tentu cuaca ini membuat kami harus melapisi beberapa pakaian kami agar hangat.

Herannya lagi, buat mereka warga lokal, cuaca seperti ini digunakan untuk makan es serut. Saya penasaran ingin merasakan seperti warga lokal, saya langsung menuju ke salah satu kafe yang menjual es serut sebagai menu andalannya. Mereka menyebutnya dengan bingsu. Es serutnya benar benar lembut langsung meleleh ketika masuk ke mulut. Sensasi yang baru pertama kali dalam hidup saya merasakan es selembut dan seenak ini.

Kawasan Hongdae cukup luas. Kalau saya menyebut tempat ini sebagai pusat anak gaulnya Seoul. Kafe-kafe unik dan instagramable berjajar rapi di sekitar Hongdae. Kalau kalian ingin wisata belanja disini juga pilihan tepat.

Mahasiswa Didorong Kembangkan Wisata Desa

Banyak hal positif yang bisa dipetik dalam kegiatan Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan 'Goes To Campus' di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sampang, Madura. Salah satunya mendorong mahasiswa untuk berani menjadi pionir desa wisata di kampungnya.

Menurut Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia, Andi Yuwono banyak desa di Kabupaten Sampang yang berpotensi untuk dijadikan desa wisata. Contohnya seperti di pantai Lon Malang, Toroan, Complang, dan lainnya yang tak jauh dari pantai atau kawasan perbukitan.

"Sebenarnya banyak yang bisa dijadikan desa wisata di sini, tinggal bagaimana masyarakatnya mau atau tidak. Kalaupun butuh pendampingan kami pun siap," kata Andi dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2019).

Pada kesempatan itu Andi juga mendorong mahasiswa yang mengikuti pelatihan agar berani menjadi penggerak desa wisata di daerahnya. Bahkan ketika ada mahasiswa yang bertanya bagaimana menghadapi preman kampung dan aparat desa yang tidak sepaham, yang kadang menjadi penghalang dengan lugas ia menjawab.

"Justru itu tantangannya. Kita harus bisa menyikapinya dengan bijak dan buktikan kalau dengan gagasan-gagasan kita, desa kita bisa maju. Kalau mereka sudah melihat hasilnya, pasti mereka luluh juga. Saya bisa bicara seperti ini karena saya sudah mengalami hal yang demikian," katanya.

Andi ingin mahasiswa berani menjadi pendorong desa wisata di desanya sehingga bermanfaat untuk banyak orang.

Lebih jauh Andi mengatakan, untuk bisa menjadi desa wisata, tak hanya menciptakan spot-spot foto untuk berswafoto. Lebih dari itu, desa harus bisa memenuhi kriteria desa wisata seperti adanya lembaga pengelola, atraksi wisata antara lain unsur budaya atau kesenian desa setempat, kemudian adanya homestay, batasan wilayah, dan keterlibatan masyarakat lokal.

"Sekarang ini banyak yang latah ikut-ikutan tapi tidak paham soal desa wisata. Tapi nggak ada salahnya juga sih. Kalau sudah ada niat, nanti yang tadinya tidak tahu, jadi tahu," ujarnya.

Saat ini desa wisata menjadi tema yang manarik, apalagi kebijakan pemerintah yang kini mendukung kemajuan desa. Oleh karena itu, hadirnya pelaku desa wisata seperti Andi Yuwono dalam Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan diharapkan bisa membawa inspirasi bagi mahasiswa.

"Tujuannya agar jika mereka kembali ke desanya mau mencoba menggali potensi desa untuk menjadi sesuatu yang menjadi daya tarik sehingga orang mau datang berwisata ke desa," ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Sampang, Aji Waluyo juga berharap hasil pelatihan ini bisa diterapkan di lapangan oleh peserta mahasiswa.

"Kami minta adik-adik mahasiswa setelah kegiatan ini mau menerapkan apa yang telah didapat dari pelatihan ini. Biar pariwisata di Sampang tambah maju," katanya.

Sementara itu, sebagai pembicara dari Widyaiswara Kemenpar, Fransiscus Handoko mengatakan pentingnya sadar wisata di kalangan mahasiswa dan generasi milenial. Sebab saat ini pariwisata menjadi leading sektor yang bisa menggantikan ESDM. Apalagi diharapkan bisa menjadi penyumbang devisa nomor satu di atas migas.

"Jika mahasiswa dan generasi milenial sudah memiliki kesadaran, mereka bisa langsung meng-upload foto-foto tempat wisata di daerah mereka atau tempat lainnya yang mereka kunjungi ke media sosial milik mereka. Tak hanya itu, mereka juga akan menulis keterangan fotonya lengkap. Jadi tidak sekadar foto-foto selfie. Ini bagian dari promosi pariwisata yang efektif. Mereka pun melakukannya dengan kesadaran sendiri tanpa diminta," pungkasnya.