Minggu, 16 Februari 2020

Terumbu Karang dan Kerangka Paus 13 Meter di Tidung Kecil

Pulau Tidung tidak hanya punya pantai dan pemandangan cantik saja. Namun juga ada terumbu karang, kura-kura dan kerangka ikan paus sepanjang 13 meter di sini.

Kawasan Pulau Tidung Kecil punya suasana lain ketimbang Pulau Tidung Besar yang padat penduduk. Tidung Kecil menjadi kawasan konservasi laut yang dijaga bersama.

Pulau Tidung Kecil punya luas 14,45 Hektar, terlihat mini bila dibanding Pulau Tidung Besar seluas 50,13 Hektar. Untuk mengakses Tidung Kecil, pengunjung perlu berjalan kaki melewati Jembatan Cinta sepanjang hampir 1 km.

Pemandangan laut biru jernih menghampar, di bawahnya ada terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang bergerak ke sana ke mari. Saat detikcom mengunjungi lokasi ini bersama Teras BRI
Kapal Bahtera Seva I, Kamis (21/2/2018), kami bahkan menjumpai cumi-cumi imut berenang sambil berubah warna. Di kejauhan, ada keramba apung tempat budidaya ikan.

Terlihat aktivitas dari pihak Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (Dinas KPKP) di pinggir gazebo. Ada pegawai honorer bernama Erik Suhardi (50) dan empat pemuda sedang melakukan transplantasi bibit terumbu karang jenis Acropa formosa. Selanjutnya, Erik menemani jalan-jalan di Pulau Tidung Kecil.

"Wisata Edukasi Bahari Pulau Tidung. Selamat Memasuki Wilayah Konservasi Laut Pulau Tidung Kecil," demikian tulisan di bagian depan pulau. Erik menjelaskan, untuk mengunjungi tempat wisata ini tidak perlu bayar, yang penting ada pemberitahuan saja ke petugas yang berjaga di pulau.

Dia mengajak saya melihat lokasi transplantasi karang seluas 2,5 hektar. Aktivitas snorkeling dan penyelaman tidak bisa dilakukan di lokasi ini, kecuali oleh para ahli.

Saya melangkah ke Museum Kerangka Paus. Di sini ada kerangka paus sperma (Physter macrosephalus) sepanjang 13 meter. Paus ini awalnya ditemukan terdampar di perairan Tanjung Karawang pada 2012. Setelah tubuhnya dibiarkan mengalami pembusukan secara alamiah, Dinas Perikanan Kepulauan Seribu Jakarta memanfaatkan kerangkanya untuk kepentingan pendidikan, dipajang di museum ini.

Di sini juga ada penyu-penyu yang dipelihara untuk kepentingan edukasi. Penyu yang asli Kepulauan Seribu adalah penyu sisik. Ada pula penyu hijau yang turut dipelihara. Ada pula akuarium berisi anemon, ikan badut, dan ikan warna-warni lainnya. Tak jauh dari akuarium-akuarim, ada tempat budidaya buah. Di sini ditanam cabe, sukun, semangka, timun suri, labu, buah naga, hingga jambu.

"Hasilnya bisa diambil masyarakat setempat, gratis," kata dia.

Erik mengajak saya melangkah ke tempat pembibitan bakau (mangrove) dan titik penanamannya. Kami melewati lintasan berpaving blok. Di sisi kiri ada rerimbunan pohon tempat pengamatan burung, di kanan ada pantai dengan tanaman bakau.

"Bakau adalah filter terakhir dari pengikisan daratan dari gelombang laut. Filter pertama adalah karang hidup, filter kedua adalah karang mati, dan ketiga adalah lamun (tumbuhan mirip rumput di pasir pantai), filter ketiga adalah mangrove," kata Erik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Darjamuni, menjelaskan kawasan konservasi di Tidung Kecil ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Budidaya dan Konservasi Laut. Luasnya sekitar 5 hektar dari keseluruhan pulau 14,45 hektar. Untuk menarik minat turis, kawasan ini menjadi lokasi agrowisata.

Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva.

Menteri Susi: Masjid Terindah Mana yang Sudah Kamu Kunjungi?

Baru-baru ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung ke Abu Dhabi, UEA. Dia menyempatkan datang ke masjid terindah sedunia di sana.

Hal itu terdapat pada Instagram pribadinya, @susipudjiastuti115 seperti dilihat detikcom, Rabu (13/3/2019). Menteri Susi Pudjiastuti memposting beberapa fotonya di Abu Dhabi kala mengikuti World Ocean Summit 2019.

Tak ketinggalan, Menteri Susi mampir ke salah satu tempat wisata di Abu Dhabi, Masjid Sheikh Zayed. Masjid di Abu Dhabi ini yang digadang-gadang sebagai salah satu masjid terindah sedunia.

Menteri Susi tampak menggenakan jilbab dan berfoto-foto di sana. Terlihat, Masjid Sheikh Zayed yang serba putih ini punya arsitektur yang berkelas dan megah.

Bahkan, Menteri Susi juga memberi caption pada foto tersebut 'Masjid terindah mana yang sudah kamu kunjungi?'.

Memang, Masjid Sheikh Zayed merupakan salah satu masjid terindah di dunia. Masjid ini punya luas 22.412 meter persegi dan mampu menampung hingga 40 ribu jamaah.

Gaya bangunan masjidnya adalah campuran arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Moor (Maroko). Menara-menara masjidnya pun ada yang bergaya bangunan ala Mesir dan Turki.

Masjidnya dibangun tahun 1996 dan selesai pada 2007. Bisa dibilang, Masjid Sheikh Zayed adalah refleksi dari berbagai budaya yang ada di dunia.

Karpet di dalamnya berasal dari Iran yang bahannya terbuat dari wol asli Selandia Baru. Lampu gantung di ruangan salat yang seberat dua ton dan disebut sebagai lampu gantung terbesar di dunia adalah buatan Jerman yang dihiasi oleh 40 juta kristal swarovski.

Bahkan, Masjid Sheikh Zayed punya perpustakaan di bagian utara dengan koleksi buku tentang pengetahuan Islam, sejarah Islam, kebudayaan-kebudayaan Islam dan kaligrafi. Yang unik, terbitan buku-buku di sana ada dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Korea.

Dari foto-foto di Instagram-nya, Menteri Susi tampak bahagia bisa mendatangi Masjid Sheikh Zayed. Semoga nanti kita bisa ke sana juga ya!

Terumbu Karang dan Kerangka Paus 13 Meter di Tidung Kecil

Pulau Tidung tidak hanya punya pantai dan pemandangan cantik saja. Namun juga ada terumbu karang, kura-kura dan kerangka ikan paus sepanjang 13 meter di sini.

Kawasan Pulau Tidung Kecil punya suasana lain ketimbang Pulau Tidung Besar yang padat penduduk. Tidung Kecil menjadi kawasan konservasi laut yang dijaga bersama.

Pulau Tidung Kecil punya luas 14,45 Hektar, terlihat mini bila dibanding Pulau Tidung Besar seluas 50,13 Hektar. Untuk mengakses Tidung Kecil, pengunjung perlu berjalan kaki melewati Jembatan Cinta sepanjang hampir 1 km.

Pemandangan laut biru jernih menghampar, di bawahnya ada terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang bergerak ke sana ke mari. Saat detikcom mengunjungi lokasi ini bersama Teras BRI
Kapal Bahtera Seva I, Kamis (21/2/2018), kami bahkan menjumpai cumi-cumi imut berenang sambil berubah warna. Di kejauhan, ada keramba apung tempat budidaya ikan.

Terlihat aktivitas dari pihak Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (Dinas KPKP) di pinggir gazebo. Ada pegawai honorer bernama Erik Suhardi (50) dan empat pemuda sedang melakukan transplantasi bibit terumbu karang jenis Acropa formosa. Selanjutnya, Erik menemani jalan-jalan di Pulau Tidung Kecil.

"Wisata Edukasi Bahari Pulau Tidung. Selamat Memasuki Wilayah Konservasi Laut Pulau Tidung Kecil," demikian tulisan di bagian depan pulau. Erik menjelaskan, untuk mengunjungi tempat wisata ini tidak perlu bayar, yang penting ada pemberitahuan saja ke petugas yang berjaga di pulau.

Dia mengajak saya melihat lokasi transplantasi karang seluas 2,5 hektar. Aktivitas snorkeling dan penyelaman tidak bisa dilakukan di lokasi ini, kecuali oleh para ahli.

Saya melangkah ke Museum Kerangka Paus. Di sini ada kerangka paus sperma (Physter macrosephalus) sepanjang 13 meter. Paus ini awalnya ditemukan terdampar di perairan Tanjung Karawang pada 2012. Setelah tubuhnya dibiarkan mengalami pembusukan secara alamiah, Dinas Perikanan Kepulauan Seribu Jakarta memanfaatkan kerangkanya untuk kepentingan pendidikan, dipajang di museum ini.

Di sini juga ada penyu-penyu yang dipelihara untuk kepentingan edukasi. Penyu yang asli Kepulauan Seribu adalah penyu sisik. Ada pula penyu hijau yang turut dipelihara. Ada pula akuarium berisi anemon, ikan badut, dan ikan warna-warni lainnya. Tak jauh dari akuarium-akuarim, ada tempat budidaya buah. Di sini ditanam cabe, sukun, semangka, timun suri, labu, buah naga, hingga jambu.

"Hasilnya bisa diambil masyarakat setempat, gratis," kata dia.