Kamis, 06 Februari 2020

10 Negara Non Muslim Ini Curi Perhatian Wisata Halal

Laporan Global Muslim Travel Index 2019 tak hanya membahas negara muslim. Negara non muslim juga masuk di dalamnya.

Pasar wisata halal tak hanya menjadi buruan negara Muslim, tapi juga negara non-muslim. Dalam laporan terbaru Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 yang dipaparkan di Hotel Pullman Thamrin, Selasa (9/4/2019), disebut juga 10 negara non-muslim yang disukai traveler muslim.

"Untuk negara non Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), juara 1 masih Singapura," ujar CEO CrescentRating dan HalalTrip, Fazal Bahardeen.

Walau bukan negara muslim, Singapura yang multi kultur dan punya budaya Melayu ternyata cukup disukai oleh traveler muslim. Tak sulit untuk mencari tempat shalat atau makanan halal di sana.

Setelah Singapura, ada Thailand di peringkat kedua, serta Inggris, Jepang dan Taiwan di peringkat ketiga. Selain tiga besar itu, berikut peringkat lengkapnya:

1. Singapura

2. Thailand

3. Inggris, Jepang, Taiwan

4. Afrika Selatan

5. Hong Kong

6. Prancis, Spanyol, Filipina

Pada akhirnya, negara non-muslim juga tak mau kalah agresif menyasar pasar wisata halal. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menggaet traveler muslim.

Tempat Melihat Prabu Siliwangi, Leluhur Ma'ruf Amin

Dalam kampanye, Cawapres Ma'ruf Amin mengaku keturunan Prabu Siliwangi. Kamu yang penasaran dengan sosok Prabu Siliwangi, datang saja ke museum ini.

Saat berkampanye di Garut, calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin menyatakan dirinya merupakan putra Sunda keturunan Prabu Siliwangi. Terselubung kabut mitologi, siapakah sebenarnya Prabu Siliwangi?

Dirangkum detikcom, Selasa (9/4/2019) Prabu Siliwangi merupakan raja dari Kerajaan Pajajaran. Nama Siliwangi menjadi tanda akan kehormatan, kebanggaan dan kekuasaan masyarakat Sunda. Sosok legendaris itu sangat dihormati orang Sunda.

Sosok Prabu Siliwangi sampai sekarang masih menjadi misteri lho. Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, Prabu Siliwangi adalah Raja Sunda Galuh yang berkedudukan di Pakuan Pajajaran. Namun nama Siliwangi tidak pernah ditemukan dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Jawa Barat. Nama Siliwangi juga tidak pernah disebutkan dalam naskah Carita Parahyangan yang menuliskan silsilah raja-raja yang berkuasa di Sunda sejak Raja Sanjaya hingga Raja Nu Siya Mulia.

Naskah yang menyebut nama Siliwangi adalah naskah Sanghyang Sikskanda Ng Karesian. Dalam naskah itu, Siliwangi adalah salah satu judul cerita pantun yang dikenal pada masa itu, selain pantun-pantun yang lain. Adalah Bapak Permuseuman Indonesia, Mohammad Amir Sutaarga, yang yakin bahwa Prabu Siliwangi benar-benar ada secara historis.

Sampai sekarang keberadaan Prabu Siliwangi masih menjadi perdebatan di antara sejarawan. Ada yang mengatakan itu hanya mitos, dongeng, tokoh sastra ataupun tokoh sejarah. Namun, kalau traveler mau tahu soal Prabu Siliwangi, bisa melihat sosoknya di salah satu tempat wisata di Cirebon.

Traveler bisa melihat sosok Prabu Siliwangi di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan di Cirebon. Salah satu koleksi museum ini adalah lukisan Prabu Siliwangi.

Lukisan ini berada di bagian belakang Museum Pusaka Keraton Kasepuhan. Lukisan yang didomniasi warna coklat ini menunjukan bagaimana kekar dan wibawanya sosok Prabu Siliwangi yang berdiri di samping harimau putih.

Tak hanya sosoknya yang mencuri perhatian. Lukisan tersebut sejak dulu hingga sekarang banyak membuat orang penasaran karena seolah mata sang raja terus mengikuti gerakan orang yang melihatnya. Unik atau horor?

Traveler yang penasaran datang langsung saja ke museum ini ya. Tidak hanya lukisan Prabu Siliwangi saja yang dimiliki museum, namun banyak lagi koleksi peninggalan raja dan keraton di sini.

Untuk wisata ke tempat ini wisatawan harus membeli tiket masuk terlebih dahulu ke areal Keraton Kasepuhan seharga Rp 10 ribu-Rp 15 ribu. Selanjutnya, pengunjung yang ingin masuk ke museum kembali harus membeli tiket seharga Rp 25 ribu.

Dilobi KBRI, Philippine Airlines Jajaki Rute Davao-Manado

World Travel Lifestyle Expo (WTLE) 2019 yang berlangsung 5-7 April di SMX Convention Center, Mall of Asia, Pasay City, Manila, Filipina, dimanfaatkan untuk melobi penerbangan baru. Hasilnya, maskapai Philippines Airlines bersiap membuka rute ke Manado, Sulawesi Utara.

"Lobi-lobi juga kami lakukan di WTLE 2019 Filipina, di antaranya dengan Philippine Airlines. Mereka sedang mempertimbangkan rute baru ke Manado. Dalam waktu dekat, Philippines Airlines berencana melakukan penerbangan ke Manado," kata First Secretary KBRI untuk Manila Arief Adnan dalam keterangan tertulis, Selasa (9/4/2019).

Rute Manado akan terhubung dengan Davao, Filipina. Poros ini akan dilayani 3 kali sepekan. Dipilihnya Manado didasarkan pada beberapa aspek. Salah satunya banyaknya destinasi keren di Manado. Khususnya wisata bahari seperti Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Manado Tua, Pasir Timbun Nain, atau Pantai Pulisan.

Manado juga memiliki ikon baru, yaitu Jembatan Soekarno. Ada juga warna eksotis dari Batu Dinding Kilo 3 Amurang, Rumah Alam manado Adventure Park, juga Gunung Tumpa. Koleksi air terjunnya ada Kima Atas dan Tapahan Telu.

"Destinasi Manado adalah luar biasa. Alam dan budayanya eksotis. Lebih penting, view bawah laut Manado adalah yang terbaik," terang Arief.

Manado juga diuntungkan secara geografis. Jarak tempuhnya hanya 1 jam 30 menit dari Filipina. Ia menilai pembukaan rute baru Philippines Airlines jadi angin segar bagi pariwisata Indonesia. Arief mengatakan wisatawan Filipina jadi memiliki lebih banyak pilihan destinasi.

"Rute baru Philippines Airlines menuju Manado menjadi kabar gembira. Jarak Filipina ke Manado dekat dengan waktu tempuh pendek. Semoga rencana ini bisa direalisasikan secepatnya. Dengan begitu, para wisatawan Filipina memiliki pilihan lain destinasi di Indonesia," ungkapnya.

Saat ini, wisatawan Filipina terkonsentrasi menuju 2 destinasi. Ada poros Filipina-Bali yang terhubung dari 3 kota seperti Manila, Davao, dan Cebu. Rute ini dihubungkan 3 kali setiap harinya. Poros lainnya adalah Filipina menuju Jakarta dengan durasi 3 kali sepekan melalui 3 maskapai.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani optimis jumlah wisatawan Filipina akan naik.

"Pergerakan wisatawan menuju Indonesia sejauh ini positif. Bila rute Manado dibuka, maka pergerakan wisatawannya akan semakin kompetitif. Kondisi ini tentu bagus bagi pariwisata Indonesia secara umum, khususnya Manado," jelas Rizki.

Progress positif dimiliki pergerakan wisatawan Filipina sepanjang 2018. Realisasi dari arus wisatawannya mencapai 217.582 orang. Angka ini surplus 104% dari target 210 Ribu orang wisatawan Filipina. Lalu, mengacu realisasi tahun lalu, target besar ditetapkan pada 2019 sebanyak 280 Ribu orang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan value besar juga akan diterima Philippines Airlines.

"Philippines Airlines akan mendapatkan banyak keuntungan bila membuka rute baru ke Manado. Spot ini sangat eksotis. Kami yakin, daya tariknya akan menarik minat masyarakat Filipina. Manado ini sudah terkenal dengan keindahan bawah lautnya," kata Arief.