Senin, 17 Februari 2020

Marak Travel Transit, Hotel di Bromo Pasang Tarif Murah

 Travel Transit atau wisata satu malam kini mulai populer di kalangan milenial. Gaet wisatawan Travel Transit, Hotel di Bromo siapkan tarif murah.

Sejumlah hotel yang berada di kawasan obyek wisata Gunung Bromo, akan membuat promo menginap di hotel bertarif murah per April 2019 mendatang.

Hal itu guna menyiasati maraknya travel transit, yang menyediakan jasa perjalanan wisata ke Gunung Bromo tanpa menginap.

Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin mengatakan, promo menginap murah itu bernama "Stay Two Night Pay One Night" . Atau berarti menginap di hotel selama dua malam, dan hanya membayar satu malam.

Adanya promo menginap murah, menurutnya guna mendongkrak animo wisatawan yang menginap di hotel-hotel yang ada di kawasan obyek wisata Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura.

"Tujuannya ya agar tamu yang ke bromo, tetap mau menginap di hotel mas. Meski marak travel transit, pengusaha hotel tetap ada pemasukan," terangnya Sabtu (9/03/2019).

Digdoyo menjelaskan, jenis kamar yang ditawarkan dalam promo menginap murah di hotel yakni, kamar kelas ekonomi dan standart. Tarif kamar kelas ekonomi sendiri, sekitar Rp 175-Rp 250 ribu dan kelas standart sekitar Rp 300-Rp 500 ribu.

Selain menyiasati maraknya travel transit ke Gunung Bromo, adanya promo Stay Two Night Pay One Night juga sebagai cara mempertahankan keberadaan usaha perhotelan di Kecamatan Sukapura.

Menurut Digdoyo, sejak tahun 2018 kemarin geliat usaha rumah singgah atau homestay di kawasan obyek Wisata Gunung Bromo kian menjamur. Terpantau ada sekitar 28 homestay baru sejak Agustus 2018 hingga saat ini, di mana totalnya sudah mencapai 199 unit Homestay.

Dan tentunya untuk tarif yang ditawarkan lebih murah dari menginap di hotel yakni, sekitar Rp 200 ribu termasuk fasilitas air panas.

"Semoga banyak pengunjung yang tertarik untuk promo menginap di hotel murah nantinya, dan usaha hotel kembali ramai," jelasnya.

Little India, Pesona Singapura yang Selalu Memikat

 Little India memiliki pesona tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Singapura. Bukan cuma Mustafa Center, tempat ini memiliki banyak spot instagrammable.

Berkunjung ke Little India di Singapura, biasanya tujuan utamanya adalah ke Mustafa Center, sebuah toko serba ada 24 jam tempat membeli berbagai macam oleh-oleh dengan harga murah. Tapi ternyata, Little India memiliki keistimewaan lain yang juga menarik.

Saya bersama pemenang dtraveler of the year 2018 berkesempatan untuk mengeksplor Little India. Kebetulan, hotel kami juga berlokasi di kawasan yang sibuk ini.

Siapa sangka, Little India dulunya pernah memiliki pembakaran batu bata, gembala ternak juga pacuan kuda. Perdagangan ternak sempat menjadi yang utama bagi orang India. Namun kini, Little India dipenuhi dengan toko, restoran dan juga kuil.

Yang cukup mengejutkan bagi saya pribadi adalah Little India memiliki satu kawasan dengan bangunan yang dicat dengan warna-warna terang, menjadikannya indah dipandang dan menjadi spot foto yang instagrammable.

Tidak hanya dinding, jendela dengan bentuk khas tidak luput dari warna-warna cerah. Inilah kawasan yang dinamakan Little India Arts Belts.
Yang menjadi pusat dan favorit di kawasan ini adalah bangunan yang dulunya merupakan rumah Tan Teng Niah, sekaligus menjadi vila milik orang China terakhir yang tersisa di sini.

Tan Teng Niah adalah seorang pebisnis China yang memiliki beberapa pabrik pembuatan permen di Serangoon Road. Rumah yang dibangun pada tahun 1900 ini kemudian direstorasi pada tahun 1980an untuk keperluan komersial dan sekarang menjadi tujuan wisata utama di kawasan ini.

Tidak hanya bangunan dengan dinding warna-warni, mural-mural yang di antaranya adalah lukisan sapi pun jadi daya tarik di kawasan seni ini. Keren. Untuk menuju ke sini, bisa naik MRT dan turun di stasiun Little India.

Wisata Akhir Pekan di Palembang Ala Jokowi

Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan. Kamu yang akhir pekan di Palembang bisa liburan ala Jokowi.

Presiden Joko Widodo, sedang dalam kunjungan ke Palembang, Sabtu (9/3/2019). Jokowi datang untuk menghadiri acara South Sumatera Milennial Road Safety Festival di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sumatera Selatan.

Kamu yang berakhir pekan di Palembang, bisa liburan ala Jokowi. Benteng Kuto Besak bisa menjadi pilihan pertama karena di sinilah acara tersebut digelar.

Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton dari abad ke-18 yang menjadi pusat Kesultanan Palembang. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758, lalu diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803.

Kawasan pelataran di depan Benteng kuto Besak pun ditata sedemikian rupa oleh pemerintah kota Palembang, menjadi sebuah plaza alias alun-alun yang bisa digunakan wisatawan untuk beraktivitas.

Terkadang destinasi ini juga menjadi lokasi penyelanggaraan acara atau festival dengan panggung hiburan berlatar Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang memesona, seperti kunjungan Presiden Jokowi. Kemeriahan para wisatawan yang datang jadi pemandangan umum yang akan traveler saksikan bila main ke sana.

Benteng Kuto Besak terletak persis di tepi Sungai Musi. Bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena umurnya sudah mencapai ratusan tahun. Tak jauh dari sana, juga tampak Jembatan Ampera.

Setelah puas main ke Benteng Kuto Besak, traveler bisa berburu foto ikonik Jembatan Ampera dari Plaza Benteng Kuto Besak atau Plaza BKB. Plaza Benteng Kuto Besak atau Plaza BKB area lapangan terbuka yang luas di depan Benteng Kuto Besak dan di tepi Sungai Musi.

Jembatan ini dibangun dengan megah di atas Sungai Musi. Panjangnya mencapai 1.117 meter dan menghubungkan kawasan Ulu dan Ilir Kota Palembang.

Jembatan Ampera terlihat jelas dari sini. Traveler bisa berfoto dengan latar keseluruhan bagian jembatan dari sisi yang menghadap ke Plaza BKB.

Semakin malam, kawasan ini akan ramai dengan pengunjung. Beberapa mobil hias dan becak hias beragam bentuk tampak hilir mudik dengan wisatawan. Selain itu, banyak juga wisatawan yang sekadar jalan-jalan santai menikmati malam di pinggir sungai dan foto-foto.

Jam analog yang dipasang di sisi atas jembatan tahun lalu itu pun terlihat dari kejauhan. Hiasan lampu yang juga berwarna merah membuat tampilan jembatan ini begitu cantik.

Tak cuma pasangan muda-mudi, warga lokal yang datang ke sini juga melakukan aktivitas memancing. Setelah melemparkan kail pancing, mereka duduk di tepi sungai sambil menikmati keindahan Jembatan Ampera sampai dapat ikan.

Marak Travel Transit, Hotel di Bromo Pasang Tarif Murah

 Travel Transit atau wisata satu malam kini mulai populer di kalangan milenial. Gaet wisatawan Travel Transit, Hotel di Bromo siapkan tarif murah.

Sejumlah hotel yang berada di kawasan obyek wisata Gunung Bromo, akan membuat promo menginap di hotel bertarif murah per April 2019 mendatang.

Hal itu guna menyiasati maraknya travel transit, yang menyediakan jasa perjalanan wisata ke Gunung Bromo tanpa menginap.

Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin mengatakan, promo menginap murah itu bernama "Stay Two Night Pay One Night" . Atau berarti menginap di hotel selama dua malam, dan hanya membayar satu malam.

Adanya promo menginap murah, menurutnya guna mendongkrak animo wisatawan yang menginap di hotel-hotel yang ada di kawasan obyek wisata Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura.

"Tujuannya ya agar tamu yang ke bromo, tetap mau menginap di hotel mas. Meski marak travel transit, pengusaha hotel tetap ada pemasukan," terangnya Sabtu (9/03/2019).

Digdoyo menjelaskan, jenis kamar yang ditawarkan dalam promo menginap murah di hotel yakni, kamar kelas ekonomi dan standart. Tarif kamar kelas ekonomi sendiri, sekitar Rp 175-Rp 250 ribu dan kelas standart sekitar Rp 300-Rp 500 ribu.

Selain menyiasati maraknya travel transit ke Gunung Bromo, adanya promo Stay Two Night Pay One Night juga sebagai cara mempertahankan keberadaan usaha perhotelan di Kecamatan Sukapura.

Menurut Digdoyo, sejak tahun 2018 kemarin geliat usaha rumah singgah atau homestay di kawasan obyek Wisata Gunung Bromo kian menjamur. Terpantau ada sekitar 28 homestay baru sejak Agustus 2018 hingga saat ini, di mana totalnya sudah mencapai 199 unit Homestay.

Dan tentunya untuk tarif yang ditawarkan lebih murah dari menginap di hotel yakni, sekitar Rp 200 ribu termasuk fasilitas air panas.

"Semoga banyak pengunjung yang tertarik untuk promo menginap di hotel murah nantinya, dan usaha hotel kembali ramai," jelasnya.