Kamis, 06 Februari 2020

Liburan ke Ternate, Cobain Ikan Bakarnya

Tak hanya main ke pantai, wisata kuliner seafood di Ternate juga wajib dicoba. Ikan bakarnya siap menggoyang lidah traveler.

Salah satu kota yang ingin saya datangi di Indonesia, ertetangga dengan kampung halaman saya, Manado. Kota tersebut adalah Ternate. Menuju ke Ternate ini, bisa lewat jalur laut maupun jalur udara.

Kesempatan ke Ternate datang tidak terduga. Meskipun untuk urusan kerja, tapi tentunya ini sebuah kesempatan yang tidak bisa saya sia-siakan. Ternate saya datang!

Penerbangan saya ke Ternate dari Bandara Soekarno Hatta, terjadwal di tengah malam. Jadi, bisa tidur di pesawat karena penerbangan membutuhkan waktu 3 jam 15 menit.

Tiba di Ternate, masih pagi. Kurang lebih jam tujuh pagi. Perbedaan waktu Ternate dengan Jakarta adalah dua jam. Ternate sudah masuk zona Waktu Indonesia Timur. Awalnya saya pikir masih Waktu Indonesia Tengah.

Tiba di Ternate, saya harus menyelesaikan urusan pekerjaan dulu. Wisatanya tidak bakal sempat. Memang sih sempat mampir di Keraton Ternate, tapi karena ada tamu, kami tidak bisa berkunjung.

Tapi untuk wisata Kuliner tentunya tidak bisa terlewatkan. Harus makan di Ternate. Dan makanan tersebut adalah, ikan bakar. Wah sudah terbayangkan lezatnya ikan bakar, dengan ikan yang masih segar.

Malam hari, akhirnya saya dan teman, menuju ke Pasar Ternate. Mau makan ikan bakar di sini. Dari tempat kami menginap, tidak terlampau jauh. Kurang lebih 15 menit perjalanan. Sampai ke pasar dan tempat makan ikan, kesan kumuh dan bau ikan langsung hilang. Ternyata tempatnya walaupun warung tenda, tetap mantap punya.

Masuk ke tempat makan, sangat ramai. Sembari menunggu yang lain selesai makan, kami pilih-pilih ikan yang hendak kami santap. Ikannya masih segar-segar dan ukurannya sedang hingga besar. Bahkan ada yang dipotong-potong.

Setelah memilih, ikan langsung dibersihkan dan dibakar. Kami bisa melihat pemuda yang membersihkan ikan, yang kemudian merendamnya sebentar di air jeruk dan membakarnya atau memanggangnya.

Kami pun mendapat tempat untuk makan. Ada yang sudah selesai makan. Tidak lama kami duduk, ikan bakar sudah tersaji. Ah mantap betul. Ikan bakar tersaji dengan sambal bakar rica dan sambal iris. Masih sama seperti di Manado, namanya dabu-dabu iris.

Dabu-dabu ini terdiri dari bawang, tomat dan cabai rawit. Kalau untuk sambal bakar rica, pakai cabai, bawang yang diiris dan dimasak dengan minyak kelapa. Bagaimana dengan ikan bakarnya. Rasanya memang berbeda. Ketika dibakar dioleskan minyak kelapa yang membuat rasa ikan semakin gurih. Tidak hanya itu, sebelum dibakar direndam dengan air jeruk yang membuat bau amis ikan hilang dan makin lezat.

Tidak terasa, beberapa ekor ikan dan sayur cah kangkung ludes kami santap. Suansana tempat makan yang bersih dan juga ikan yang masih segar memang top banget. Tak salah kami makan di sini. Harganya juga tidak mahal. Berkunjung ke Ternate, harus menyempatkan makan ikan bakar di pasar Ternate ini ya.

RI Nomor 1 Wisata Halal, Tapi Traveler Muslim Lebih Suka ke Negara Lain

Indonesia boleh berbangga setelah jadi yang terbaik di dunia untuk wisata halal. Hanya saja, traveler muslim masih lebih suka ke negara non halal.

Laporan Global Muslim Travel Index 2019 mengukuhkan Indonesia dan Malaysia sebagai peringkat 1 negara untuk wisata halal. Sejatinya, predikat global tersebut membuat traveler muslim melirik Indonesia sebagai prioritas untuk berwisata. Namun, nyatanya tidak demikian.

Hal itu diungkap oleh Menpar Arief Yahya dalam acara peluncuran Global Muslim Travel Index 2019 di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Selasa (9/4/2019). Jadi juara 1 tidak serta merta membuat Indonesia mencuri perhatian traveler muslim di dunia untuk datang.

"Di satu sisi mengapa yang datang ke Singapura, Thailand, ke Eropa jauh dari yang ke Indonesia? Pertanyaannya mereka datang karena destinasi halal atau bukan," ujar Arief.

Tak dapat dipungkiri, kalau negara tetangga Singapura hingga Thailand yang notabene bukan negara Muslim lebih disukai oleh traveler muslim sendiri. Tentu ada alasannya.

"Orang Islam datang ke Thailand, padahal di sana bukan wisata halal. Yang memberi product service terbaik itu yang didatangi wisatawan," pungkas Arief.

Dalam sektor pariwisata yang menawarkan jasa, servis sudah tentu jadi apa yang dicari oleh wisatawan secara global. Terlepas dari destinasi, ketersediaan tempat salat hingga makanan halal itu sendiri.

"Positioning halal tak jadi masalah sama sekali. Saya berikan contoh Lombok kalau di Indonesia, tapi kita harus me-raise pertanyaan di benak kita kenapa orang Islam banyak datang ke destinasi tak halal. Yang sifatnya umum juga harus," tutup Arief.

Di luar negara muslim, sejumlah negara non muslim atau non Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga turut mengejar pasar wisatawan muslim dunia. Bahkan harus diakui, mereka lebih unggul menyajikan wisata halal ketimbang negara muslim atau anggota OKI sendiri. 

Liburan ke Ternate, Cobain Ikan Bakarnya

Tak hanya main ke pantai, wisata kuliner seafood di Ternate juga wajib dicoba. Ikan bakarnya siap menggoyang lidah traveler.

Salah satu kota yang ingin saya datangi di Indonesia, ertetangga dengan kampung halaman saya, Manado. Kota tersebut adalah Ternate. Menuju ke Ternate ini, bisa lewat jalur laut maupun jalur udara.

Kesempatan ke Ternate datang tidak terduga. Meskipun untuk urusan kerja, tapi tentunya ini sebuah kesempatan yang tidak bisa saya sia-siakan. Ternate saya datang!

Penerbangan saya ke Ternate dari Bandara Soekarno Hatta, terjadwal di tengah malam. Jadi, bisa tidur di pesawat karena penerbangan membutuhkan waktu 3 jam 15 menit.

Tiba di Ternate, masih pagi. Kurang lebih jam tujuh pagi. Perbedaan waktu Ternate dengan Jakarta adalah dua jam. Ternate sudah masuk zona Waktu Indonesia Timur. Awalnya saya pikir masih Waktu Indonesia Tengah.

Tiba di Ternate, saya harus menyelesaikan urusan pekerjaan dulu. Wisatanya tidak bakal sempat. Memang sih sempat mampir di Keraton Ternate, tapi karena ada tamu, kami tidak bisa berkunjung.

Tapi untuk wisata Kuliner tentunya tidak bisa terlewatkan. Harus makan di Ternate. Dan makanan tersebut adalah, ikan bakar. Wah sudah terbayangkan lezatnya ikan bakar, dengan ikan yang masih segar.

Malam hari, akhirnya saya dan teman, menuju ke Pasar Ternate. Mau makan ikan bakar di sini. Dari tempat kami menginap, tidak terlampau jauh. Kurang lebih 15 menit perjalanan. Sampai ke pasar dan tempat makan ikan, kesan kumuh dan bau ikan langsung hilang. Ternyata tempatnya walaupun warung tenda, tetap mantap punya.

Masuk ke tempat makan, sangat ramai. Sembari menunggu yang lain selesai makan, kami pilih-pilih ikan yang hendak kami santap. Ikannya masih segar-segar dan ukurannya sedang hingga besar. Bahkan ada yang dipotong-potong.