Minggu, 05 Januari 2020

Asyik! Turis Indonesia Bebas Visa ke Sri Lanka

Kebijakan baru diambil Pemerintah Sri Lanka. Mulai 1 Agustus 2019, turis asal Indonesia dapat bebas visa buat liburan ke Sri Lanka selama 30 hari.

Kebijakan bebas visa ke Sri Lanka ini berlaku untuk turis dari Indonesia dan 47 negara lainnya. Dilihat detikcom dari situs resmi Kedutaan Besar Sri Lanka, Senin (5/8/2019) kebijakan ini mulai berlaku efektif 1 Agustus 2019.

Turis Indonesia hanya diminta untuk mengisi formulir bebas visa begitu menginjakkan kaki di Bandara Internasional Bandaranaike di Sri Lanka. Formulir ini kemudian diserahkan di Konter Imigrasi.

Namun untuk menghindari antrean panjang di bandara, turis Indonesia yang mau liburan ke Sri Lanka disarankan untuk mengisi form bebas visa yang tersedia online lewat situs eta.gov.lk.

Setelah diisi, traveler wajib untuk mencetak Approval Notice yang nantinya akan ditunjukkan di Konter Imigrasi Bandara Bandaranaike, Sri Lanka. Layanan ini gratis, tanpa dipungut biaya apapun.

Menteri Tourism Development, Wildlife, and Christian Religious Affair Sri Lanka, John Amaratunga mengatakan bebas visa untuk turis Indonesia dan 47 negara lainnya ini berlaku selama 30 hari.

Traveler bisa liburan ke Sri Lanka dan mengunjungi beberapa destinasi yang masuk ke dalam daftar World Heritage UNESCO seperti Anuradhapura, Polonnaruwa hingga Benteng Belanda Galle.

Sri Lanka bahkan duduk di peringkat pertama Best Travel Destination 2019 versi Lonely Planet. Semuanya bisa traveler kunjungi tanpa perlu ribet mengurus visa.

5 Event Wisata Dorong Ekonomi Aceh di Triwulan II

Pariwisata bisa membantu kesejahteraan masyarakat. 5 Event wisata di Aceh pun mendorong perekonomian di Serambi Makkah.

Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2019 yaitu sebesar 125,82 persen. Lima event wisata yang digelar di sejumlah daerah ikut mempengaruhi kondisi perekonomian Tanah Rencong.

Berdasarkan data BPS, konsumen di Provinsi Aceh menyatakan persepsi yang optimis bahwa kondisi ekonominya lebih baik pada triwulan II 2019 dibanding triwulan I. Persepsi optimisme konsumen ini didukung beberapa faktor di antaranya momen Ramadan, perayaan Hari Raya Idul Fitri, dan masa liburan sekolah.

Selain itu juga ada beberapa event besar yang digelar khususnya di kota-kota sampel Survei Tendensi Konsumen (STK) Aceh, seperti Aceh Trail Adventure, Festival Mie Aceh, Gathering Pesona Indonesia, Lomba Perahu Tradisional dan Sabang Aceh Fun Bike. Penyelenggaraan event ini dinilai cukup memberikan dampak positif terhadap konsumsi masyarakat di Provinsi Aceh.

"Adanya gaji serta tunjangan ke-14 dan tambahan pendapatan lainnya juga cukup berpengaruh terhadap kondisi perekonomian di triwulan ini," kata Kepala BPS Aceh Wahyudin, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, variabel pembentuk ITK Kini diawali oleh persepsi optimisme konsumen terkait pendapatan rumah tangga dibanding triwulan sebelumnya. Nilai indeks variabel ini tercatat sebesar 125,21.

"Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Aceh memiliki persepsi yang optimis bahwa pendapatan rumah tangganya meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya," jelasnya.

Wahyudin mengungkapkan, variabel berikutnya yaitu pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga yang memiliki persepsi optimis dengan nilai optimisme sebesar 120,05. Artinya, jelasnya, sebagian besar penduduk Aceh berpersepsi kenaikan harga barang konsumsi yang terjadi tidak berpengaruh terhadap tingginya pola pengeluaran konsumsi anggota rumah tangga.

"Adapun selama triwulan ini terjadi inflasi pada April sebesar 0,42%, begitu juga pada Mei dan Juni masing-masing terjadi deflasi sebesar 1,27% dan 0,42%," ungkapnya.

Sementara secara regional, sebagian besar provinsi di Pulau Sumatera memberikan persepsi optimis yakni kondisi ekonomi pada triwulan II-2019 meningkat dibandingkan dengan triwulan I-2019. Di Sumatera, ITK triwulan II-2019 Provinsi Aceh menempati urutan keempat (125,82), di bawah Bengkulu dengan ITK sebesar 127,39 dan Kepulauan Riau senilai 128,21.

Di Sendang Suci Ini, Rambut Anak Gembel Dieng Dijamas

Setiap tahun, anak berambut gembel di Dieng diruwat dan dijamas. Untuk menjamas rambut gimbal anak-anak tersebut, digunakan air dari 2 sendang suci ini.

Memasuki kawasan Candi Arjuna di Dieng, wisatawan akan melihat situs penyucian diri kuno di sebelah utara sebelum masuk ke obyek wisata Candi. Namanya adalah Dharmasala.

Lokasi ini digunakan untuk jamasan anak gembel sebelum dilakukan ruwatan. Di situs tersebut, terdapat tumpukan batu, bangunan mirip pendapa dan terdapat dua sumur, yakni sendang Sedayu dan sendang Maerokoco.

Selain digunakan untuk tempat jamasan, air dari dua sumur tersebut juga digunakan untuk menjamasi rambut anak gembel.

Pemangku adat Dieng, Sumanto mengatakan, air yang digunakan saat jamasan anak rambut gembel berasal dari tujuh sumber mata air. Dua di antaranya adalah air sendang Sedayu dan sendang Maerokoco.

"Untuk jamasan menggunakan air tujuh sumber mata air, ada yang dari sumur Jalatunda, kawah Candradimuka, Tuk Bimalukar, termasuk juga air dari dua sendang tersebut, Sedayu dan sendang Maerokoco," jelasnya saat ditemui di rumahnya di Desa Dieng Kulon, Minggu (4/8/2019).

Ia menceritakan, dua sendang tersebut adalah peninggalan kuno, berbarengan dengan Candi Arjuno. Mitosnya, air dari dua sendang tersebut membuat wajah menjadi awet muda juga digunakan untuk cuci muka.

"Bagi yang percaya, air dari sendang Sedayu dan sendang Maerokoco ini bisa membuat muka kita awet muda," kata dia.

Sebelum gelaran DCF, sendang ini juga menjadi salah satu titik napak tilas. Napak tilas ini dimaksudkan memohon kepada Tuhan agar gelaran DCF berjalan lancar dan aman.

"Ada 37 titik lokasi napak tilas termasuk sendang itu. Intinya, kami memohon kepada Alloh, agar gelaran DCF ini berjalan lancar dan semuanya selamat baik warga maupun wisatawan," tuturnya.

Asyik! Turis Indonesia Bebas Visa ke Sri Lanka

Kebijakan baru diambil Pemerintah Sri Lanka. Mulai 1 Agustus 2019, turis asal Indonesia dapat bebas visa buat liburan ke Sri Lanka selama 30 hari.

Kebijakan bebas visa ke Sri Lanka ini berlaku untuk turis dari Indonesia dan 47 negara lainnya. Dilihat detikcom dari situs resmi Kedutaan Besar Sri Lanka, Senin (5/8/2019) kebijakan ini mulai berlaku efektif 1 Agustus 2019.

Turis Indonesia hanya diminta untuk mengisi formulir bebas visa begitu menginjakkan kaki di Bandara Internasional Bandaranaike di Sri Lanka. Formulir ini kemudian diserahkan di Konter Imigrasi.

Namun untuk menghindari antrean panjang di bandara, turis Indonesia yang mau liburan ke Sri Lanka disarankan untuk mengisi form bebas visa yang tersedia online lewat situs eta.gov.lk.

Setelah diisi, traveler wajib untuk mencetak Approval Notice yang nantinya akan ditunjukkan di Konter Imigrasi Bandara Bandaranaike, Sri Lanka. Layanan ini gratis, tanpa dipungut biaya apapun.

Menteri Tourism Development, Wildlife, and Christian Religious Affair Sri Lanka, John Amaratunga mengatakan bebas visa untuk turis Indonesia dan 47 negara lainnya ini berlaku selama 30 hari.

Traveler bisa liburan ke Sri Lanka dan mengunjungi beberapa destinasi yang masuk ke dalam daftar World Heritage UNESCO seperti Anuradhapura, Polonnaruwa hingga Benteng Belanda Galle.

Sri Lanka bahkan duduk di peringkat pertama Best Travel Destination 2019 versi Lonely Planet. Semuanya bisa traveler kunjungi tanpa perlu ribet mengurus visa.