Kamis, 30 Januari 2020

Asyik! Ke Bandara Ngurah Rai Bali Bisa Naik Bus Trans Sarbagita

Kabar baik untuk wisatawan yang liburan ke Bali. Bus Trans Sarbagita beroperasi ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali baik terminal domestik dan internasional.

"Dengan dioperasikannya kembali Trans Sarbagita dengan melewati bandar udara inilah, kami berharap hal ini dapat menjawab pertanyaan masyarakat luas akan ketersediaan sarana transportasi massal yang melayani penumpang dari dan menuju bandar udara," kata General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali, Haruman Sulaksono, dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Bali, Kamis (2/5/2019).

Di lokasi yang sama, Gubernur Bali I Wayan Koster berharap dengan layanan transportasi publik ini bisa menjadi pilihan bagi masyarakat maupun para turis mancanegara. Apalagi bus ini menjadi salah satu alternatif untuk menuju bandara Ngurah Rai dengan biaya murah.

"Saya juga memikirkan bagaimana transportasi yang layak untuk bisa dikembangkan dalam kaitannya dengan penumpang yang akan menuju dan meninggalkan bandar udara. Ke depan, transportasi harus kita bangun dan kembangkan secara terus menerus secara inovatif, dengan moda yang tepat," tutur Koster.

Bus Trans Sarbagita yang melewati Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani dua rute yakni Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua PP, dan Bandara Ngurah Rai-Batu Bulan PP, dengan jumlah 6 bus yang akan melayani penumpang. Untuk masing-masing rute, bus beroperasi dengan tiga jam keberangkatan.

Bus yang melayani penumpang dari dan ke bandar udara akan berhenti di shelter yang terletak di area pick-up zone Terminal Domestik dan Terminal Internasional. Bagi penumpang umum transportasi ini bisa dinikmati dengan harga Rp 3.500 dan gratis bagi pelajar.

Berikut jadwal lengkapnya:
- Rute bandara-Nusa Dua, bus berangkat pukul 09.15 Wita, 13.15 Wita, dan 17.15 Wita. Jam yang sama juga berlaku dari arah sebaliknya.
- Rute bandara-Batu Bulan, bus berangkat 11.00 Wita, 15.00 Wita, dan 19.00 Wita. Jam yang sama juga berlaku dari arah sebaliknya.

Demi 20 Juta Wisman, Kemenpar Genjot Wisata Alam TN Komodo

Kementerian Pariwisata akan mengembangkan potensi wisata alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo. Hal ini akan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Wisata Alam di TN Komodo dan Labuan Bajo pada 7 Mei mendatang.

Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata David Makes, tema yang diangkat untuk event ini adalah 'Penyatuan Persepsi Arah Pengembangan Wisata Alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo untuk 5 (lima) Tahun ke Depan'.

"Kita sudah sama-sama mengetahui jika pariwisata merupakan sektor unggulan Indonesia. Sektor yang diharapkan mampu menjadi pengungkit perekonomian makro secara konkrit. Oleh karena itu, kita melakukan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan. Karena imbasnya bisa dirasakan langsung masyarakat. Salah satu cara yang kita ambil adalah memaksimalkan potensi destinasi seperti Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo," papar David dalam keterangan tertulis, Kamis, (2/3/2019).

Menurut David hal itu menjadi bagian dari upaya mendukung realisasi target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2019. Apalagi, TN Komodo dan Labuan Bajo termasuk destinasi utama di Indonesia.

"Hal tersebut tentunya bukan merupakan tugas yang mudah. Perlu kita sadari kondisi potensi sumber Daya Wisata Alam yang melimpah di Indonesia, belum diimbangi dengan faktor-faktor pendukung lainnya yang memadai. Seperti, infrastruktur dasar sarana prasarana wisata (aksesibilitas, amenitas), Sumber Daya Manusia di bidang pariwisata, serta regulasi dan kebijakan dari pemerintah daerah serta pusat. Hal ini terkadang masih perlu di sinergiskan dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan," paparnya.

Sedangkan Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan, mengatakan salah satu lokasi di Indonesia yang memiliki potensi Sumber Daya Wisata Alam yang tinggi adalah Taman Nasional Komodo. Namun, itu pun masih perlu dioptimalkan.

"TN Komodo merupakan kawasan perlindungan alam yang yang mempunyai ekosistem asli. Serta, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatakan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi," katanya.

Ditambahkan Alex, TN Komodo memiliki beberapa obyek daya tarik utama di antaranya keindahan ekosistem padang savana, keanekaragaman hayati biota laut, serta keanekaragam flora dan fauna.

Terminal 2F Bandara Soetta Resmi untuk Penerbangan Berbiaya Murah

PT Angkasa Pura (AP) II telah resmi membuka Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai Low Cost Carrier Terminal (LCCT) pertama di Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap pembukaan ini dapat mempermudah dan mampu menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia. Apalagi LCCT di terminal 2F khusus melayani penerbangan internasional.

"Pertama-tama saya ucapkan selamat dan terima kasih kepada AP II yang telah resmi mengoperasikan terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai LCCT pertama di Indonesia. Ini bukti spirit Indonesia Incorporated. Spirit bersama membangun pariwisata Indonesia," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5/2019).

Menurut Arief, dengan pembukaan ini dapat dipastikan laju pariwisata Indonesia akan semakin kencang. Karena sebagian besar wisman yang datang ke Indonesia adalah melalui jalur udara. Apalagi tren pertumbuhan Low Cost Carriers (LCC) dunia sangat tinggi.

"Nah airlines itu ada dua besar, satu full service carrier, seperti Garuda, SQ (Singapore Airline), lalu ada low cost carrier (LCC) seperti Air Asia, Lion. Yang full service carrier hanya tumbuh 5%, yang LCC tumbuhnya lebih dari 20%. Jadi LCCT bukan kebutuhan pariwisata, tapi keniscayaan Indonesia," ujar Arief.

Arief menjelaskan dengan adanya pariwisata (tourism) maka akan merangsang pertumbuhan transaksi perdagangan (trade) dan masuknya penanaman modal (investment) atau disebut TTI (Tourism-Trade-Investment).

"Nah, pariwisata dapat berkembang dan wisman dapat semakin banyak masuk bila aksesnya 'dipermudah', salah satunya melalui adanya LCCT," pungkas Arief.

Sementara itu, Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, pembukaan LCCT di terminal 2F menjadi komitmen AP II untuk berperan aktif dalam meningkatkan pariwisata di Indonesia.

"Dengan adanya LCCT, Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah melengkapi dan meningkatkan konektivitas dan memperluas keterjangkauan perjalanan berwisata ke Indonesia," kata Awaluddin.

LCC Terminal 2F sendiri, lanjut Awaluddin, merupakan bagian dari revitalisasi menyeluruh di Terminal 2. Saat ini Terminal 2 berkapasitas 9 juta penumpang per tahun. Setelah revitalisasi usai pada 2022, maka kapasitas akan bertambah menjadi 24 juta penumpang per tahun.

"Dengan dioperasikannya LCC Terminal 2F semakin memperluas konektivitas dan pangsa pasar Bandara Soekarno-Hatta. Khususnya di segmen penerbangan berbiaya murah yang saat ini tumbuh sangat tinggi," tutupnya.

Asyik! Ke Bandara Ngurah Rai Bali Bisa Naik Bus Trans Sarbagita

Kabar baik untuk wisatawan yang liburan ke Bali. Bus Trans Sarbagita beroperasi ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali baik terminal domestik dan internasional.

"Dengan dioperasikannya kembali Trans Sarbagita dengan melewati bandar udara inilah, kami berharap hal ini dapat menjawab pertanyaan masyarakat luas akan ketersediaan sarana transportasi massal yang melayani penumpang dari dan menuju bandar udara," kata General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali, Haruman Sulaksono, dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Bali, Kamis (2/5/2019).

Di lokasi yang sama, Gubernur Bali I Wayan Koster berharap dengan layanan transportasi publik ini bisa menjadi pilihan bagi masyarakat maupun para turis mancanegara. Apalagi bus ini menjadi salah satu alternatif untuk menuju bandara Ngurah Rai dengan biaya murah.

"Saya juga memikirkan bagaimana transportasi yang layak untuk bisa dikembangkan dalam kaitannya dengan penumpang yang akan menuju dan meninggalkan bandar udara. Ke depan, transportasi harus kita bangun dan kembangkan secara terus menerus secara inovatif, dengan moda yang tepat," tutur Koster.

Bus Trans Sarbagita yang melewati Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani dua rute yakni Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua PP, dan Bandara Ngurah Rai-Batu Bulan PP, dengan jumlah 6 bus yang akan melayani penumpang. Untuk masing-masing rute, bus beroperasi dengan tiga jam keberangkatan.

Bus yang melayani penumpang dari dan ke bandar udara akan berhenti di shelter yang terletak di area pick-up zone Terminal Domestik dan Terminal Internasional. Bagi penumpang umum transportasi ini bisa dinikmati dengan harga Rp 3.500 dan gratis bagi pelajar.

Berikut jadwal lengkapnya:
- Rute bandara-Nusa Dua, bus berangkat pukul 09.15 Wita, 13.15 Wita, dan 17.15 Wita. Jam yang sama juga berlaku dari arah sebaliknya.
- Rute bandara-Batu Bulan, bus berangkat 11.00 Wita, 15.00 Wita, dan 19.00 Wita. Jam yang sama juga berlaku dari arah sebaliknya.