Sabtu, 11 Januari 2020

Jika Danau Toba Dapat Sertifikasi UNESCO, Lebih Mudah 'Menjualnya'

Danau Toba ditargetkan mendapat sertifikasi UNESCO Global Geopark (UGG) tahun 2019 ini. Jika dapat, maka lebih mudah mempromosikan Danau Toba

"Danau Toba indah, semua orang juga tahu. Tapi ketika itu tidak di-certified, maka kita akan susah menjualnya. Salah satu sertifikasi tingkat dunia itu adalah UNESCO Global Geopark (UGG). Karena itu (Danau Toba) adalah vulkanik lake terbesar di dunia," ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya di Medan, Kamis (18/7/2019).

"Kalau itu sudah terjadi maka akan mudah, kalau orang marketing akan mudah menjualnya. Kalau orang lingkungan makin mudah kita menegakkan disiplin. Kalau sudah dapat UGG tidak akan ada lagi pencemaran dan sebagainya," lanjut Arief menjelaskan.

Saat ini, katanya, Kementerian Pariwisata bersama dengan BPODT (Badan Pelaksana Otorita Danau Toba) tengah mempersiapkan infrastruktur dan utilitas dasar di kawasan Danau Toba. Karena, apabila tidak ada infrastruktur dan utilitas dasar maka akan sulit untuk menawarkan Danau Toba kepada para investor.

"Kita belum punya infrastruktur dan fasilitas di dalam. Jalan, air, listrik dan internet belum ada. Apa yang terjadi sampai 2019? Infrastruktur dan utilitas dasar harus tuntas," tegasnya.

Selain Danau Toba, pemerintah pusat juga tengah fokus pembangunan infrastruktur besar-besaran di empat destinasi super prioritas di Indonesia. Selain Danau Toba, ada Borobudur, Mandalika dan Labuhan Bajo. Untuk objek wisata itu, Presiden Joko Widido menyiapkan anggaran mencapai Rp 6,4 T.

Turkish Airlines Buka Rute Penerbangan ke Denpasar

 Turkish Airlines membuka rute penerbangan menuju Denpasar, Bali. Rute terbaru Turkish Airlines ini akan dilayani sebanyak 3 kali dalam sepekan sepanjang Juli dan dilanjutkan dengan penerbangan setiap hari mulai bulan Agustus.

Maskapai ini melayani penerbangan dengan menggunakan pesawat Boeing 787 Dreamliners. Menggunakan nomor Flight TK 066, Turkish Airlines menyediakan 300 kursi dengan rincian 30 kursi bisnis dan 270 lainnya ekonomi.

"Bali sangat konsisten mengusung pariwisata dengan budaya yang unik dan alam yang indah. Kami memilih Bali karena reputasinya sudah dunia. Keindahan alam dan budaya telah menjadi pilihan wisatawan mancanegara jika ke Bali. Bandara kami sudah semakin besar sebagai hub, pesawat kami sudah semakin canggih. Ayo seluruh dunia eksplore Bali yang sangat indah ini," kata Petinggi Turkish Airlines Orhan Birdal dalam keterangan tertulis, Kamis (18/7/2019).

Orhan optimis penerbangan ini akan semakin besar karena cakupan yang sangat luas, ke seluruh dunia. Orhan menilai Pulau Dewata adalah lokasi yang pas menjadi pintu gerbang untuk bertamasya. Apalagi pariwisata Bali sudah berada di level dunia.

"Pangsa pasarnya tentu dunia akan melirik penerbangan kami. Turkish Airlines terus tumbuh menjadi maskapai besar yang melayani 312 destinasi di 124 negara tujuan. Armadanya mencapai 352 pesawat dengan teknologi pesawat terbaru. Jadi akan kami bawa penumpang ke Bali sebanyak-banyaknya," katanya.

"Terima kasih juga kepada Kementerian Pariwisata yang telah bekerjasama dengan kami, semoga kerjasama kita terjalin dengan baik dan sukses terus di kemudian hari," lanjutnya.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata Nia Niscaya meyakini jika rute baru ini akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan Eropa. Karena Turkish Airlines merupakan maskapai besar dan terluas jangkauannya.

"Turkish Airlines adalah maskapai yang cakupannnya sangat luas. Dengan itu kita bukan hanya didukung penerbangan dan wisatawan dari Turki, tetapi dari seluruh Eropa. Ini tentu sangat berimbas baik bagi pariwisata Indonesia. Karena setelah ke Bali, bisa ke destinasi kita yang lain," ujar Nia.

Melestarikan Burung Maleo yang Hampir Punah di Bone Bolango

Burung Maleo adalah hewan endemik Sulawesi. Statusnya yang terancam punah membuat burung ini dilestarikan di Bone Bolango. Wisatawan bisa berkunjung ke sini.

Langkah serius Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo untuk mengelola ekowisata, terutama lokasi pelestarian burung Maleo (Macrocephalon maleo) sudah mulai nampak.

Bupati Bone Bolango, Hamim Pou mendatangi dan mengamati secara langsung perkembangan burung Maleo yang berada di Desa Hungayono, Kecamatan Suwawa yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone pada Senin (15/7) lalu.

Untuk menuju lokasi penangkaran habitat burung Maleo, traveler harus berjalan kaki selama satu jam dengan melewati beberapa sungai kecil dan tanjakan Gunung Hungayono.

Menurut Bupati Bone Bolango Hamim Pou, keistimewaan dari Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adanya spesies hewan khas ekosistem Wallacea burung maleo yang habitatnya hanya hidup di Pulau Sulawesi.

"Kami alhamdulillah mengamati secara langsung cerita tentang Hungayono yang dikenal dengan lokasi burung Maleo dan 200 species lainnya. Seperti kita ketahui burung Maleo adalah satwa endemik yang ada di Sulawesi," kata Bupati Bone Bolango, Hamim Pou, pada detikcom, Rabu (17/7/2019).

Hamim menyatakan akan terus mengembangkan potensi alamnya. Masyarakat dan pemeriNtah daerah akan terus menjaga dan merawat dengan baik keberadaan burung maleo ini. Bahkan ada yang menyatakn satwa endemik ini juga tergolong hewan yang terancam punah.

"Burung Maleo ini adalah satwa endemik yang terancam punah maka dari itu lewat usaha dari kita semua alhamdulillah kita dapat mempertahankan populasinya dalam jumlah yang lumayan dan ini menjadi pedoman kita semua untuk terus peduli merawat dan menjaga keberadaan burung Maleo ini," jelas Hamim yang juga mantan wartawan ini.

Kedatangan bupati bersama Kepala Taman Nasional Supriyanto selain melihat langsung habitat burung Maleo juga mencanangkan paket wisata foster parent maleo di Hungayono.

Wisata alam Hungayono menjadi salah satu potensi wisata alam yang bakal menjadi salah satu landmark pariwisata Bone Bolango ke depan.

"Kita tidak hanya menyaksikan bagaimana Maleo bertelur dan terbang bebas, kita bisa menikmati sekitar 200 spesies burung yang ada di sana atau di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Anda bisa datang bersama keluarga di tengah hutan, di tengah alang-alang, menikmati air terjun, serta menikmati burung berterbangan kupu-kupu juga sangat banyak di sini," lanjut Hamim.

Untuk mengembangkan ekowisata, kata Hamim, pihaknya akan kolaborasi dengan pihak taman nasional. Pihaknya akan menyiapkan villa-villa atau losmen kecil yang terbuka menyatu dengan alam. Pondok atau gubuk pengintaian.

"Mudah-mudahan dalam satu atau dua bulan ke depan kami akan memaksimalkan kolompok sadar wisata. Kita akan menjual kekayaan wisata kita yang ada di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone utamanya yang ada di kawasan Kabupaten Bone Bolango. Bisa dibayangkan orang Eropa atau Jepang yang terbang sangat jauh hanya untuk mendengarkan suara-suara burung hanya menyaksikan burung Maleo. siapa yang untung? masyarakat. Oleh itu kita tidak secara menjual potensi wisata tapi juga menjadi pelestari seluruh flora dan fauna yang ada di taman nasional," tutup Hamim.