Rabu, 08 Januari 2020

Negara Ini Punya Taman Keren untuk Edukasi Warganya

Di Fort Edmonton Park, kita bisa belajar sejarah Kota Edmonton dengan cara yang menarik. Kamu bisa bergaya di spot-spot instagramable dengan pakaian jadul.
Di setiap traveling yang saya lakukan, setidaknya saya akan mampir ke satu tempat yang memiliki cerita sejarah seperti museum, taman, bangunan atau apapun itu. Dan di Edmonton, saya mengunjungi tempat lahirnya kota ini yaitu Fort Edmonton Park.

Mereka menyebut ini sebagai taman bersejarah karena di sini kita bisa melihat lahirnya Edmonton. Fort Edmonton merupakan taman terluas di Kanada. Kategorinya living history museum, tempat yang menampilkan benda-benda bersejarah termasuk di dalamnya aktivitas, pakaian, bangunan, pekerjaan, yang semuanya dihidupkan kembali untuk menceritakan kehidupan pada periode tertentu di masa lampau.

Perlu waktu seharian di sini karena cukup banyak hal yang bisa dinikmati. Apalagi menjelang sore hari, ada banyak kegiatan outdoor yang disajikan seperti Ferris Wheel, Carousel, Merry Go Round dan beberapa jenis permainan sederhana lainnya. Menurut saya, summer adalah waktu terbaik mengunjungi Fort Edmonton Park.

Cuaca yang tidak terlalu dingin membuat kita dapat beraktivitas dengan leluasa mengingat kita akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Satu lagi, saat summer jam operasional mereka lebih panjang dibandingkan dengan musim lainnya. Jadi bisa lebih puas untuk bereksplorasi kan?

Begitu tiba di sini, kita akan langsung disambut oleh beberapa staf yang berpakaian tradisional dan mereka akan menjelaskan bagaimana melakukan tour ini. Setelah itu kami menaiki kereta api (dengan bentuk kereta yang sudah di-rebuilt) dari gate utama ke gate berikutnya untuk memulai tour. Fort Edmonton Park ini dibagi ke dalam 4 wilayah berdasarkan tahun/ era untuk memudahkan pengunjung memahami sejarah mereka.

1. 1846 Fort - Fur Trade Era (terjadi pada tahun 1795-1859)

Di sini kita bisa melihat Fort yang dijadikan tempat tinggal. Bangunannya kurang lebih terbuat dari bambu anyaman tapi cukup hangat untuk berlindung di masa itu. Di sini sudah dimulai perdagangan pertama yaitu melakukan barter bulu binatang dengan barang barang dari Eropa untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Saya sempat berfoto bersama suku asli (yang diperankan oleh staff) di depan Aboriginal Camp. Ada 1 rumah yang cukup menarik perhatian saya, yaitu The Rowand House. Ini adalah rumah terbesar di masa itu, terdiri dari 4 lantai dengan fungsi yang berbeda di tiap lantainya (untuk para pelayan, untuk urusan pekerjaan, untuk keluarga dan tamu, dan untuk gudang)

2. 1885 Street - The Settlement Era (terjadi pada tahun 1871-1891)

1885 street menggambarkan dimulainya kehidupan kota kecil, terbukti dengan hadirnya media massa (telegraph and printing media), alat transportasi (covered wagon), Jasper House Hotel, McDougall Methodist Church, dan kantor polisi. Di sini kita juga akan menjumpai Ottewell Farm, dan layaknya peternakan kita akan melihat beberapa binatang seperti kuda dan babi yang memang dengan sengaja diternakkan.

3. 1905 Street - The Municipal Era (terjadi pada tahun 1892-1914)

Pada masa ini, kehidupan sudah jauh lebih maju dan berkembang menjadi sebuah pemerintahan kota dengan hadirnya Alberta Provincial Legislature. Hal ini juga disertai dengan kondisi ekonomi yang berkembang pesat. Di masa ini, University of Alberta (1908) sudah dibuka. Saya sempat berfoto di Rutherford House, rumah Perdana Menteri pertama Alberta. Saya juga sempat mampir ke Ernest Brown's, untuk berfoto menggunakan kostum era pionir saat itu.

4. 1920 Street - The Metropolitan Era (terjadi pada tahun 1914-1929)

Jalan ini menggambarkan Edmonton selama dan sesudah Perang Dunia 1. Di era metropolitan ini, kehidupan Kota Edmonton bergantung pada rantai bisnis yang lebih luas dibanding sebelumnya. Kita akan menemui beberapa bangunan yang memang diperuntukkan untuk bisnis, seperti movie theatre, money changer, mini golf, dan lainnya.
Hampir semua bangunan yang ada di sini sudah dipugar kembali mengingat bangunan asli yang sudah rapuh.

Mengamalkan Ajaran Khadijah dari Gua Hira

Gua Hira, gua tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu melalui malaikat Jibril setelah berdiam diri berhari-hari. Gua ini terletak di atas gunung batu di Jabal Nur. Bagi yang sedang haji atau umroh, untuk sampai ke sana bisa menggunakan taksi dari masjidil harom dengan biaya 20 riyal atau naik semacam angkot dengan biaya 5 riyal per orang
Sejenak merasakan seorang Khadijah tentulah berlebihan, tentu saja tidak mungkin menyamainya. Kegigihan dan kesetiaan seorang Khadijah tentulah tidak tertanding. Tetapi, untuk mendaki gua hira ini sangatlah dibutuhkan semangat seorang Khadijah.

Pendakian gunung batu ini membutuhkan tekat yang kuat karena tidak ada tempat berteduh dari panas, tidak ada pepohonan dan rute yang terjal dan curam. Semua sepanjang mata memandang adalah batu. Perjalanan dimulai dari jalan aspal yang mendaki kemudian berlanjut tangga yang tidak sempurna sampai dengan tangga yang tidak berbentuk atau tidak bertangga sama sekali.

Tidak perlu ragu untuk melanjutkan pendakian, sedikit beristirahat dan membayangkan perjuangan Khadijah di umur 50 tahun mengirimkan makanan untuk suami dengan rute yang tentu lebih sulit dari sekarang, cukup untuk menambah suntikan tenaga.

Jika lancar dan Anda dapat berhenti beberapa kali maka waktu tempuh sekitar 2 jam sampai ke puncak. Dalam rute pendakian, ada beberapa pengemis yang siap mendoakan kita dengan bahasa Indonesia dan di puncak ada penjual kopi, buah dan mie.

Jangan berhenti terlalu lama di puncak, karena Anda belum sampai di Gua Hira. Perlu untuk sedikit turun kemudian melalui himpitan 2 batu besar seperti pintu yg hanya bisa dilalui 1 orang dan dilanjutkan dgn jalan membungkuk beberapa meter karena tidak cukup jika jalan dengan posisi berdiri, barulah kemudian sampai di depan gua. Gua Hira ini ternyata sempit sekali, muat sekitar 2-3 orang saja.

Mendatangi Gua Hira mengingatkan kita betapa luar biasa perjuangan Nabi Muhammad SAW juga Khadijah. Lokasi yang begitu sulit dijangkau, medan yang tidak mudah dan rute yang berat membuat seolah olah bisa merasakan sebuah perjuangan. Cukup melihat saja, tidak perlu melakukan apa-apa untuk menikmati sejarah.

Negara Ini Punya Taman Keren untuk Edukasi Warganya

Di Fort Edmonton Park, kita bisa belajar sejarah Kota Edmonton dengan cara yang menarik. Kamu bisa bergaya di spot-spot instagramable dengan pakaian jadul.
Di setiap traveling yang saya lakukan, setidaknya saya akan mampir ke satu tempat yang memiliki cerita sejarah seperti museum, taman, bangunan atau apapun itu. Dan di Edmonton, saya mengunjungi tempat lahirnya kota ini yaitu Fort Edmonton Park.

Mereka menyebut ini sebagai taman bersejarah karena di sini kita bisa melihat lahirnya Edmonton. Fort Edmonton merupakan taman terluas di Kanada. Kategorinya living history museum, tempat yang menampilkan benda-benda bersejarah termasuk di dalamnya aktivitas, pakaian, bangunan, pekerjaan, yang semuanya dihidupkan kembali untuk menceritakan kehidupan pada periode tertentu di masa lampau.

Perlu waktu seharian di sini karena cukup banyak hal yang bisa dinikmati. Apalagi menjelang sore hari, ada banyak kegiatan outdoor yang disajikan seperti Ferris Wheel, Carousel, Merry Go Round dan beberapa jenis permainan sederhana lainnya. Menurut saya, summer adalah waktu terbaik mengunjungi Fort Edmonton Park.

Cuaca yang tidak terlalu dingin membuat kita dapat beraktivitas dengan leluasa mengingat kita akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Satu lagi, saat summer jam operasional mereka lebih panjang dibandingkan dengan musim lainnya. Jadi bisa lebih puas untuk bereksplorasi kan?

Begitu tiba di sini, kita akan langsung disambut oleh beberapa staf yang berpakaian tradisional dan mereka akan menjelaskan bagaimana melakukan tour ini. Setelah itu kami menaiki kereta api (dengan bentuk kereta yang sudah di-rebuilt) dari gate utama ke gate berikutnya untuk memulai tour. Fort Edmonton Park ini dibagi ke dalam 4 wilayah berdasarkan tahun/ era untuk memudahkan pengunjung memahami sejarah mereka.