Rabu, 19 Februari 2020

Tidak Ingin Dibawa ke Politik, Pemerintah Dukung Wisata Halal di Sulsel

Kemenpar mendukung pengembangan wisata halal di Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka meminta wisata halal tidak dilarikan ke arah politis.

"Sebenarnya dari halal juga kami tidak pernah membuat itu sebagai politis atau agama, karena halal ini living way," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Henky Manurung di Hotel Four Points, Makassar, Senin (4/3/2019).

Dia mengatakan wisata halal saat ini ramai dilirik oleh wisatawan luar negeri. Sebagai contoh, Jepang yang mayoritas masyarakatnya adalah non muslim sudah mulai mengembangkan wisata halal di negaranya dan menarik minat wisatawan muslim.

"Kenapa kita nggak jadikan negara kita sebagai halal destination. Toh ini bukan terkait keagamaan tapi semuanya bersifat halal mulai dari penyediaan servisnya penyediaan kuliner," imbuhnya.

Khusus Sulsel, destinasi wisata halal akan menjadi sangat penting untuk menarik wisatawan bertandang ke provinsi ini. Sebelumnya, di tengah ramainya isu wisata halal di beberapa daerah di Indonesia, Pemerintah Tana Toraja justru mempersiapkan wisata kuliner khusus wisatawan muslim.

"Jadi yang benar adalah ada rumah-rumah makan tertentu yang dikhususkan bagi teman-teman yang beragama muslim," kata Wakil Bupati Tana Toraja, Victor Datuan Batara saat berbincang dengan detikTravel.

Dikatakannya, ada salah tafsir atas pernyataan Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman yang menyebut akan menjadikan Toraja sebagai destinasi halal. Pernyataan itu, kata Victor merujuk pada rumah-rumah makan khusus wisatawan muslim.

"Babi bukan barang haram di Toraja, tapi memang ada rumah makan tertentu, kuliner tertentu yang disiapkan untuk saudara kami muslim yang ke Tana Toraja. Ini kan tidak semua rumah makan Toraja harus distempel halal, tidak seperti itu," tegas dia.

Oleh karenanya, pihaknya tengah mencari lahan khusus wisata kuliner bagi wisatawan muslim. Dia pun mengaku, ada beberapa wisatawan dan perantau yang memang secara khusus datang ke Toraja hanya untuk menyantap makanan lokal daerah ini.

Waduh! Penumpang Temukan Gigi Manusia di Makanan dalam Pesawat

Mungkin ini kisah yang tidak biasa. Seorang penumpang menemukan gigi manusia saat makan di pesawat. Waduh!

Inilah yang dialami oleh Bradley Button, seorang warga negara Australia yang bepergian menggunakan maskapai Singapore Airlines dalam perjalanannya menuju Melbourne, Australia dari Wellington di Selandia Baru. Ia mengaku menemukan benda aneh dalam makanannya yang diduga sebagai gigi manusia.

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (4/3/2019) saat Bradley sedang mengunyah dan menikmati hidangannya, ia merasakan ada sesuatu yang janggal. Saat dilepehkan, ternyata menurut Bradley, benda tersebut adalah gigi manusia. Tentunya, bukan dari bagian giginya sendiri.

"Selama sisa penerbangan saya tidak enak badan. Selalu terpikirkan tentang bagian tubuh orang lain di dalam makanan saya, sungguh tidak menyenangkan," katanya seperti dilansir dari The Independent SG.

Bradley juga mengatakan, bahwa pramugari yang bertugas bersikukuh bahwa ia harus membawa makanan untuk diteliti lebih lanjut. Pramugari juga menambahkan, bahwa di dalam makanan tersebut adalah sebuah batu kecil, namun Bradley menyangkal hal itu.

Bradley mengungkapkan pada News Australia, bahwa ia mendapatkan voucher duty-free gratis senilai 75 USD sebagai tanda pemintaan maaf dari maskapai.

Pihak Singapore Airlines pun angkat bicara mengenai hal ini. Menurut mereka, kasus Bradley sedang diinvestigasi dan dianalisa lebih lanjut.

"Kami sedang menginvestigasi kejadian ini dan mengirimkan objek untuk dianalisa. Saat sudah menemukan jawaban, kami akan menentukan tindakan yang selanjutnya dilakukan. Kami berharap semua makanan dalam kualitas terbaik dan menyesalkan perbuatan yang terjadi," seperti yang dikutip dari AFP.

Tempat Terbaik Menikmati Tolitoli

Liburan ke Tolitoli, singgahlah ke Puncak Ogomoli. Di sini lah tempat terbaik menikmati keindahan Tolitoli, Sulawesi Tenggara.

Dulunya, puncak ini hanya sebuah perkebunan cengkeh milik warga. Biasanya orang yang datang ke sini hanya ingin melihat perkebunan cengkeh miliknya atau ketika musim panen cengkeh. Namun, ketika akses jalan menuju kebun cengkeh ini sudah diperbaiki dan diaspal, warga mulai berdatangan untuk melihat pemandangan yang indah dari atas puncak ini.

Sebulan yang lalu aku kembali ke Bandung atas dasar kerinduan kepada Kota yang telah membersamai perkembanganku di masa remaja. Setelah bertemu dengan keluarga dan menyapa teman-teman, akhirnya aku harus kembali ke rumah.

Aku membuka aplikasi tiket.com untuk mencoba melihat harga tiket pesawat dari Jakarta menuju Tolitoli. Namun, ternyata harga tiket pesawat sedang melonjak naik. Lalu, aku memutuskan untuk mengulur waktu pulang dan kembali menyapa teman-temanku. Bercerita tentang masa lalu yang membuat kami tertawa lepas mengingat tingkah konyol kita dimasa lalu.

Beberapa hari kemudian, aku pun membuka kembali aplikasi tiket.com dihandphoneku dengan harapan harga tiket pesawat dari Jakarta ke Tolitoli sudah mulai menurun. Yang aku suka dari aplikasi tiket.com ini yaitu history pencarian sebelumnya tersimpan di sisi bawah ketika kita masuk pada fitur pencarian tiket pesawat.

Ini sangat membantu aku yang kadang males buat ngetik ulang tujuan penerbanganku. Selain itu, dengan menggunakan aplikasi tiket.com kita bisa memesan tiket pesawat, sewa kamar hotel, sewa mobil dan beberapa fitur lainnya dimanapun dan kapanpun tanpa terbatas oleh ruang dan waktu, selama masih punya kuota tentunya. #semuaadatiketnya

Dan aku pun pulang, sesampainya dirumah tetiba aku teringat salah satu tempat wisata yang sedang ramai dikunjungi di Tolitoli. Tempat ini dulunya bukan apa-apa, hanya sekedar perkebunan cengkeh milik warga. Akses jalan kesanapun sulit karena jalanan yang belum diaspal.

Beberapa orang menyebutnya Puncak Bombolayang dikarenakan daerah yang berada dikaki gunung tersebut bernama Bombolayang. Namun, ada juga yang menyebutnya Puncak Ogomoli karena desa yang berada di kaki gunung yang lainnya bernama Desa Ogomoli.

Dari atas puncak, traveler bisa melihat rumah-rumah yang tersusun di Kota Tolitoli, lautan lepas yang membentuk teluk, Pulau Lutungan yang menjadi tempat bersemayamnya Raja Tolitoli dan puluhan bahkan ratusan pepohonan cengkeh yang berjajar disekitaran puncak ini.

Dari sini traveler bisa paham kenapa Tolitoli disebut sebagai Kota Cengkeh. Eitss, masih ada lagi. Pemandangan persawahan yang luas dari Desa Ogomoli pun bisa terlihat dari atas puncak ini.

Untuk menuju ke Puncak ini, traveler bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan menempuh waktu kurang lebih sekitar 15menit dari pusat kota Tolitoli.

Sesampainya di puncak, traveler akan disuguhkan pemandangan yang indah dengan beberapa spot foto yang tersedia. Terdapat tulisan "Puncak Ogomoli" yang dibuat dari ban bekas dan dicat warna warni agar terlihat menarik, ada juga tempat berfoto yang dibuat dari kayu dengan latar belakang pemandangan yang indah, dan jika lapar disini tersedia beberapa warung yang menyediakan beberapa makanan dan minuman yang bisa kalian nikmati bersama teman-teman.

Waktu yang pas untuk berkunjung ke Puncak Ogomoli yaitu ketika pagi hari saat matahari mulai terbit dan sore hari saat matahari mulai terbenam. Namun, jika traveler mempunyai kesibukan dan hanya mempunyai waktu malam hari saja tak masalah. Traveler bisa berkunjung pada malam hari, melihat gemerlapan lampu dari rumah-rumah di Kota Tolitoli yang berkilau dari atas ketinggian.

Tempat ini sangat cocok untuk bisa melihat Tolitoli dari ketinggian.

Jadi, tunggu apalagi guyss. Kapan mau berkunjung?