Minggu, 19 Januari 2020

Citilink Terbang ke Kamboja Langsung Jadi Primadona

Citilink mulai melayani penerbangan langsung antara Jakarta dan Phnom Penh, Kamboja. Rute itu langsung jadi primadona.

Ada sejumlah puluhan ribu penumpang yang akan ke Indonesia tapi harus transit di beberapa lokasi. Nah keberadaan maskapai LCC ini jadi pilihan utamanya.

"Faktor niche market berperan penting dalam menentukan destinasi yang akan dibuka. Dibandingkan dengan membuka rute ke negara tetangga di ASEAN lainnya yang sudah banyak kompetitornya. Di sini Citilink disambut dengan baik bagai primadona, semua Kementerian di Kamboja datang," kata VP Corporate Strategy Citilink Indonesia Heriyanto di Kamboja, Jumat (21/6/2019).

Citilink mengaku optimis dengan pembukaan rute penerbangan langsung Jakarta-Phnom Penh ini. Menurut staf Citilink yang lain, dulu ada penerbangan Garuda Indonesia ke Phnom Penh, namun itu sudah berlalu puluhan tahun yang lalu, yakni berkisar 50 tahun lamanya.

"Kita mesti optimis tiap kali buka. Data kita di tahun 2017 itu ada 75.000 orang yang nggak langsung. Kata Dubes Sudirman Haseng itu tumbuh 30 persen orang Indonesia pada waktu itu," Jelas Heriyanto.

"Nah kita berharap. Target tahun ini, paling nggak 3 kali seminggu bisa stabil. Maksudnya marketnya bisa bener-bener stabil lah. 75-76 persen keterisian kursi," tegas dia menambahkan.

Jadi primadona bukan tanpa risiko. Citilink mengaku ada pertaruhan yang lumayan besar di rute barunya, namun ia punya ruang gerak yang lebih lebar.

"Memang pertaruhan yang lumayan tinggi juga. Tapi paling nggak di sini kita jadi primadona. Karena jadi niche market kita punya ruang gerak yang lumayan lebar di sini," jelas Heriyanto.
Dijelaskan dia, Airline di Kamboja tak seperti di Indonesia, yakni masih kecil. Bahkan, flag carrier atau maskapai utama di sana hanya memiliki 4 pesawat ATR.

"Internasionalnya hanya ke Thailand dan Vietnam," kata Heriyanto.

Pemprov Jateng Promosi Wisata lewat Lomba Rally di Solo

Pemprov Jateng makin gencar mempromosikan berbagai destinasi wisata. Menyasar berbagai sektor, lomba Rally kini menjadi salah satu media promosi.

Promosi destinasi wisata Provinsi Jawa Tengah terus dilakukan. Kali ini untuk pertama kaliya digelar Fun and Time Rally melewati tempat wisata di Solo raya dengan target peserta luar Jawa Tengah.

Rally akan dimulai pada tanggal 28/6/2019 mendatang dan berjalan dua hari. Lomba yang dimulai Kabupaten Karanganyar akan melewati sejumlah tempat, yaitu Kebun Teh Kemuning termasuk bukit Sakura, Grojogan Sewu, kemudian Museum Manusia Purba Sangiran yang berada di Kabupaten Sragen. Selama perjalanan juga banyak dilewati tempat menarik serta kuliernya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimun megatakan Pemprov Jateng memang serius memperhatikan sektor pariwisata. Oleh sebab itu event ini termasuk salah satu media untuk promosi.

"Banyak peserta dari luar, kita memang pada kegiatan ini bidi perally dari luar Jawa Tengah," kata Yasin saat lauching Fun and Time Rally 2019 di Taman Srigunting, Kota Lama Semarang, Jumat (21/6/2019) malam.

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinung N Rachmadi mengatakan pihaknya terpaksa menolak peserta yang mendaftar karena kuota sudah penuh. Ia menjelaskan kuota 200 peserta dibagi 80 persen peserta luar Jateng dan sisanya dalam Jateng.

"Porsi 80 persen itu kita tawarkan untuk komunitas perally dari Sabang sampai Merauke," jelas Sinung.

"Maksud kami untuk promosi wisata, ini pertama kali," imbuhnya.

Tidak hanya lewat dan mengunjungi, lanjut Sinung, peserta Fun Rally juga harus ngevlog ditempat wisata atau menemukan hal menarik yang lainnya selama race dan memposting di media sosial masing-masing karena akan ada hadiah bagi yang vlog atau fotonya terpilih.

"Jadi dapat ikut memviralkan dan ada daya reapeter-nya, ingin kembali mengunjungi," jelas Sinung.

Pimpinan Lomba, Stevie S Wibowo menjelaskan hal teknis yaitu terkait kecepatan. Tiap peserta ada interval 1 menit kemudian ada batas kecepatan untuk menjelajah rute 88,28 kilometer itu.

"Kecepatan untuk luar 'kota' 25 KM/jam dan dalam kota maksimal 20 KM/jam. Ini Ketepatan waktu bukan speed. Peserta akan disuguhi pemandangan. Bukit Sakura ke Sangiran itu indah sekali," kata Stevie. 

Ada Fenomena Embun Es di Dieng, Wisatawan Datang Sejak Pagi

Fenomena embun es di dataran tinggi Dieng terus membuat wisatawan penasaran untuk melihat langsung. Hari ini, Sabtu (22/6/2019) wisatawan mulai berdatangan sejak pukul 05.30 WIB.

Bramantyo, salah satu wisatawan sengaja menyempatkan diri ke Dieng lantaran penasaran dengan fenomena embun es. Beruntung, niat berlibur ke Dieng kali ini terbayar dengan munculnya embun es. Mengingat kemunculan embun es tidak setiap hari dan sulit diprediksi.

"Saya dari Jogja, dan memang sengaja ingin melihat langsung embun es. Sebelumnya pernah, tetapi sampai Dieng ternyata embun es tidak muncul," ujarnya.

Meski suhu terasa dingin, namun ia mengaku puas bisa melihat embun yang membeku. Termasuk air yang menggenang di plastik yang ikut membeku.

"Rasanya memang dingin sekali, karena suhu udara juga sampai minus 5 derajat celsius. Tetapi ini moment langka jadi tetap menyenangkan," tuturnya.

Kepala UPT Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mengatakan, wisatawan sudah mulai berdatangan sejak pagi buta. Wisatawan tersebut sengaja memburu embun es, lantaran obeyk wisata lainnya belum buka.

"Para wisatawan ini sudah mulai berdatangan sejak pagi. Mereka ke lapangan Saung yang berada di sekitar komplek Candi Arjuna. Di sana tidak ada obyek wisata lain, kecuali hamparan embun es," terangnya.

Untuk komplek Candi Arjuna mulai buka untuk wisatawan pukul 07.00 WIB. Kebetulan, saat ini embun es di komplek Candi Arjuna justru lebih tipis jika dibanding lapangan Saung.

"Biasanya di komplek Candi Arjuna tebal, tetapi hari ini justru lebih tipis. Jadi wisatawan menuju lapangan Saung," kata dia. 

Citilink Terbang ke Kamboja Langsung Jadi Primadona

Citilink mulai melayani penerbangan langsung antara Jakarta dan Phnom Penh, Kamboja. Rute itu langsung jadi primadona.

Ada sejumlah puluhan ribu penumpang yang akan ke Indonesia tapi harus transit di beberapa lokasi. Nah keberadaan maskapai LCC ini jadi pilihan utamanya.

"Faktor niche market berperan penting dalam menentukan destinasi yang akan dibuka. Dibandingkan dengan membuka rute ke negara tetangga di ASEAN lainnya yang sudah banyak kompetitornya. Di sini Citilink disambut dengan baik bagai primadona, semua Kementerian di Kamboja datang," kata VP Corporate Strategy Citilink Indonesia Heriyanto di Kamboja, Jumat (21/6/2019).

Citilink mengaku optimis dengan pembukaan rute penerbangan langsung Jakarta-Phnom Penh ini. Menurut staf Citilink yang lain, dulu ada penerbangan Garuda Indonesia ke Phnom Penh, namun itu sudah berlalu puluhan tahun yang lalu, yakni berkisar 50 tahun lamanya.

"Kita mesti optimis tiap kali buka. Data kita di tahun 2017 itu ada 75.000 orang yang nggak langsung. Kata Dubes Sudirman Haseng itu tumbuh 30 persen orang Indonesia pada waktu itu," Jelas Heriyanto.

"Nah kita berharap. Target tahun ini, paling nggak 3 kali seminggu bisa stabil. Maksudnya marketnya bisa bener-bener stabil lah. 75-76 persen keterisian kursi," tegas dia menambahkan.

Jadi primadona bukan tanpa risiko. Citilink mengaku ada pertaruhan yang lumayan besar di rute barunya, namun ia punya ruang gerak yang lebih lebar.

"Memang pertaruhan yang lumayan tinggi juga. Tapi paling nggak di sini kita jadi primadona. Karena jadi niche market kita punya ruang gerak yang lumayan lebar di sini," jelas Heriyanto.
Dijelaskan dia, Airline di Kamboja tak seperti di Indonesia, yakni masih kecil. Bahkan, flag carrier atau maskapai utama di sana hanya memiliki 4 pesawat ATR.

"Internasionalnya hanya ke Thailand dan Vietnam," kata Heriyanto.