Kamis, 13 Februari 2020

Setelah Bekasi, Trans Snow World Akan Hadir di 2 Kota Lain

Kini Bekasi punya wahana permainan salju, Trans Snow World Juanda. Bocorannya, taman rekreasi salju tersebut juga akan hadir di dua kota besar lain.

Hal itu pun diungkapkan oleh CEO Hospitality and Entertainment Group CT Corps, Dony Oskaria pada detikcom di Trans Snow World Juanda, Jumat (22/3/2019).

"Nextnya kita akan buka kalau animo masyarakat bagus. Kita akan buka dua tempat lagi, itu akan jadi kejutan," ujar Dony.

Ditanya soal nama kota, Dony pun belum mau bicara banyak. Namun, rencana itu akan dieksekusi dalam waktu dekat.

"Mudah-mudahan dalam tahun ini atau tahun depan," ujar Dony.

Sambil menunggu Trans Snow World buka di kota lain, tak ada salahnya kamu mampir dulu ke yang di Bekasi. Setiap hari Trans Snow World Juanda buka dari pukul 09.00-23.00 WIB.

Harga tiket adalah Rp 200 ribu untuk weekday dan Rp 275 ribu untuk weekend. Harga tersebut sudah termasuk rental sepatu boot dan kaus kaki gratis. Pembelian tiket dapat melalui aplikasi detik.com.

Nggak perlu ke luar negeri untuk merasakan salju, cukup ke Bekasi dan pilih jam bermainmu di www.transsnowworld.com.

Menpar Arief DInilai Sukses Kembangkan Wisata Lewat Go Digital

Sejak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dipimpin Arief Yahya, sektor pariwisata sangat menggeliat. Kemajuan terjadi di berbagai sektor dan juga diakui oleh para pelaku industri. Sejumlah terobosan penting dilakukan.

Penilaian itu disampaikan oleh Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kemenpar I Gde Pitana. Pitana adalah orang sangat mengenal Kementerian Pariwisata, dan lama berkarier di Gedung Sapta Pesona. Dia pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Pemasaran Mancanegara dan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata.

"Arief Yahya adalah sosok yang luar biasa. Beliau adalah ahli di bidang IT dan pemasaran. Beliau memberikan sentuhan baru dalam dunia pariwisata Indonesia. Dan di tangan Arief Yahya perubahan sektor pariwisata sangat terasa," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2019).

Dijelaskan Pitana, salah satu perbedaan yang paling terasa adalah semakin go digitalnya pariwisata Indonesia. Sebagai seorang yang mengetahui IT, Pitana menilai Arief Yahya membuat program go digital sudah dalam track.

"Sebagai bawahan dan lebih lama di Kementerian Pariwisata, saya sangat terpukau. Apalagi, hal itu dikombinasikan dengan strategi pemasaran yang juga jitu. Jargon-jargon simple yang dikeluarkan, menjadi strategi pemasaran yang menurut saya sangat ampuh untuk pemasaran dan promosi di mancanegara," kata Pitana.

Pitana pun mengaku sebelumnya tidak pernah berpikir jika pengembangan dan promosi bisa menyentuh Google yang memiliki akses luas, atau memanfatkan TripAdvisor yang menjadi referensi banyak wisatawan.

"Tapi, Pak Menteri melakukan itu di pariwisata Indonesia. Hal yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, saya sangat salut, karena kami tidak terpikir sampai situ," tuturnya.

Oleh karena itu, Pitana menilai apa yang dilakukan Arief Yahya saat ini sesuai dengan kebutuhan yang memang dibutuhkan pariwisata Indonesia. Pendekatan dan strateginya sangat tepat untuk kondisi pariwisata saat ini.

"Yang saya bicarakan pendekatan saat ini. Saat dimana dunia sudah semakin digital. Hal itu dimanfaatkan Pak Menteri. Bukan seperti pendekatan 20 tahun lalu. Pendekatan inilah yang paling baik dan saya merasa sangat menikmatinya dan cara itu sangat-sangat efektif. Karena kita semua tahu, wisatawan saat ini hampir lebih dari dari 70% berwisata menggunakan digital," katanya.

Kemegahan Budaya Ditampilkan dalam Bangka Culture Wave 2019

Wisatawan bisa menginap di Pesona Bay Sea View Hotel dengan tarif dibanderol seharga Rp 661 ribu per malam. Ada juga Novotel Bangka yang dibanderol seharga Rp 550 ribu semalam, dan untuk harga Rp 537 ribu menjadi penawaran Puri Ansel Villas. Ada juga harga yang lebih terjangkau di Parai Beach Resort & Spa dibanderol seharga Rp 490 ribu, serta Tanjung Pesona Beach Resort yang dihargai Rp 455 ribu.

Bangka Cultural Wave 2019 mengusung tema 'Home Coming' dengan beragam budaya ditampilkan dalam event meliputi musik dan tari dari berbagai wilayah di nusantara hingga dunia. Adapun 7 event dalam kegiatan ini yaitu Bangka Art Wave, Bangka Wave Carnival, dan Bangka Ethnic Wave Festival. Ada juga Bangka Ethnic Music Festival, Workshop & Bazaar, Competition, juga Performance.

"Bangka Cultural Wave 2019 digelar lebih meriah. Budaya nusantara hingga mancanegara akan disajikan. Kontennya sangat padat karena waktunya lebih pendek. Dengan durasi sekitar sepekan, kemeriahannya pasti lebih terasa. Kami harap festival ini memberi banyak inspirasi bagi pengunjung," kata Owner Tongacie de'Locomotif Anton Soegito Poetra.

Bangka Art Wave juga akan menyajikan pertunjukan dan pameran seni para perupa lokal hingga nasional. Komposisinya terdiri dari mural, body painting, pameran lukisan, hingga instalasi seni. Kanal tersebut juga akan memberi demo melukis dari 12 pelukis pada kanvas sepanjang 10 meter.

"Semua pelukis dari berbagai aliran akan berkumpul di sini. Mereka akan unjuk skill melukis khususnya di kanvas raksasa. Mereka akan melanjutkan goresan yang diberikan oleh tokoh atau pejabat yang hadir. Untuk itu, kami mengundang semuanya untuk hadir di BCW 2019. Akan ada banyak kemeriahan yang bisa dinikmati di festival ini," papar Anton lagi.

Selain itu, juga akan ada parade yang menampilkan kostum dari bahan daur ulang. BCW 2019 juga menampilkan Bangka Ethnic Wave Festival yatu konten yang berisi tarian lokal dan mancanegara.

Staf Khusus Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti mengungkapkan, Bangka Cultural Wave 2019 merupakan event yang luar biasa.

"Karena acara dan kemasannya sangat bagus. Tahun 2019 ini kontennya sangat banyak. Mereka tetap menampilkan seniman internasional. Apa yang ditampilkan ini tentu menjadi daya tarik bagi wisatawan," ujar Esthy.

Untuk memberikan pengalaman ke wisatawan, Bangka Ethnic Music Festival tetap ditampilkan. Panggung besar disediakan bagi warna musik tradisional dan kontemporer. Untuk membagikan inspirasi, akan ada Workshop dan Bazaar. Konten yang ditampilkan jug beragam yaitu workshop Fashion Art Costum, Parade Kopi Nusantara, beragam teknik melukis, Video Blog & Photography, hingga bazaar kuliner plus craft.

Untuk konten Competition menampilkan 11 slot contohnya Barongsai Competition, Spot Dance, Mahjong & Catur Tiongkok, hingga Coffee & Barista. Komposisi lomba juga terdiri dari Kreasi Lagu Daerah, Kreasi Pasir Pantai, Kreasi Tari Tradisi, hingga Lomba Lukis Anak. Konten Performance juga punya 9 turunan, beberapa diantaranya Chinese Kolosal Threatical & Traditional Chinese Heritage hingga Live Music.

"Komposisi terbaik memang dimiliki BCW 2019. Kami yakin, festival ini akan dikunjungi lebih banyak wisatawan. Ada banyak experience yang bisa dibagikan di festival ini. Jadi, momentum terbaik ini jangan sampai terlewatkan. Ayo bergabung di BCW 2019 lalu dapatkan pengetahuan baru di sini," ungkap Esthy.

Bangka Cultural Wave 2019 membidik target kunjungan 5.000 wisman. Slot jumbo pengunjung hingga 50 ribu orang ditarget dari wisnus. Optimisme tersebut mengacu pada realisasi pengunjung event tahun sebelumnya. Pada edisi BCW 2018, festival dikunjungi 1.500 wisman lalu ada 30 ribu wisnus.

Esthy menjelaskan, BCW juga ditopang dengan infrastruktur terbaik.

"Target event tahun ini masih realistis. Peminat dari BCW selalu besar setiap tahunnya. Destinasi ini juga memiliki infrastruktur bagus. Mobilitas wisatawan juga mudah," jelasnya lagi.

Lokasi Bangka Cultural Wave 2019 berjarak 30 kilometer dari Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang dengan jarak tempuhnya sekitar 1 jam. Transportasi menuju ke Sungailiat juga mudah karena akses darat sangat lancar. Kelebihannya, jalan darat menyajikan view pantai yang eksotis, selain itu untuk penginapannya juga terdapat banyak pilihan.