Minggu, 05 Januari 2020

Menakjubkan! Hutan 'Avatar' di Jewel Changi

Singapura memang sangat serius dengan area Jewel di Bandara Changi. Malah, ada hutan buatan yang terinspirasi dari film animasi Avatar di dalamnya.

Menyebut nama hutan, tentu jauh dari kesan hiruk pikuk bandara beserta isinya. Namun, nyatanya kedua konsep berbeda itu dapat bertemu di dalam area Jewel yang jadi wahana wisata terbaru Bandara Changi.

Atas undangan dari Changi Airport Group, Rabu (24/7/2019), detikcom pun berkesempatan melihat langsung hutan buatan yang ada di area dalam Jewel Changi. Dirancang oleh arsitek keturunan Israel-Kanada bernama Moshe Safdie, Jewel Changi beserta isinya memang diketahui terinspirasi dari film animasi SciFi Avatar tahun 2009 silam.

Suasana itu pun sangat kental terasa ketika traveler berjalan masuk mendekati HSBC Rain Vortex yang terletak persis di pusat Jewel Changi. Mulailah dari lantai B2, di mana traveler dapat menjumpai Immersion Garden yang menjadi dasar air terjun.

Setelah itu, langkahkan kakimu ke L1 Jewel Changi untuk melihat Shiseido Forest Valley yang terbagi menjadi sisi East (Timur) dan West (Barat). Layaknya hiking di hutan, traveler bisa berjalan santai di rute yang disediakan dengan panorama pepohonan dan tumbuhan hijau di sekitarnya.

Selain terasa mirip seperti di hutan, kamu juga bisa menjumpai instalasi seni interaktif di sisi East. Apabila berjalan di sisi West, kamu bisa menjumpai air terjun buatan yang berukuran lebih kecil dari HSBC Rain Vortex. Hanya saja tak kalah indah dan asri.

Dari L1, Lanjutkan perjalanan ke L2 dan L3 Jewel Changi untuk menjumpai South Gateway Garden, West Gateway Garden serta East Gateway Garden yang juga menyajikan suasana pepohonan hijau. Tentunya traveler jangan lupa berfoto di sejumlah spot Instagramable tersebut.

Terakhir, pergilah ke area L5 Jewel Changi untuk melihat atraksi terbaru yang bernama Canopy Park. Berada di lantai teratas, keseluruhan area ini ditutupi oleh pepohonan hijau serta deretan kafe dan atraksi wisata menarik untuk semua umur.

Di salah satu sisinya juga dapat dijumpai spot Cloud9 Piazza yang menghadap langsung HSBC Rain Vortex. Dari titik ini, traveler bisa melihat keseluruhan Jewel Changi dari titik terbaik.

Apabila ingin suasana yang lebih berbeda, maka sempatkanlah datang ke Jewel Changi di malam hari. Diterangi cahaya lampu warna-warni, membuat suasana hutan buatan di Jewel Changi kian syahdu.

Siapa sangka kita bisa melihat dan merasakan suasana hutan di dekat bandara. Mungkin hanya di Jewel Changi saja untuk saat ini.

Fans Disneyland Marah, Bioskop Legendaris Diubah Jadi Toko Suvenir

Traveler yang sering liburan ke Disneyland Park di Anaheim, AS marah-marah. Sebabnya, bioskop legendaris di taman rekreasi itu diubah jadi toko suvenir.

Disneyland Park di Anaheim, California, AS jadi tempat favorit buat liburan para turis dari berbagai belahan dunia. Buat para fans, Disneyland bahkan disebut sebagai 'Tempat Paling Bahagia di Muka Bumi'.

Namun kebahagiaan para penggemar harus sedikit ternoda gara-gara, salah satu spot favorit mereka, yaitu Bioskop Legendaris Main Street berubah fungsi jadi toko suvenir. Mereka pun marah dan tidak terima

Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Senin (5/8/2019), padahal bioskop Main Street tersebut merupakan salah satu wahana pertama yang dibangun di Disneyland saat pertama kali buka di tahun 1955.

Di bioskop ini biasanya diputar film-film kartun lawas Disney dari era tahun 1920-an hingga 1930-an. Film-film klasik berdurasi 6 sampai 8 menit ini pun masih berwarna hitam putih. Tentu menonton film-film ini membawa nostalgia bagi traveler.

Namun rupanya, kebijakan dari pihak Disneyland tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para penggemar. Mereka memutuskan untuk menjadikan Bioskop Main Street ini sebagai toko suvenir.

Sementara para penggemar menganggap Disneyland sudah kebanyakan toko suvenir, sehingga tidak butuh membuka toko baru lagi. Padahal Main Street Cinema termasuk wahana tertua dan bersejarah di Disneyland.

"Sungguh sangat tidak menghormati sejarah Disney Animation. Mereka punya lahan baru seluas 5,6 hektar di SW:GE, jualan lah di sana. Tidak sesuai dengan ceritanya? Di sini juga tidak," cuit salah seorang penggemar.

Sabtu, 04 Januari 2020

Fashion Show Anak-anak Papua Sambut Festival Lembah Baliem 2019

Momen sehari menyongsong Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) 2019, dimanfaatkan Pemkab Jayawijaya untuk menyambut para tamu undangan dalam sebuah Gala Dinner, Selasa (6/8).

Acara yang berlangsung di Gedung Aithousa Bethelem, Wamena ini sekaligus untuk memperkenalkan kuliner khas daerah setempat. Serta menampilkan tarian budaya dan fashion show dengan pakaian berbahan Noken.

Pada Gala Dinner ini, tamu undangan bisa menikmati sajian kuliner tradisional Wamena. Seperti keladi, ubi ungu, kukus belanga, daun bingga, dan buah merah.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengatakan, FBLB adalah festival tertua di tanah Papua. Kegiatan ini secara terus menerus memberikan perhatian kepada pelestarian seni budaya lokal, khususnya di Kabupaten Jayawijaya.

FBLB 2019 juga dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT RI ke-74 yang dirangkai dengan berbagai kegiatan. Baik festival seni budaya, parade budaya maupun upacara bendera pada tanggal 17 Agustus mendatang.

"Festival Budaya Lembah Baliem sudah memasuki tahun ke-30. Dalam kegiatannya, akan dihadirkan cerita tentang kehidupan masyarakat Jayawijaya di masa lampau. Khususnya saat perang suku yang disebabkan masalah-masalah sosial antara anggota masyarakat," ujarnya.

Kehadiran FBLB secara perlahan telah membentuk pola pikir dan pola tindak masyarakat pribumi, untuk hidup dalam kehidupan sosial saat ini. Masyarakat semakin beradab dan berusaha meninggalkan budaya perang suku karena memiliki dampat buruk terhadap kehidupan sosial.

"Untuk tetap dapat menjaga nilai-nilai kebudayaan tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Jayawijaya menyelenggarakan Festival Budaya Lembah Baliem setiap tahun. Tujuannya, agar generasi muda dapat menjadikan event ini sebagai wahana belajar seni budaya di tanah Papua," bebernya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, FBLB 2019 akan berlangsung tanggal 7-10 Agustus. Saat ini, festival tersebut telah menjadi ikon pariwisata Papua di mata dunia. Beragam pertunjukan yang ditampilkan dijamin akan membuat wisatawan terpukau, sekaligus terhibur dengan kekuatan seni budaya yang mengakar kuat di tengah masyarakat.

"Pada FBLB 2019, wisatawan bisa menikmati atraksi kolosal perang-perangan, tari-tarian tradisional, dan seni merias tubuh dengan aksesoris. Ada pula pertunjukan alat musik tradisional seperti pikon dan witawo, atraksi memasak tradisional yakni bakar batu, dan lain-lain," urainya.

Selain atraksi pertempuran antarsuku, puncak FBLB 2019 juga akan dimeriahkan dengan pesta babi yang dimasak di bawah tanah, diiringi musik dan tarian tradisional khas Papua. Seperti tahun sebelumnya, FBLB 2019 diprediksi bakal menyedot banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Indonesia memang kaya dengan seni budaya. Sebab, negara ini didiami banyak sekali etnis atau suku bangsa. Khusus Papua, sejak dulu sangat menarik karena memiliki tradisi unik yang tidak ditemukan di daerah lain. Keindahan alam Papua juga masih terjaga, sehingga banyak wisman yang berkunjung ke sini.

"Atraksi budaya selalu menarik untuk disimak. Bahkan, budaya menjadi salah satu magnet terkuat dalam mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Melalui festival semacam ini, kita bisa belajar banyak tentang seni budaya nusantara," ungkapnya.