Rabu, 19 Februari 2020

Backpackeran Sekeluarga? Asyik Juga

Liburan keluarga dengan cara backpacker ternyata asyik juga. Coba deh ke Sapparo, Jepang dengan budget terbatas, deg-degan namun seru!

Backpacking kami sekeluarga semuanya dilakukan menggunakan transportasi kereta dan bus umum. Dan untungnya walaupun terpapar salju selama berhari-hari di suhu -3 sampai -6 derajat, tidak ada satupun yag jatuh sakit.

Transportasi umum di Sapporo sangat mudah dipahami hanya dengan mendownload peta kereta. Rencana perjalanan kami buat sendiri dengan sematang mungkin dan kebetulan semua site di Sapporo Snow Festival gratis untuk dikunjungi sehingga cocok dengan konsep jalan-jalan hemat. Walaupun pada walnya sempat muncul perasaan bagaimana repotnya mengajak balita ke destinasi bersalju dan mengajak orang tua yang sudah di atas 50 tahun untuk kemana-mana naik kereta, namun ternyata kesenangan dan kegembiraan bisa pergi ke Sapporo dan menikmati snow festival dengan hemat bisa membayar semua kelelahan dan tenaga yang terkuras.

Backpacking, atau travelling hemat dengan menggunakan maskapai murah, merencanakan itinerary perjalanan sendiri, menginap di hostel, berkeliling memakai transportasi umum, dan menenteng-nenteng bawaan kemana-mana menjadi gaya travelling yang sudah cukup sering dilakukan oleh traveller asal Indonesia terutama anak muda.

Berbeda dengan menggunakan travel agent yang pokoknya 'tahu beres', backpacking memberikan kepuasan tersendiri dan lumayan menghemat budget liburan. Tetapi gimana jadinya kalau mengajak satu keluarga besar untuk backpackeran lengkap dengan kakek, nenek, satu anak kecil dan satu balita?

Dengan kemajuan teknologi, merencanakan perjalanan sendiri ternyata gampang banget buat dilakukan. Pertama soal memilih destinasi tujuan. Setelah membaca berbagai review, Jepang menjadi pilihan karena transportasi umumnya sangat mudah dan aman untuk keluarga. Sapporo menjadi kota destinasi utama karena bertepatan dengan Sapporo Snow Festival 2019, event seru untuk melihat dan bermain-main di salju. Setelah Sapporo karena sudah jauh-jauh ke Jepang tentu kurang seru kalau nggak mampir ke Tokyo, Osaka dan Kyoto yang menjadi kota tujuan berikutnya.

Kedua soal rencana perjalanan atau itinerary. Sebelum berangkat, itinerary sudah harus dipersiapkan terlebih dahulu mulai dari semua tempat tujuan yang ingin didatangi, cara menuju kesana, dimana mau menginap dan sebagainya. Dengan bantuan berbagai website perjalanan online semuanya mudah diperoleh dan salah satunya adalah tiket.com.

Emblem Hostel Nishiarai dipilih menjadi salah satu tempat menginap saat di Tokyo karena lokasinya cuma berada di depan stasiun, tempat makan, dan mal. Mencari tempat menginap yang strategis seperti ini gampang dilakukan dengan bantuan tiket.com karena berbagai review yang ditulis traveller sebelumnya dan menu pencarian di tiket.com yang bisa mencari hotel berdasarkan peta lokasi. Tinggal buka peta di daerah apa kita mau menginap dan pilih melalui peta tersebut hotel mana yang paling cocok maka hotel impian bisa dipesan.

Yang lebih seru lagi, kemarin kami mendapatkan diskon Rp 346.000 karena tiket.com banyak promonya. Tiket pesawat Airasia Jakarta-Narita juga dibeli melalui tiket.com dengan diskon Rp 150.000. Total kami menghemat hampir Rp 500.000 karena menggunakan tiket.com. #semuaadatiketnya

Tetapi untuk menuju kota Sapporo, perjalanan dari Narita harus lanjut menggunakan pesawat lagi ke Bandara New Chitose Sapporo sekitar dua jam. Dan kebetulan saat kami landing, sekitar runway sudah dipenuhi salju. Nggak sabar rasanya untuk segera turun dari pesawat.

Sapporo sendiri merupakan kota nomor dua paling bersalju di dunia. Mengalahkan beberapa kota yang justru lebih utara di Canada, Norway dan bahkan Amerika Serikat. Jadi wajar rasanya Sapporo Snow Festival menjadi festival es dan salju yang menarik minat banyak wisatawan.

Ada tiga lokasi yang menjadi pusat Sapporo Snow Festival yaitu Odori Park, Susukino, dan Tsudome. Selain itu, Nakajima Park, walaupun bukan menjadi lokasi snowfest juga layak untuk dikunjungi karena merupakan ruang publik untuk bermain salju secara bebas. Banyak orang main ski, seluncuran, berfoto, dan kids playgroundnya bikin betah anak-anak.

Alquran Kuno dari Kulit Kayu Jadi Ikon Wisata Religi di Alor

 Siapa bilang di Alor hanya ada wisata alam? Kawasan yang berada di ujung timur NTT ini juga ternyata memiliki wisata religi. Salah satunya adalah Alquran kuno yang terbuat dari kulit kayu. Sampai sekarang, banyak misteri yang belum terungkap dari Alquran kuno tersebut. Belum diketahui secara pasti berapa usia Alquran kuno itu, siapa pemilik awalnya, dan dari bahan apa lembaran kitab suci itu dibuat.

Saat ini, Alquran kuno tersebut disimpan oleh Nurdin Gogo yang tinggal di Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut. Ia adalah keturunan ke-14 dari Iang Gogo, sosok yang diyakini sebagai pembawa Alquran kuno tersebut. Nurdin menyimpan Alquran itu di kamar khusus di rumahnya. Alquran tersebut dimasukkan ke dalam kotak kayu seperti saat pertama kali ditemukan.

"Diperkirakan ini dari kulit kayu tapi jenisnya belum diketahui walaupun sudah sering diteliti. Para peneliti menduga bahannya dari kayu yang sudah punah," tutur Nurdin dalam keterangan tertulis, Senin (4/3/2019).

Meski kuno, huruf-huruf di Alquran ini masih jelas terlihat. Isinya juga lengkap 30 juz dengan lembaran yang tebal dan halus. Kerusakan hanya terlihat di beberapa lembar pertama yang robek. Kotak kayu penyimpan Alquran itu juga masih 90 persen utuh, hanya rompal sedikit di bagian penutup.

Nurdin menceritakan Alquran itu dibawa ke Alor Besar oleh seseorang bernama Iang Gogo. Pada masa Kesultanan Baabullah V, Iang Gogo merantau bersama 4 saudaranya dari Ternate, Maluku Utara menuju Alor. Keempat saudaranya yang lain, yakni Ilyas Gogo, Djou Gogo, Boi Gogo, dan Kimales Gogo melanjutkan perjalanan ke daerah lain, sedangkan Iang Gogo menetap di Alor.

Sekitar tahun 1982, terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan rumah dan seluruh peninggalan Iang Gogo. Namun anehnya, Alquran itu tidak terbakar dan menjadi satu-satunya benda yang selamat dari kebakaran tersebut.

Bagi Nurdin, Alquran kuno itu seolah memiliki energi tersendiri. Menurutnya, banyak pengunjung yang juga merasakan kuatnya energi Alquran dari kulit kayu tersebut.

"Beberapa kali ada pengunjung yang tidak berani masuk rumah ini waktu mau melihat Alquran. Dia bilang ruangannya tidak muat padahal secara kasat mata ruangan ini masih luas," tuturnya.

Meski tergolong sebagai peninggalan bersejarah, Nurdin tak akan menyerahkan pengelolaan Alquran kuno kepada pemerintah. Menurutnya, Alquran tersebut hanya bisa disimpan di rumah yang ia tinggali saat ini.

Selain Alquran kuno, Alor juga memiliki wisata religi lainnya. Bagi yang suka berziarah, ada makam salah satu penyebar Islam di Alor, Sultan Alamudin, yang disebut-sebut sebagai keturunan Walisongo. Makam tersebut berada di Pulau Sika, yakni pulau tak berpenghuni seluas sekitar 8 hektare yang dahulu dikeramatkan warga.

Untuk traveler yang tertarik berkunjung ke Alor, saat ini ada penerbangan langsung Denpasar-Alor dengan pesawat NAM Air. Jadwal penerbangan pukul 10.50 WITA dari Bandara Ngurah Rai Denpasar setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu. Untuk rute sebaliknya, dijadwalkan pukul 13.50 WITA di hari yang sama, yakni Selasa, Kamis, dan Sabtu.