Kamis, 30 Januari 2020

Buntut Kasus Pencabulan, Wagub Bali Usul Sertifikasi Pemandu

Pencabulan turis China (Sz) 20 oleh pemandu jetski di Tanjung Benoa berbuntut panjang. Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana (Cok Ace) meminta sertifikasi pemandu.

"Kepada teman-teman pengusaha dalam penerimaan pegawai khususnya yang berhubungan langsung dengan wisatawan perlu ada seleksi-seleksi lebih ketat, psikotes, dsb, saya kira perlu. Khususnya guide-guide yang melayani tamu sendiri dan karena jenis rekreasinya seperti itu (wisata air), memberi peluang kurang ajar," kata Cok Ace usai bertemu dengan Konjen China Gou Haodong di kantor Bali Tourism Board (BTB), Jl Raya Puputan Renon, Denpasar, Bali, Kamis (2/5/2019).

Kasus pencabulan pemandu jetski Mohamad Toha terhadap turis asal China itu terjadi Selasa (23/4) lalu di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali. Cok Ace tak menampik aksi pelecehan seperti itu rentan terjadi di dunia pariwisata.

"Sebenarnya saya lihat banyak usaha berisiko tinggi dan menyimpang banyak sekali. Tapi sekali lagi saya yakin pengelola perusahaan tidak ingin memberi peluang kesempatan bagi pegawai untuk berbuat tidak-tidak. Ini murni perbuatan oknum yang suka tidak suka mencoreng nama perusahaan dan pariwisata," sesalnya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali bersama Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Pariwisata Indonesia tengah menyusun standar khusus bagi pariwisata di Bali. Diharapkan ini bisa membantu para turis untuk wisata aman dan nyaman sekaligus menghapus praktik curang yang dilakukan para pengusaha pariwisata di Pulau Dewata.

"Kita semua tentu tidak henti-hentinya menyampaikan perbaikan, menyusun standar-standar, dan kita sedang menyusun white list untuk perusahaan-perusahaan mana yang kita anggap recommended dan profesional," ujar Cok Ace.

Cok Ace pun berharap adanya sertifikasi tak hanya untuk pariwisata air tapi juga untuk semua bentuk jasa pariwisata di seluruh Bali. Dia optimistis sertifikasi ini menjadi nilai tambah dari promosi wisata bagi Bali.

"Semua yang berkompetensi yang punya potensi yang sangat dekat dengan konsumen, klien sangat diharapkan. Ini bagian promosi ke depan, perusahaan yang mempunyai sertifikasi terhadap karyawan-karyawan, bukan saja kemampuan teknis tapi juga orangnya. Saya kira ini akan sangat baik orang akan mencari obyek, jasa yang memberikan rasa aman dan nyaman," tuturnya.

Lawan Global Warming, China Bakal Bangun 'Kota Hutan'

Isu pemanasan global dan lingkungan menjadi masalah internasional. China pun membuat solusi, yakni kota yang mirip dengan hutan.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Kamis (2/5/2019) China akan membuat 'Kota Hutan' berlokasi di bagian selatan, yakni Liuzhou, 500 km dari Guangzhou. Kota juga akan diberikan nama 'Liuzhou Forest City'.

Kota ini didesain oleh perusahaan Italia Stefano Boeri Architetti, dengan luas total mendapai 342 hektare. Nantinya, akan ada 70 bangunan yang terdiri dari kantor, rumah, rumah sakit, hotel dan berbagai fasilitas publik lainnya.

Di saat negara lain melakukan pembangunan gedung-gedung bertingkat, China sudah memikirkan bagaimana caranya tetap membangun dengan membuatnya menjadi berkelanjutan. Rencananya, akan ada 40 ribu pohon yang ditanam, dan jutaan tanaman yang menghiasi bangunan.

Pihak Stefano Boeri mengatakan, pembangunan Liuzhou Forest City difungsikan untuk menyetarakan pembangunan dengan keseimbangan alam. Diharapkan, keberadaan jutaan tanaman dapat menyerap hingga 10 ribu ton karbondioksida dan 57 ton polutan per tahunnya. Tentunya, menghasilkan oksigen yang diharapkan mencapai 900 ton setiap tahunnya.

Nantinya, konsep pembangunan juga berencana untuk membuat kebun di langit. Gedung-gedung akan dihiasi tanaman, begitupun dengan berbagai fasilitas publik lainnya.

Bukan cuma untuk keberlangsungan manusia, tetapi diharapkan keberadaan Liuzhou Forest City dapat menurunkan suhu udara serta menyediakan habitat baru bagi satwa liar.

Langkah China untuk membuat kehidupan berkelanjutan memang bukan sekadar angan-angan. Buktinya, sejak 2016 lalu, pemerintah China sudah melarang pembangunan yang dianggap aneh. Dalam konteks ini, tidak memiliki karakter atau warisan budaya. Tetapi juga harus berguna bagi ekonomi, penghijauan dan estetika.

Demi 20 Juta Wisman, Kemenpar Genjot Wisata Alam TN Komodo

Kementerian Pariwisata akan mengembangkan potensi wisata alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo. Hal ini akan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Wisata Alam di TN Komodo dan Labuan Bajo pada 7 Mei mendatang.

Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata David Makes, tema yang diangkat untuk event ini adalah 'Penyatuan Persepsi Arah Pengembangan Wisata Alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo untuk 5 (lima) Tahun ke Depan'.

"Kita sudah sama-sama mengetahui jika pariwisata merupakan sektor unggulan Indonesia. Sektor yang diharapkan mampu menjadi pengungkit perekonomian makro secara konkrit. Oleh karena itu, kita melakukan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan. Karena imbasnya bisa dirasakan langsung masyarakat. Salah satu cara yang kita ambil adalah memaksimalkan potensi destinasi seperti Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo," papar David dalam keterangan tertulis, Kamis, (2/3/2019).

Menurut David hal itu menjadi bagian dari upaya mendukung realisasi target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2019. Apalagi, TN Komodo dan Labuan Bajo termasuk destinasi utama di Indonesia.

"Hal tersebut tentunya bukan merupakan tugas yang mudah. Perlu kita sadari kondisi potensi sumber Daya Wisata Alam yang melimpah di Indonesia, belum diimbangi dengan faktor-faktor pendukung lainnya yang memadai. Seperti, infrastruktur dasar sarana prasarana wisata (aksesibilitas, amenitas), Sumber Daya Manusia di bidang pariwisata, serta regulasi dan kebijakan dari pemerintah daerah serta pusat. Hal ini terkadang masih perlu di sinergiskan dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan," paparnya.

Sedangkan Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan, mengatakan salah satu lokasi di Indonesia yang memiliki potensi Sumber Daya Wisata Alam yang tinggi adalah Taman Nasional Komodo. Namun, itu pun masih perlu dioptimalkan.

"TN Komodo merupakan kawasan perlindungan alam yang yang mempunyai ekosistem asli. Serta, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatakan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi," katanya.

Ditambahkan Alex, TN Komodo memiliki beberapa obyek daya tarik utama di antaranya keindahan ekosistem padang savana, keanekaragaman hayati biota laut, serta keanekaragam flora dan fauna.

"Namun, yang paling menarik adalah taman nasional ini merupakan habitat asli hewan Komodo (Varanus komodoensis) yang tergolong langka dan termasuk dalam kategori endangered species menurut IUCN," paparnya.

Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, Potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) tersebut menjadikan kawasan TNK sebagai salah satu kawasan yang dapat dikembangkan kegiatan wisata alamnya. Namun, harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

"Dalam hal optimalisasi tersebut, diperlukan sinergitas dari para pihak pemangku jabatan terkait. Agar, terjadi penyatuan persepsi serta saling mendukung dan menguatkan guna menciptakan integrated sustainable tourism development di Kawasan Taman Nasional Komodo, dan Labuan Bajo sebagai kawasan penyangga," katanya.

FGD pun ini akan mempertemukan stakeholder khususnya yang terkait pengembangan pariwisata alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo.

"Dalam acara ini, para stakeholder dapat berdiskusi mengenai arah serta tujuan dalam perencanaan pengembangan pariwisata alam di lokasi Obyek Daya Tarik Wisata Alam tersebut dalam skala pendek (5 tahun) yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," paparnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga berharap Taman Nasional Komodo dan kawasan Labuan Bajo dapat dimaksimal.

"Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo adalah destinasi tingkat dunia. Banyak selebriti dan tokoh dunia yang mampir ke sana. Atau penasaran ingin berkunjung. Tentu kita harus optimalkan. Agar wisatawan bisa terus merasa nyaman," paparnya.

Bukan hanya itu, Menpar juga berharap pengembangan destinasi tersebut bisa menguntungkan juga buat masyarakat sekitar.

"Keunggulan pariwisata adalah bisa dirasakan langsung masyarakat. Impactnya langsung ke masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan juga harus memikirkan masyarakat sekitar," paparnya.