Selasa, 04 Februari 2020

Kirab Panji dan Mahkota Keraton Sumedang Larang Digelar 19-21 April

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung promosi event Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang yang digelar 19-21 April 2019. Kegiatan ini merupakan suatu moment dalam replica perjalanan Sejarah Sumedang.

"Kirab ini merupakan gelaran rutin dalam memperingati hari jadi Sumedang yang sekarang masuk ke-441 tahun. Kirab ini bertujuan memelihara tradisi budaya Keraton Sumedang Larang sebagai pelanjut Kerajaan Padjajaran. Tujuannya, menuju rekonstruksi keraton dan revitalisasi Keraton Sumedang Larang," kata Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir dalam keterangannya, Selasa (16/4/2019).

Prosesi kirab ini bakal diikuti oleh ratusan peserta. Terdiri dari 7 Umpak Mandala Raja Keraton Sumedang Larang, Bupati Sumedang, unsur muspida serta tamu undangan. Begitu juga semua paguyuban budaya dan padepokan pencak silat serta rurukan adat yang ada di Kabupaten Sumedang.

"Kirab juga diisi dengan prosesi serah terima Panji Keraton Sumedang Larang. Hal tersebut dilakukan secara estafet, di setiap kantor kecamatan yang dilalui," ungkap Dony.

Rombongan kirab panji akan bertemu dengan rombongan besar Helaran Keraton Sumedang Larang. Rombongan akan disambut meriah ribuan warga dan wisatawan yang memenuhi area Komplek Gedung Negara Pemkab Sumedang.

Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang ini dimaksudkan untuk melakukan refleksi terhadap setiap langkah pergerakan Sumedang dalam alur peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau.

"Adapun tujuannya agar tercipta satu semangat kebersamaan dalam upaya bersama-sama membangun Sumedang. Selain itu, membumikan kembali nilai filosofis dasar Insun Medal Insun Madangan dalam kehidupan nyata masyarakat Sumedang," tuturnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Agus Sukandar menambahkan, nanti juga akan ada napak tilas helaran Kirab Panji. Dengan mengusung panji Kebesaran Sumedang Larang yang di antaranya adalah menyusuri tapak-tapak leluhur Sumedang," ujar Dony.

Rute yang akan diambil di kantor kecamatan Darmaraja, kecamatan Cisitu, Kecamatan Situraja, Kecamatan Ganeas, Kecamatan Sumedang Utara dan baru berakhir di Kompleks Karaton Sumedang Larang (Bale Agung Srimanganti Sumedang)

"Kalau napak tilas Helaran Mahkota, dengan mengusung Mahkota Binokasih dengan rute dari Kutamaya (Situs Hanjuang), Kecamatan Sumedang Utara (Tegalkalong), dan Bale Agung Srimanganti Karaton Sumedang Larang," jelas Agus.

Event ini selalu ramai disaksikan warga dan wisatawan. Hal ini membawa berkah bagi para penjaja kuliner yang berjejer rapi di sepanjang jalan. Begitu juga para pedagang kaki lima yang menjajakan aneka kerajinan atau mainan anak-anak.

Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, sebuah event memang harus menjadi berkah bagi masyarakat. Ia mengatakan pariwisata harus berjalan selaras serta menyejahterakan masyarakat.

"Ini merupakan fungsi dari pariwisata. Bayangkan jika ada 500 wisatawan yang berbelanja dan satu orang membelanjakan Rp 100 ribu, sudah ada Rp 50 juta uang berputar di acara tersebut," ujar Rizki, yang diamini oleh Kepala Bidang Pemasaran Area I Area Jawa, Wawan Gunawan.

Wawan Gunawan menambahkan, atraksi-atraksi budaya seperti ini harus rutin digelar di Sumedang. Sehingga potensi Sumedang akan makin terekspose oleh media. Pertumbuhan pariwisata Sumedang pun bisa makin cepat berkembang.

"Kalau berbicara potensi, Sumedang tidak ada habisnya. Tinggal sekarang konsistensi dari seluruh stakeholder pariwisatanya untuk terus berkomitmen membangun pariwisata Sumedang. Contohnya dengan prosesi Kirab Panji Helaran Keraton Sumedang Larang ini," ucap Wawan.

Apresiasi juga diberikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, kepada kepala daerah Sumedang. Dia yakin bahwa potensi pergerakan orang dalam jumlah masif, akan menggerakkan ekonomi. Baginya, pergerakan orang sama dengan pergerakan bisnis. Setiap pergerakan orang akan menciptakan pergerakan ekonomi, pergerakan barang dan jasa. Karena itu industri pariwisata pasti akan ikut bergerak.

"Direct impact dan indirect impact-nya besar. Sumedang ramai semua ikut kebagian rezeki. Belum lagi coverage media. Potensi Sumedang akan semakin terangkat lagi. Namun semua bisa terwujud bila ada CEO commitment daerah. Sukses untuk pariwisata Sumedang. Salam Pesona Indonesia," kata Arief.

Danau Pink yang Cantik, Tapi Tak Boleh Disentuh

Baru-baru ini suatu danau di Melbourne, Australia berubah warna airnya menjadi pink. Sungguh cantik, tapi turis diingatkan untuk tidak menyentuh airnya.

Diberitakan media-media Australia, Selasa (16/4/2019) danau pink tersebut berada di dekat kawasan Westgate Park. Cuma 7 km jaraknya dari pusat Kota Melbourne.

Danau itu merupakan danau buatan. Air yang berwarna pink, berasal dari pigmen merah pada alga yang diakibatkan oleh suhu yang tinggi, kurangnya curah hujan dan teriknya cahaya matahari.

Pigmennya disebut beta karoten dan diproduksi sebagai bagian dari proses fotosintesis alga. Diperkirakan, warna pinknya akan bertahan sampai musim gugur atau jika curah hujan meningkat.

Tentu, itu jadi destinasi wisata baru dan langsung digemari bagi warga Melbourne serta turis. Banyak yang datang ke sana untuk berfoto-foto.

Panoramanya pun menawan, warna pink di danaunya berpadu dengan langit biru dan jembatan sebagai latarnya. Siapa yang tak tergoda untuk foto-foto di sana?

Akan tetapi, pemerintah Melbourne dalam hal ini otoritas pengelolaan taman Parks Victoria, menegaskan kepada pengunjung untuk tidak menyentuh air danau yang berwarna pink dan dilarang berenang. Sebab, dapat menyebabkan iritasi kulit.

"Selain itu, tujuannya untuk menjaga vegetasi di danaunya," kata Phil Pegler, Manajer Perencanaan Konservasi dan Program dari Parks Victoria.

Sebenarnya, ada banyak destinasi wisata di Australia yang juga memiliki fenomena danau pink. Sebut saja di Murray Sunset National Park di Victoria dan Danau Hillier di Western Australia.

Kirab Panji dan Mahkota Keraton Sumedang Larang Digelar 19-21 April

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung promosi event Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang yang digelar 19-21 April 2019. Kegiatan ini merupakan suatu moment dalam replica perjalanan Sejarah Sumedang.

"Kirab ini merupakan gelaran rutin dalam memperingati hari jadi Sumedang yang sekarang masuk ke-441 tahun. Kirab ini bertujuan memelihara tradisi budaya Keraton Sumedang Larang sebagai pelanjut Kerajaan Padjajaran. Tujuannya, menuju rekonstruksi keraton dan revitalisasi Keraton Sumedang Larang," kata Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir dalam keterangannya, Selasa (16/4/2019).

Prosesi kirab ini bakal diikuti oleh ratusan peserta. Terdiri dari 7 Umpak Mandala Raja Keraton Sumedang Larang, Bupati Sumedang, unsur muspida serta tamu undangan. Begitu juga semua paguyuban budaya dan padepokan pencak silat serta rurukan adat yang ada di Kabupaten Sumedang.

"Kirab juga diisi dengan prosesi serah terima Panji Keraton Sumedang Larang. Hal tersebut dilakukan secara estafet, di setiap kantor kecamatan yang dilalui," ungkap Dony.

Rombongan kirab panji akan bertemu dengan rombongan besar Helaran Keraton Sumedang Larang. Rombongan akan disambut meriah ribuan warga dan wisatawan yang memenuhi area Komplek Gedung Negara Pemkab Sumedang.

Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang ini dimaksudkan untuk melakukan refleksi terhadap setiap langkah pergerakan Sumedang dalam alur peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau.

"Adapun tujuannya agar tercipta satu semangat kebersamaan dalam upaya bersama-sama membangun Sumedang. Selain itu, membumikan kembali nilai filosofis dasar Insun Medal Insun Madangan dalam kehidupan nyata masyarakat Sumedang," tuturnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Agus Sukandar menambahkan, nanti juga akan ada napak tilas helaran Kirab Panji. Dengan mengusung panji Kebesaran Sumedang Larang yang di antaranya adalah menyusuri tapak-tapak leluhur Sumedang," ujar Dony.

Rute yang akan diambil di kantor kecamatan Darmaraja, kecamatan Cisitu, Kecamatan Situraja, Kecamatan Ganeas, Kecamatan Sumedang Utara dan baru berakhir di Kompleks Karaton Sumedang Larang (Bale Agung Srimanganti Sumedang)