Kamis, 09 Januari 2020

Festival Kebudayaan Gunung Slamet Akan Digelar Akhir Pekan Ini

Festival Kesenian dan Kebudayaan Lereng Gunung Slamet akan digelar akhir pekan ini. Acara akan digelar di kawasan wisata Kebun Teh Kaligua. Yuk, nonton!

Festival budaya yang akan mengangkat kesenian dan kebudayaan lereng Gunung Slamet akan diselenggarakan di kawasan wisata Kebun Teh Kaligua, Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan Brebes, Jawa Tengah. Menurut rencana, acara ini akan digelar selama dua hari yaitu pada Sabtu-Minggu lusa.

Event Kaligua Culture Festival (KCF) ini diinisiasi oleh komunitas dan pelaku kreatif yang ada di Brebes selatan. Ketua Panitia KCF 2019, Awal Rayziq menjelaskan, culture festival adalah event budaya yang mengangkat kebudayan dan kesenian yang ada di lereng gunung Slamet, khususnya Brebes. Kegiatan ini melibatkan masyarakat, para pelaku kreatif atau komunitas yang ada di Brebes selatan.

"Harapanya bisa sekaligus untuk mengkampanyekan pentingnya pelestarian budaya dan mengajak masyarakat, para pelaku kreatif dan komunitas untuk ikut berberan aktif sebagai pegiat dan pelestari budaya," ujar Awal Rayziq, Kamis (25/7/2019)

Sesuai rencana, event ini di laksanakan hari Sabtu-Minggu tanggal 27-28 Juli 2019 di Lapangan PTPN Kaligua, Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan. Festival budaya ini mengusung tema 'Berbudaya, Bersama, Berkarya dan Bergembira'.

Adapun rangkain acara kegiatan diawali napak tilas budaya. Acara ini dimulai dari Universitas Peradaban Bumiayu menuju kebun teh Kaligua sejauh 15 km. Kemudian ada kirab budaya, upacara adat, musik kebun teh, pameran karya komunitas, creative sharing (Talkshow kreatif), upacara ketel uap, sarasehan budaya. Ada pula pesta seribu obor dan membuat berbagai item kolaborasi dari pelaku pelaku seni yang ada di Brebes selatan.

Peserta yang akan mengikuti napak tilas dikenai ongkos Rp.75 ribu per orang. Mereka akan mendapatkan kaos dan bermalam di kawasan kebuh teh. Sedangkan peserta yang tidak ikut napak tilas hanya dikenai biaya masuk Rp.25.000 per orang.

"Masing masing peserta bawa tenda dan peralatan lain. Kita akan menginap di tenda tenda," sambungnya.

Sementara itu, Manajer Agrowisata Kabun Teh Kaligua, Marjono mengatakan, selain bisa mengikuti rangkaian kegiatan festival, peserta bisa berwisata di kawasan perkebunan milik PTPN IX ini. Marjono menyarankan, peserta agar membawa peralatan tidur yang memadai karena suhu di kawasa ini cukup dingin.

"Saat ini masih kisaran 6 - 8 derajat celsius. Tapi sewaktu waktu bisa dingin sampai 3 derajat celcius," terang Marjono.

Garuda Buka Rute Medan-London, Bisa Dorong Pariwisata Danau Toba

 Garuda Indonesia membuka rute baru Medan-London. Harapannya makin banyak lagi wisman datang ke kawasan Danau Toba.

Dilansir dari kantor berita Antara, dibukanya rute Medan melalui Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, menuju Bandara Internasional London Heathrow oleh Garuda Indonesia, berpotensi mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke kawasan Danau Toba sebagai destinasi unggulan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Dengan dibukanya rute tersebut, kini Kota London telah terhubung dengan dua kota besar di Indonesia yaitu Kota Medan dan Denpasar yang ada di Pulau Bali," kata Regional CEO Sumatera Region Garuda Indonesia, Berthon Hutapea di Medan, Sumatera Utara, Kamis (25/7/2019).

Ia mengatakan rute tersebut merupakan bentuk dukungan untuk mengembangkan wisata yang ada di Sumatera Utara, khususnya kawasan Danau Toba di Kabupaten Samosir. Jumlah wisatawan asal Inggris Ditargetkan dapat meningkat karena penerbangan langsung ke wilayah Sumatera Utara.

Dibukanya rute Medan-London untuk mendukung program pemerintah yang telah ditetapkan Presiden Jokowi. Danau Toba adalah 1 dari 10 destinasi wisata unggulan yang dikembangkan untuk wisatawan asing.

Selain itu dipilihnya Bandara Internasional Kualanamu yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II dikarenakan bandara tersebut merupakan hub penerbangan terpadat yang berada di wilayah Indonesia bagian barat.

Rute ini membuat wisatawan maupun calon penumpang yang akan bepergian ke London, Inggris dipastikan akan transit melalui Bandara Internasional Kualanamu, walaupun berangkat dari Denpasar maupun Jakarta.

Untuk penerbangan dari Medan ke London maupun sebaliknya, Garuda Indonesia menyiapkan 222 kursi penumpang dengan dua jenis kelas yaitu ekonomi dan bisnis. Penerbangan ini dijadwalkan 3 kali seminggu pada Selasa, Kamis dan Sabtu. Penerbangan dengan pesawat Airbus330-200 ini jadwalnya dari Medan pukul 12.40 WIB, sedangkan dari London pukul 21.45 waktu Inggris.

Homepod, Penginapan Portabel Berbentuk Rumah Telur di Labuan Bajo (2)

Selain di Labuan Bajo, proses pembangunan homepod juga sedang dilakukan di Mandalika, Morotai, dan Wakatobi. Semuanya masuk dalam Destinasi Pariwisata Prioritas. 4 Lokasi homepod yang akan dibangun, berada di wilayah pengembangan destinasi regional III.

Ditambahkannya, pembangunan homepod ini sesuai dengan konsep nomadic tourism. Sebagai daerah yang banyak dikunjungi wisatawan, Dadang menilai Labuan Bajo harus memiliki banyak amenitas.

Namun, untuk membangun amenitas mewah seperti hotel, dibutuhkan biaya yang besar dan memakan waktu yang cukup lama.

"Itulah mengapa kita terapkan amenitas nomadic. Konsepnya, solusi sementara sebagai solusi selamanya," terang Dadang lagi.

Sementara Asdep Pengembangan Destinasi Regional III Kemenpar Harwan Ekon Cahyo, mengatakan pembangunan ini sekaligus respons atas tingginya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo.

"Kita melihat jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sepanjang 2018 cukup tinggi. Oleh karena itu, kita menawarkan homepod. Dan amenitas ini bisa menjadi alternatif. Khususnya buat para wisatawan nomadic. Yang memiliki mobilitas tinggi," papar Harwan.

Ditambahkan Harwan, peran aktif Kadisparbud Manggarai Barat, Augustinus Rinus, dalam merespons program pusat patut diberikan acungan jempol. Karena, Augustinus Rinus sangat mendukung pengembangan Manggarai Barat.

Menurutnya, selain anggaran rutin Kemenpar, program pengembangan destinasi super prioritas Labuan Bajo juga didukung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana itu tidak hanya untuk pembangunan homepod saja. Tapi juga penataan kawasan objek wisata yang ada di Labuan Bajo.

Khususnya, objek wisata andalan di Bajo seperti kawasan TN Komodo (Pulau Komodo, Pulau Rinca) Pink Beach, Goa Batu Cermin, Air Terjun Cunca Wulang, dan Goa Rangko. "Selama di Bajo, wisatawan bisa melakukan berbagai aktivitas. Seperti Snorkiling, Diving, Trekking, Liveaboard, Wisata Kuliner di Kampung Ujung," sambung Harwan.

Ditambahkannya, pengembangan di Labuan Bajo sebagai Destinasi Super Prioritas meliputi semua aspek 3A. Untuk Aksesibilitas, dilakukan pengembangan Bandara Komodo menjadi Bandara Internasional. Juga pembangunan Pelabuhan Marina yang terintegrasi dengan hotel. Dan sudah ada Kapal Marina Komodo yang melayani wisatawan ke pulau-pulau di kawasan TN Komodo. Untuk Amenitas, ada Ayana Resort yang sudah beroperasi.

"Saat ini pengembangan destinasi Labuan Bajo diarahkan ke Utara untuk pengembangan pelabuhan niaga. Sehingga, terpisah dengan Pelabuhan Marina. Akses dan atraksi jalur selatan juga sedang dikembangkan untuk bisa tembus ke Kampung Wae Rebo Kabupaten Manggarai. Nantinya, jalur wisatawan yang datang dan keluar Labuan Bajo bisa melalui jalur utara maupun selatan," papar Harwan.

Berdasarkan data BPS, jumlah Wisatawan Nusantara yang berkunjung sebanyak ke Kabupaten Manggarai Barat tahun 2018 sebanyak 91.330 orang. Sedangkan Wisatawan Mancanegara 71.111 orang.

Sementara untuk tahun 2019, kawasan ini diproyeksikan bisa menghadirkan 500.000 wisman, dan 1.000.000 wisnus.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa (23/7/2019) lalu berkesempatan menyaksikan homepod di Desa Wisata Liang Ndara. Arief bahkan sempat melihat bagian dalamnya.

"Pilihan destinasi Manggarai Barat mengembangkan konsep Nomadic Tourism sangat ideal. Alam dan budaya eksotisnya sangat mendukung. Para wisatawan semakin dekat dengan alam. Mereka mendapat experience lebih, khususnya melalui Homepod ini. Destinasi juga punya daya tampung besar," tutur mantan Dirut PT Telkom itu.

Dijelaskannya, amenitas dalam konsep nomadic tourism cukup banyak. Selain Homepod, ada juga Caravan dan Glamping.

"Investasi yang dikeluarkan untuk mengembangkan amenitas nomadic sangat ramah. Yang jelas, pangsa pasarnya sangat menjanjikan. Kami berharap, akan ada banyak tempat di Nusa Tenggara Timur yang menerapkan konsep amenitas seperti ini. Segala aspeknya sangat potensial," terang Arief.