Jumat, 21 Februari 2020

Melihat Pemakaman ala Eropa di Jakarta

 Wisata yang agak berbeda di Jakarta, traveler bisa ke Museum Taman Prasasti. Pemakaman ini dipenuhi dengan patung dan nisan ala Eropa.

Museum Taman Prasasti beralamat di Jl Tanah Abang 1 No 1 Jakarta Pusat. Museum yang berada tepat di samping kantor wali kota Jakarta Pusat itu dibangun pada tahun 1795, di atas sebidang tanah yang dihibahkan oleh Van Riemsduk.

Sampai tahun 1974 komplek pemakaman ini masih tetap dipergunakan, tetapi sejak tahun 1975 ditutup dan dilakukan pembongkaran. Kemudian guna pelestarian sejarah dan nilai seni arsitektur yang ada di dalamnya, maka tempat ini dipugar kembali dan dijadikan Museum Taman Prasasti yang peresmiannya diadakan pada tanggal 9 Juli 1977.

Tiket untuk memasuki Museum Taman Prasasti adalah Rp 5.000 per orang. Kita dapat berkunjung ke sini pada hari Selasa-Minggu pukul 09.00 pagi sampai pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin, museum ini tutup.

Memasuki museum dengan bagian depan bergaya Doria yang anggun, kita akan disambut dengan kereta kuda serta dinding dengan diorama dan bangku di bagian bawahnya. Papan keterangan yang berisi bagian penting dari museum seperti kereta pengangkut jenazah dan nisan beberapa tokoh terkenal.

Setelah membeli tiket, pengunjung dapat memasuki museum dan menyusuri bagian-bagiannya. Di kiri loket terdapat gedung tertutup yang berisi foto-foto perkembangan museum dari waktu ke waktu. Sementara di sebelah kanan terdapat toilet dan mushola, kemudian bagian depan yang langsung menghadap loket terdapat prasasti dan menara koleksi museum.

Menyusuri bagian museum kita akan melihat ada peti jenazah dan kereta pengangkut jenazah, ada keterangan pada bagian-bagian tersebut. Sebagian besar isi museum adalah prasasti yang umumnya ditulis dalam bahasa Belanda

Di samping itu juga terdapat banyak patung. Sayang sebagian patung sudah tidak utuh lagi. Pepohonan yang ada di tempat ini menaungi museum di siang yang panas sehingga suasana menjadi teduh. Hijaunya pepohonan juga membuat pemandangan museum menjadi indah dengan berpadunya pepohonan dan prasasti yang ada.

Siang itu pengunjung tidak terlalu ramai. Ada beberapa pengunjung yang tengah mengamati tulisan pada prasasti satu per satu dengan tekun, ada beberapa anak muda yang tengah membuat laporan dalam bentuk video dan mengambil beberapa gambar di sekeliling museum.

Tak sedikit pula pengunjung yang hanya datang untuk berfoto. Tempat ini memang bagus untuk latar belakang berfoto. Oh ya, ada tempat tertentu yang saat mengambil foto harus didampingi petugas, jadi tolong memperhatikan peraturan yang ada ya.

Bagi traveler yang ada di luar Jakarta, datang ke museum ini bisa menjadi salah satu pilihan saat berada di ibu kota. Untuk kemudahan menuju Jakarta, tinggal gunakan aplikasi tiket.com untuk memesan kereta atau pesawat.

Teman-teman tinggal pilih apa yang mau dipesan, tujuan dan tanggal keberangkatan, mengisi data pemesan, cara pembayaran dan selesai. Mudah sekali bukan? Berhubung mudah dan ada begitu banyak pilihan, saya kerap menggunakan tiket.com untuk merencanakan liburan atau keperluan lain, karena di tiket.com #semuaadatiketnya.

Bali Tak Bisa Dipaksa Jadi Destinasi Wisata Halal

Lain padang, lain belalang. Bali dinilai sudah punya identitas sendiri dan tidak bisa dipaksa jadi wisata halal, seperti keinginan Cawapres Sandiaga Uno.

"Pada dasarnya sama dengan yang disampaikan Pak Gubernur Bali. Pariwisata yang dikembangkan di Bali adalah pariwisata budaya. Apa itu budaya Bali? Budaya yang dilandasi oleh nilai-nilai Hindu, ini sudah tertuang dalam Perda Pariwisata Budaya," kata Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali, I Nyoman Sukma Ariada lewat pesan singkat, Rabu (27/2/2019).

Sukma menambahkan budaya Bali sudah lekat dengan filosofi Tri Hita Karana. Oleh karena itu, tidak bisa dipaksakan ada wisata halal di Pulau Dewata.

"Ya tetap tak bisa, Tri Hita Karana ini merupakan tatanan yang sudah disepakati di Bali secara turun temurun yang memberikan kekhasan kepada Bali. Hal yang sama kan terjadi dengan daerah provinsi Aceh dengan nuansa Islam Nusantara atau Yogya dengan akar budaya Jawanya. Biarlah masing-masing daerah hidup dan berjalan dengan kekhasannya masing masing," tuturnya.

Sukma menambahkan tanpa embel-embel halal, Bali dinilai sudah ramah pada turis muslim. Dia menyontohkan sangat mudah mencari masjid ataupun restoran halal di Pulau Dewata.

"Kalau dilihat tanpa predikat wisata halal pun Bali selama ini kan sudah memberikan keleluasaan yang cukup bagi wisatawan dengan latar belakang apapun, termasuk Muslim. Di Bali ada masjid, ada warung Padang, ada warung Muslim. Ini kan sudah cukup," cetusnya

Sukma mengatakan Indonesia kaya budaya. Menurutnya tidak perlu memaksakan sesuatu yang bukan budaya asal di daerah tersebut.

"Sederhananya sebagai wisatawan yang berkunjung ke daerah orang lain, ya sedikit tidaknya mesti hormati budaya setempat. Seperti peribahasa kita: lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Kalau peribahasa nenek moyang ini kita pahami dengan mendalam saya kira tak perlu memaksakan sistem yang kita anut di wilayah orang lain. Inilah Indonesia," urai Sukma.

Usul mengembangkan wisata halal itu disampaikan Sandiaga Uno saat kampanye di Bali. Cawapres nomor urut 02 itu menuturkan ceruk pasar wisata halal sangat menggiurkan.

"Prabowo-Sandi fokus untuk memberdayakan UMKM, meningkatkan kewirausahaan dan di Bali sendiri pariwisata kita harapkan pariwisata akan lebih baik dan multiplayer-nya banyak sekali kepada UMKM. Salah satunya juga pariwisata halal, banyak potensinya, dan sekarang banyak diambil oleh Bangkok, Thailand," kata Sandiaga di Hotel Alkyfa, Jl Pura Demak, Pemecutan Klod, Denpasar, Bali, Minggu (24/2).

"Kita ingin Bali, Indonesia secara umum juga ngambil potensi pariwisata halal yang konon kabarnya di atas Rp 3.000 triliun potensinya. Ini sangat luar biasa potensinya kalau bisa kita ambil untuk gerakan ekonomi di Bali," sambung pasangan Prabowo Subianto itu.

Tim BPD Prabowo-Sandi Bali, Fabian Andrianto Cornelis mengatakan ide Sandiaga itu bukan untuk mewujudkan wisata halal dengan model syariah. Dia menyebut usulan wisata halal itu berupa panduan lokasi musala atau masjid maupun restoran halal di Pulau Dewata.