Tak hanya Tokyo, cobalah main ke Nara saat liburan di Jepang. Kota kecil ini punya taman cantik, dengan rusa-rusa yang berkeliaran bebas di sana.
Di tengah hiruk-pikuknya liburan di Jepang, tampaknya akan sangat menyenangkan jika diisi dengan kegiatan yang santai di lokasi yang sejuk dan tenang. Nara Park bisa menjadi pilihan bagi traveler yang sedang berlibur di Jepang dan ingin mendapatkan ketenangan, kesejukan, tapi tetap bisa memanjakan mata dan beraktivitas menyenangkan.
Nara Park terletak di Prefektur Nara, Jepang. Lokasinya berada di kaki Gunung Wasakusa atau disebut juga Wakakusayama sehingga membuat udara dan suasananya sangat sejuk dan tenang. Maka tak heran jika banyak keluarga termasuk orang tua dan anak-anak yang kerasan berlama-lama di sini karena udaranya yang segar.
Bagi traveler yang datang bersama orang tua dengan bantuan tongkat maupun kursi roda, atau membawa bayi dengan stroller, jangan khawatir, jalanan di taman ini sangat mendukung untuk hal tersebut.
Selain jalan-jalan santai dan menikmati pemandangan bukit-bukit maupun bunga-bunga yang indah, aktivitas paling banyak dilakukan di taman ini adalah memberi makan rusa. Ada ribuan rusa yang dibiarkan hidup secara bebas.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, rusa-rusa di taman sangat dijaga dan dihormati karena dianggap sebagai hewan yang sakral. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang mengkaitkan peran rusa-rusa di taman tersebut dengan salah satu dewa yang mereka yakini. Namun sekarang rusa-rusa ini dianggap sebagai hewan yang memang patut dijaga karena telah ditetapkan sebagai harta nasional dan dilindungi.
Para pengunjung bisa memberi makan rusa dengan panganan yang telah disediakan pengelola. Taman ini sangat luas dan terdapat beberapa kuil atau shrine di berbagai sudutnya. Ada kolam-kolam dengan air yang bersih dan tenang.
Aneka bunga-bunga dengan beragam warna pun menambah keindahan Nara Park yang sangat luas. Maka disarankan bagi traveler untuk menggunakan alas kaki yang nyaman untuk berjalan jauh jika ingin puas menikmati setiap sudut di Nara Park ini. Di pinggir jalanan Nara Park terdapat deretan toko-toko kecil yang menjual beraneka ragam barang seperti suvenir dan juga makanan lokal.
Merasakan Keramahan Suku Osing Langsung di Banyuwangi
Bila berlibur ke Banyuwangi, sempatkanlah untuk mampir ke Desa Kemiren. Ada Suku Osing yang masih sangat kental adat budayanya di sana.
Banyuwangi, kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini memiliki warga desa yang ramah dan pasti membuat kita betah berlama-lama di sana. Adem, tenteram suasananya hingga pemandangan hamparan rumput hijau berhias bunga akan semakin memanjakan mata.
Hal itu detikcom rasa saat bertandang ke rumah Mbok Ning (72). Dengan senang hati ia menyambut kehadiran kami dan langsung mempersilakan masuk ke rumah untuk melihat isi dapur dan bagian belakang rumah, bernama Tingkle.
Sambil berbincang, ia menyempatkan diri mengunyah sirih selayaknya orang tua di masa lalu. Ia melayani kami dengan perbincangan ringan akan adat istiadat dan kebiasaan warga Suku Osing.
Asal mula kata Desa Kemiren, wilayah Suku Osing berada menurut sesepuh desa, dahulu saat pertama kali ditemukan berupa hutan. Nah di situ terdapat dominasi pohon kemiri dan duren (durian) sehingga mulai saat itu dinamakan 'Desa Kemiren', kemiri-duren.
Menurut sejarah, masyarakat desa adat Kemiren berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri dari Kerajaan Majapahit karena mulai runtuh sekitar tahun 1478 M. Selain menuju ke ujung timur Pulau Jawa, orang-orang Majapahit juga mengungsi ke Gunung Bromo (Suku Tengger) dan Pulau Bali.
Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ini kemudian mendirikan Kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu-Buddha seperti halnya kerajaan Majapahit. Berkuasa selama 200 tahun, akhirnya jatuh ke tangan Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1743 M.