Jumat, 28 Februari 2020

Langkah Banda Aceh Promosikan Wisata

Banda Aceh kembali memilih Agam-Inong (duta wisata). Mereka yang terpilih dituntut punya wawasan luas dan aktif mempromosikan wisata Kota Gemilang.

Malam puncak pemilihan Agam-Inong bakal digelar di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh pada 9 Maret mendatang. Pada pemilihan duta tahun ini, panitia mengusung tema 'Inspiring The Millennials Trough History, Culture and Creativity'.

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meminta Ikatan Agam-Inong (duta wisata) Kota Banda Aceh menjadi pioner dalam mempromosikan pariwisata. Mereka yang dinobatkan sebagai duta wisata diharapkan dapat memperkenalkan beragam wisata Banda Aceh hingga ketingkat internasional.

"Agam Inong memiliki peran penting, harus berada di garda depan dalam mempromosikan pariwisata Banda Aceh," kata Aminullah di Banda Aceh, Rabu (13/2/2019).

Menurutnya, dunia pariwisata tidak terlepas dari promosi, salah satunya dengan melibatkan para duta wisata. Oleh karenanya, Agam-Inong harus memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas, tidak hanya sebatas pengetahuan terkait pariwisata saja, tapi juga pengetahuan tentang agama, adat, budaya, kesenian hingga kuliner.

"Semua pengetahuan tersebut sangat berkaitan dengan dunia pariwisata," jelas Aminullah.

Selain itu, Aminullah juga meminta duta wisata Banda Aceh harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta mampu menjelaskan secara detail kelebihan yang dimiliki Banda Aceh. Hal ini penting untuk menarik wisatawan berkunjung ke ibu kota Provinsi Aceh.

"Ketika ada yang menanyakan tentang Banda Aceh, harus mampu dijelaskan dengan baik dan detail. Jadi pengetahuan harus diimbangi dengan kemampuan komunikasi juga," tambah Aminullah.

Saat Prabowo Bertemu Suku Baduy Dalam

Belum lama ini, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bertemu dengan suku Baduy Dalam. Prabowo berdikusi tentang kesimbangan hidup dengan alam.

Hal itu terlihat dalam postingan pada Instagram @prabowo, seperti dilihat detikTravel, Rabu (13/2/2019). Terdapat 3 postingan foto yang menampilkan Parbowo dan para masyarakat suku Baduy Dalam.

"Berdiskusi bersama masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar sambil menyantap Nasi Liwet khas setempat. Kami berdiskusi tentang bagaimana mereka masyarakat pedalaman dapat hidup berdampingan dengan alam, menjaga keseimbangan, dan benar-benar menjaga kelestarian alam," tulis caption pada fotonya.



Suku Baduy Dalam memang terkenal dengan kehidupannya yang selaras dengan alam. Dalam catatan detikTravel saat bertemu dengan masyarakat suku Baduy Dalam, mereka sangat menjaga dan menghargai alam.

Contoh kecilnya, suku Baduy Dalam tidak pernah mengotori sungai mereka. Mereka menjaga airnya tetap bersih, karena dari situlah sumber kehidupan dan juga aliran sungainya akan dipakai oleh masyarakat lain.

Suku Baduy Dalam pun tidak pernah asal main tebang pohon. Bagi traveler yang pernah mendatangi tempat tinggal suku Baduy Dalam pasti setuju kalau tempat tinggal mereka begitu indah nan sejuk.



Bukan hanya soal hidup selaras dengan alam, suku Baduy Dalam pun memiliki adat istiadat dan budaya dengan nilai luhur yang tinggi. Contohnya seperti, mereka hanya ingin menjadi orang baik bukan orang pintar. Sebab orang pintar, belum tentu baik bukan?

Traveler pun dapat berkunjung dan bertemu langsung dengan suku Baduy Dalam. Mereka menempati wilayah Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sudah banyak operator tur yang menawarkan perjalanan ke sana, pun tak sedikit yang datang dengan cara backpacker-an.

Suku Baduy Dalam memiliki banyak hal yang menarik untuk dipelajari. Tertarik datang? 

Cara Menpar Hadapi Daerah Wisata Rawan Bencana

Menpar Arief Yahya punya langkah khusus untuk menghadapi daerah wisata yang rawan bencana. Bagaimana caranya?

Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia di tahun 2019. Namun, sejumlah wilayah potensi wisata di Indonesia merupakan daerah rawan bencana.

Di tahun 2017 saja, ada bencana erupsi Gunung Agung yang memberi dampak terhadap pariwisata Bali. Sementara tahun 2018 lalu ada bencana gempa bumi yang juga memberi dampak terhadap pariwisata di NTB khususnya Lombok.

"Jadi bencana alam impactnya besar ya, saya kasih ilustrasi ya, erupsi Gunung Agung itu 1 juta (wisman) pengaruhnya. 1 juta (wisman) itu kita berarti kehilangan potensi 1 miliar US dollar. 1 orang (wisman) datang bayarnya 1000 USD," kata Arief di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Arief mengungkapkan, yang paling berpengaruh terhadap kunjungan wisman ke wilayah rawan bencana adalah status bencana di daerah tersebut. Dalam daerah pariwisata, ada status kebencanaan yang dikenal mulai dari status waspada, siaga, awas, hingga status darurat.

"Itu status darurat, begitu pemda menetapkan daerah statusnya darurat, apa yang terjadi? Di seluruh dunia menerbitkan travel warning atau travel advisor tidak boleh berkunjung ke daerah itu," ujarnya.

Arief lalu mencontohkan peringatan travel advisor yang diterbitkan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Akibatnya tidak ada 1 pun wisman asal Tiongkok yang akan berkunjung ke Bali saat erupsi Gunung Agung di Bali 2017 lalu.

"Saya mengecek sendiri di Bandara Soetta, Bandara Bali, tidak ada airlines yang membawa wisman asal Tiongkok," ucapnya.

Arief melanjutkan, saat erupsi Gunung Agung di Bali 2017 lalu, diperkirakan 15 ribu wisman batal berkunjung. Negara pun diperkirakan rugi 15 juta USD.

"Akhirnya kita mengusulkan ke Pak Presiden, kala status darurat itu dicabut. Tetapi Bali harus tetap mendapatkan apa yang harusnya didapat (bantuan untuk pengungsi) kalau dia dalam kondisi darurat," tuturnya.

Status darurat kebencanaan untuk untuk Gunung Agung waktu itu akhirnya dicabut pada 22 Desember 2017. Wisman pun langsung kembali meningkat untuk berjunjung ke Bali.

"Kenapa pemerintah waktu itu tidak menetetapkan Lombok (pasca gempa) itu darurat, karena pertimbangan yang sama. Kalau dinyatakan darurat dan Lombok adalah destinasi utama, kerugiannya jauh lebih besar daripada bantuannya (untuk korban bencana). Namun pemerintah komitmen dan tertulis di Perpres, Lombok akan diberikan dukungan sebagaimana kalau dia dalam kondisi darurat," jelasnya.

Hal yang sama pun terjadi pasca tsunami di Selat Sunda. Arief mengungkapkan, akibat status darurat, perekonomian di sektor wisata seperti hotel turun hingga 10 persen.

"Jadi yang paling bagus adalah buat surat ketetapan. Kalau ini tsunami, bencana sudah nasional, ketetapan dari presiden, bahwa kondisinya darurat. Hanyamisalnya di Anak Krakatau (radius) 5 kilometer, sedangkan Selat Sunda secara keseluruhan normal. Tetapi Selat Sunda daerah itu tetap mendapatkan dukungan misalkan untuk para pengungsi jika masih ada," ucapnya.