Berlibur ke Pulau Dewata tidak akan pernah bosan, karena banyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi. Salah satunya Pantai Virgin di daerah Karangasem.
Pantai Virgin termasuk ke dalam pantai yang masih jarang dikunjungi wisatawan, sehingga masih sangat bersih dari sampah dan nyaman digunakan untuk bersantai.
Pasir putih yang cukup halus dan warna air laut yang begitu indah dan berwarna biru bercampur hijau Tosca, dapat menyegarkan mata dan membuat kita betah untuk berlama-lama di sini.
Untuk sampai ke sini dibutuhkan waktu perjalanan sekitar 2-2,5 jam dari Kuta. Perjalanan yang cukup tajam dan berkelok-kelok membuat kita harus berhati-hati dalam berkendara. Namun, perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan terbayar dengan kecantikan dari pantai Virgin.
Untuk tiket masuk, pengunjung hanya membayar Rp 10 ribu/orang. Kita bisa beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa capek selama perjalanan. Bila ombak tak cukup tinggi, kita bisa menulusuri pantai dengan menggunakan kapal nelayan yang ada di bibir pantai. Untuk sekali naik cukup membayar sekitar Rp 25-50 ribu untuk bisa menikmati keindahan dari Pantai Virgin.
Patung Raksasa di AS, Dulu Terbengkalai Kini Jadi Objek Wisata
Amerika Serikat (AS) dulu punya sebuah taman yang memamerkan berbagai patung wajah presiden mereka. Taman itu diberi nama President Park yang terletak di Williamsburg, Virginia. Sayangnya, taman seluas 4 hektar yang berdiri sejak 2004 itu bangkrut pada 2010.
Dilansir dari Insider, Jumat (21/2/2020), seorang fotografer yang tertarik dengan tempat terbengkalai bernama John Plashal, menemukan patung-patung itu kini berada di halaman rumah seorang penghancur batu, Howard Hankins di Virginia.
Hankins mulanya diperintahkan oleh pemilik taman untuk menghancurkan 42 patung kepala presiden tersebut. Namun, ia memutuskan untuk menyimpannya.
"Dia (Hankins) menghabiskan puluhan ribu dolar dari uangnya sendiri untuk memindahkan patung, yang masing-masing beratnya lebih dari 20 ribu pound (sekitar 9000 kg), ke propertinya untuk menyelamatkan mereka," kata Plashal.
Pada mulanya, Hankins berharap bahwa suatu saat akan ada kolektor seni yang membeli patung-patung itu. Namun setelah 8 tahun patung itu dipindahkan, patung-patung itu masih berdiri di halaman rumahnya.
Patung-patung itu sendiri dibuat oleh pemahat bernama David Adickes pada tahun 1998.
"Adickes sebenarnya membuat tiga set patung. Satu set di Texas, satu set di South Dakota, dan yang terakhir di Virginia," katanya.
Patung-patung Virginia yang diletakkan di Presiden Park ternyata gagal menarik perhatian pengunjung. Akan tetapi setelah patung ini pindah ke pekarangan Hankins, patung-patung ini menjadi lebih populer.
Plashal mengatakan, banyak turis yang datang ke sana untuk berfoto. Namun, Hankins memiliki kekhawatiran turis akan cidera karena kondisi patung yang sudah tak sekokoh dulu. Untuk mengatasi hal tersebut, Plashal mengusulkan pada Hankins agar para pengunjung menandatangani formulir sebelum masuk ke area pameran patung itu.
Selain itu, menurut Plashal, Hankin juga membatasi jumlah kunjungan dengan membuka area itu pada akhir pekan saja karena di hari biasa, Hankins melaksanakan pekerjaannya di tempat yang sama sebagai pemecah batu.
Lebih lanjut, Plashal akan berkolaborasi dengan Hankins untuk mengembangkan tempat itu sebagai objek wisata. Plashal menawarkan tur wisata jalan kaki selama tiga jam pada turis dimana mereka tak hanya disuguhi pemandangan patung tetapi juga cerita di baliknya.