Kamis, 30 Januari 2020

Larang Pasangan Belum Menikah Sekamar, Hotel Ini Malah Dibully Warganet

Tiap hotel punya aturan untuk tamunya. Ada hotel di Filipina melarang pasangan yang belum nikah untuk sekamar, namun malah disemprot warganet.

Umumnya mayoritas hotel di dunia tak mempermasalahkan pasangan yang belum menikah sekamar karena satu hal dan lainnya. Namun, Hotel Ephrathah Farms di Iloilo, Filipina, punya pandangan berbeda soal itu.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Kamis (2/5/2019), hotel tersebut mewajibkan tamu lelaki dan perempuan, harus sudah menikah, begitu seperti diberitakan media News Australia.

Aturan tersebut merupakan satu dari tiga aturan utama hotel yang dikhususkan untuk pasangan yang ingin menginap di hotel tersebut. Sisanya adalah pasangan harus menyertakan bukti lain seperti buku nikah hingga cincin kawin.

Di aturan ketiga, pihak hotel menulis kalau mereka sangat menjunjung tinggi kepercayaan Kristen yang mewajibkan pasangan sekamar harus telah menikah lebih dulu.

"Mungkin orang-orang akan berkata kalau ini keputusan yang salah, tapi kepercayaan kami pada Tuhan jauh lebih besar daripada uang. Kami telah beroperasi selama enam tahun dan ini adalah aturan sejak hari pertama kami beroperasi," ujar sang pemilik dalam komentarnya di laman Facebook.

Aturan hotel itu pun vira di media sosial setelah ada salah satu tamu hotel yang mengunggah fotonya di Facebook. Komentar pro kontra warganet pun menghiasi kolom komentarnya. Ada juga yang bertanya, apakah aturan serupa juga berlaku untuk pasangan sesama jenis.

"Anda seharusnya buka gereja saja ketimbang hotel," ujar salah satu warganet.

Lain padang memang lain belalang. Sementara, aturan semacam itu di Indonesia cukup lazim. Di Indonesia, aturan serupa juga dimiliki oleh sejumlah hotel syariah yang mewajibkan pasangan untuk menunjukkan bukti pernikahan mereka apabila ingin menginap sekamar. 

Terminal 2F Bandara Soetta Resmi untuk Penerbangan Berbiaya Murah

PT Angkasa Pura (AP) II telah resmi membuka Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai Low Cost Carrier Terminal (LCCT) pertama di Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap pembukaan ini dapat mempermudah dan mampu menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia. Apalagi LCCT di terminal 2F khusus melayani penerbangan internasional.

"Pertama-tama saya ucapkan selamat dan terima kasih kepada AP II yang telah resmi mengoperasikan terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai LCCT pertama di Indonesia. Ini bukti spirit Indonesia Incorporated. Spirit bersama membangun pariwisata Indonesia," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5/2019).

Menurut Arief, dengan pembukaan ini dapat dipastikan laju pariwisata Indonesia akan semakin kencang. Karena sebagian besar wisman yang datang ke Indonesia adalah melalui jalur udara. Apalagi tren pertumbuhan Low Cost Carriers (LCC) dunia sangat tinggi.

"Nah airlines itu ada dua besar, satu full service carrier, seperti Garuda, SQ (Singapore Airline), lalu ada low cost carrier (LCC) seperti Air Asia, Lion. Yang full service carrier hanya tumbuh 5%, yang LCC tumbuhnya lebih dari 20%. Jadi LCCT bukan kebutuhan pariwisata, tapi keniscayaan Indonesia," ujar Arief.

Arief menjelaskan dengan adanya pariwisata (tourism) maka akan merangsang pertumbuhan transaksi perdagangan (trade) dan masuknya penanaman modal (investment) atau disebut TTI (Tourism-Trade-Investment).

"Nah, pariwisata dapat berkembang dan wisman dapat semakin banyak masuk bila aksesnya 'dipermudah', salah satunya melalui adanya LCCT," pungkas Arief.

Sementara itu, Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, pembukaan LCCT di terminal 2F menjadi komitmen AP II untuk berperan aktif dalam meningkatkan pariwisata di Indonesia.

"Dengan adanya LCCT, Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah melengkapi dan meningkatkan konektivitas dan memperluas keterjangkauan perjalanan berwisata ke Indonesia," kata Awaluddin.

LCC Terminal 2F sendiri, lanjut Awaluddin, merupakan bagian dari revitalisasi menyeluruh di Terminal 2. Saat ini Terminal 2 berkapasitas 9 juta penumpang per tahun. Setelah revitalisasi usai pada 2022, maka kapasitas akan bertambah menjadi 24 juta penumpang per tahun.

"Dengan dioperasikannya LCC Terminal 2F semakin memperluas konektivitas dan pangsa pasar Bandara Soekarno-Hatta. Khususnya di segmen penerbangan berbiaya murah yang saat ini tumbuh sangat tinggi," tutupnya.

AirAsia Jadikan Lombok Sebagai Hub Baru untuk Penerbangan Australia

AirAsia telah resmi menggunakan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai Hub baru. Poros utamanya Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok dengan Perth, Australia. Lombok juga akan menjadi konektor wisatawan Negeri Kanguru dengan banyak destinasi di Indonesia.

Penerbangan langsung Perth-Lombok akan dioperasikan mulai 9 Juni 2019. Skenario besar lanjutan sudah disiapkan AirAsia. Mereka akan menghubungkan Lombok dengan 3 destinasi, yaitu Bali, Jakarta, dan Yogyakarta. Aktivasi Hub Lombok oleh AirAsia pun diapresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

"Terima kasih AirAsia, sudah menjadikan Lombok International Airport (LIA) sebagai Hub. Lebih khusus, AirAsia juga membantu branding Wonderful Indonesia di badan pesawatnya. Kami pun sangat mengapresiasi kerja sama yang terjalin baik dan erat ini. Bagaimanapun, semua ini sangat positif bagi perkembagan pariwisata Indonesia," ungkap Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5/2019).

Hub baru Lombok-Perth resmi beroperasi pada Kamis (2/5). Bersamaan dengan itu, AirAsia juga meluncurkan livery pesawat dengan desain unik. Desain livery-nya istimewa karena menampilkan ikon destinasi di Lombok.

Ada destinasi Gunung Rinjani dan pesona bawah laut Gili-Gilinya. Sebab, Lombok identik dengan 3 Gili, yaitu Trawangan, Meno, dan Air. Livery ini ditempatkan di Airbus A320 dengan kode registrasi PK-AXU.

"Aktivasi poros Lombok-Australia akan menguatkan pariwisata NTB. Dalam pengembangan destinasi, rumus 3A tetap berlaku seperti Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas. Apa yang dilakukan oleh AirAsia dengan memilih Transportation Hub di Lombok sejalan dengan program pengembangan destinasi dan lebih khusus aksesibilitasnya. Kami selalu menghitung dan menambah jumlah seat capacity," tegasnya.

Sebelum mengembangkan Lombok sebagai Hub, AirAsia sudah membuka jalur internasional. Lombok dan Kuala Lumpur, Malaysia, terhubung secara langsung sejak 2012.

Rapor pergerakan wisatawannya kompetitif dengan lebih dari 1 Juta orang telah diterbangkan sejak penerbangan perdananya. Kini dengan aktivasi Lombok, AirAsia memiliki 5 Hub di Indonesia setelah sebelumnya AirAsia beroperasi melalui Hub Jakarta, Surabaya, Medan, juga Bali.

"Opsi AirAsia menjadikan Lombok sebagai Hub sudah tepat. Lombok punya destinasi Mandalika yang masuk 1 dari 10 Bali Baru dan 10 destinasi Prioritas. Lombok pun memiliki pertumbuhan wisman yang tergolong sangat cepat. Hal ini tidak lepas dari potensi alam, budaya, dan manmade-nya yang luar biasa. Pasti akan ada banyak value yang didapat AirAsia dari Hub Lombok-Australia," terang Arief lagi.

Lombok dan NTB menjadi destinasi menjanjikan sepanjang 2018. Pulau Seribu Masjid dikunjungi oleh 78.930 orang wisman. Australia mengirimkan pun mengirimkan 1.594 wisatawannya di sepanjang 2018. Jumlah ini dominan untuk zonasi Oseania yang berjumlah total 1.872 orang wisatawan. Selain Australia, zonasi ini juga ditopang Selandia Baru (277 orang) dan Papua New Guinea (1 orang).

"Kami sangat senang karena bisa meresmikan Hub terbaru bagi AirAsia di Lombok, destinasi dengan beragam pesona wisata yang memiliki tempat spesial di hati masyarakat luas. Peresmian Hub hari ini selain tentunya mendukung pariwisata Indonesia, Hub ini juga menciptakan peluang kerja bagi warga setempat," papar Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan.

Sepanjang 2018, AirAsia menyumbang pergerakan wisman hingga 3,2 Juta orang. Jumlah ini punya prosentase sekitar 25% dari total kunjungan wisman sepanjang 2018. Dendy pun menuturkan, komitmen lebih besar ditunjukkan oleh AirAsia. Sebab, Hub ini akan ditopang oleh 2 pesawat Airbus A320 berkapasitas 180 kursi.

"Kami tetap menjadi maskapai terdepan yang mendatangkan wisman dalam jumlah besar tahun lalu. Untuk Hub Lombok, kami juga serius dengan menempatkan dua pesawat. Kami optimistis dengan livery 'I Love Lombok' ini, akan semakin banyak lagi orang yang jatuh cinta dengan Lombok sepulangnya dari rumah baru kami ini," tutur Dendy.

"Lebih lanjut, AirAsia juga akan meluncurkan serangkaian inisiatif pariwisata berkelanjutan yang menyusul upaya yang telah dimulai oleh sayap sosialnya, AirAsia Foundation, yang telah bekerja sama dengan komunitas untuk mendirikan rumah tinggal sementara serta membangun kembali kawasan tempat tinggal penduduk pasca gempa", lanjut Dendy.