Jumat, 06 Maret 2020

Tai, Pegunungan Suci yang Jadi Gerbang Surga

Setelah menjelajahi Dai Temple, ada satu destinasi lain yang wajib kamu datangi. Inilah Tai Mountain yang dipercaya jadi gerbang menuju surga.

Tai Mountain atau Taishan adalah pegunungan suci yang berada persis di selatan Dai Temple. Kelenteng Dai dibuat tegak lurus mengahadap Taishan.

Setelah memohon restu kepada God of Tai Mountain di Dai Temple, kaisar di jaman dulu akan langsung bertolak menuju Taishan untuk berdoa. Ritual ini adalah keharusan.

detikTravel bersama Dwidaya Tour melakukan perjalanan sama seperti raja-raja China di jaman itu. Bertolak menuju Taishan, ada beberapa hal yang mesti disiapkan.

Kawasan pegunungan ini begitu dijaga, sehingga jangan membawa benda-benda tajam, rokok dan pemantik. Usahakan pakai baju tebal karena saat kabut naik, suhu akan turun drastis.

Taishan dipercaya menjadi yang tertinggi di China pada jaman itu. Itulah mengapa, berdoa di atas gunung ini maka doanya akan langsung di dengar oleh dewa langit.

Nama gerbang surga pun melekat kuat untuk Taishan. Tapi tak sembarangan orang bisa menginjakkan kaki di Taishan jaman itu. Hanya raja yang berhati bersih dan berlaku baiklah yang boleh datang dan berdoa di Taishan.

Kini Taishan dibuka untuk umum dan memiliki grade AAAAA. Pegunungan ini memiiliki tinggi 1.532 meter. Wisatawan bisa memilih menyewa transportasi jika ingin cepat sampai.

Untuk masuk ke Taishan, wisatawan akan dikenakan biaya 127 Yuan atau sekitar Rp 265.385 per orang. Kemudian perjalanan bisa dilanjutkan dengan bus selama 20 menit dengan biaya tambahan 60 Yuan atau sekitar Rp 125.379 PP.

Setelah turun dari bus, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan. Perjalanan bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan kereta gantung atau berjalan kaki.

Kalau mau naik kereta gantung, kamu akan dikenakan biaya 200 Yuan atau sekitar Rp 417.930 per orang untuk perjalanan pergi-pulang.

Dengan perjalanan 10 menit dengan kereta gantung, wisatawan akan diajak untuk menikmati keindahan Taishan secara perlahan. Saat itu masih early winter, pepohonan mulai meranggas.

Wisatawan lokal biasanya lebih memilih untuk berjalan kaki melewati ratusan anak tangga. Jangan tanya capeknya seperti apa.

Di area ini ada banyak kedai yang dikelola oleh warga sekitar. Isi kedainya bermacam-macam, mulai dari makanan sampai suvenir.

Begitu sampai di gerbang surga selatan, kamu akan langsung disambut dengan kelenteng Bixia. Di kelenteng ini, para wisatawan berdoa untuk keselamatan anak-anak.

Dari gerbang ini, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam untuk sampai di puncak. Dalam pendakian menuju Jade Emperor Temple di puncak, ada spot menarik untuk berfoto.

Tangga menuju puncak dengan latar pemandangan ke pegunungan menjadi salah satu spot asyik untuk berfoto. Depan gerbang surga juga jadi yang paling ramai untuk jadi tempat berswafoto.

Tumpukan batu prasasti yang diukir oleh para kaisar juga bisa wisatawan temukan. Prasasti ini menjadi peninggalan para kaisar yang pernah menginjakkan kaki di Taishan.

Tak perlu takut kebelet saat berada dalam perjalanan ini. Karena Taishan punya fasilitas toilet yang ditempatkan dibeberapa titik.

Begitu sampai di Jade Emperor Temple, wisatawan biasanya akan berdoa di depan kelenteng. Ada sebuah lingkaran batu yang berisi gembok dan uang.

Di tempat inilah, wisatawan biasanya melemparkan uang dan berdoa. Sedangakn kelenteng sendiri tidak dibuka untuk umum.

Dari atas sini, kamu bisa melihat pemandangan cantik Taishan. Tapi kalau semakin siang atau sore, kabut akan naik dan pemandangan berubah putih dengan cepat.

Wisatawan yang mau pulang dengan menggunakan kereta gantung dan bus, harus turun sebelum pukul 16.00 waktu setempat. Kalau tidak, resikonya harus turun gunung dengan berjalan kaki.
Menjadi salah satu warisan alam dan budaya yang menarik, Taishan menjaga diri dengan sangat baik. Bahkan sampah sekecil bungkus permen pun tidak ada di sini.

Selain penjagaan yang ketat, wisatawannya juga diberi wawasan untuk menjaga dan melestarikan warisan alam dan budaya mereka. Generasi Indonesia, yuk jangan mau kalah dengan China! 

Malam Hari, Spot di Jakarta Ini Cocok untuk Hunting Foto

Jakarta memiliki berbagai gedung dan tempat ikonik yang khas. Selain jadi tempat belajar sejarah, tempat-tempat tersebut juga bisa menjadi objek foto yang menarik, termasuk pada malam hari.

Berikut ini beberapa spot foto menarik di Jakarta pada malam hari. Beberapa di antaranya mewarisi keunikan masa lalu, sementara yang lainnya mewakili kemajuan masa kini.

Kawasan Kota Tua

Berbicara mengenai kawasan Kota Tua Jakarta tidak akan lepas dari bangunan bersejarahnya yaitu Museum Fatahillah. Museum ini didirikan pada abad ke-17. Sampai saat ini lokasi yang menjadi cagar budaya ini tetap mempertahankan desain arsitekturnya yang khas kolonial.

Selain Museum Fatahillah dalam kawasan ini juga terdapat beberapa kafe yang juga memiliki desain arsitektur khas kolonial. Oleh sebab itu kawasan Kota Tua adalah salah satu spot terbaik untuk mendapatkan landscape unik malam hari di Kota Jakarta.

Monas

Bergeser ke bagian tengah Jakarta berdiri tegak sebuah monumen setinggi 132 meter yang menjadi ikon khas Kota Jakarta, bahkan Indonesia, yaitu Monas. Dibangun di atas lahan seluas 80 hektare, Monas tampak megah dengan puncak emasnya.

Bukan hanya tampak megah pada malam hari, Monas pun menjadi tujuan wisata favorit di malam hari. Pancaran lampu warna-warni yang diarahkan ke Monas pada malam hari menyajikan pesona yang cantik bagi pemburu foto malam.

Masjid Istiqlal

Tak jauh dari Monas terdapat sebuah masjid berkapasitas mencapai 200.000 orang, yaitu Masjid Istiqlal. Dengan kapasitasnya masjid yang berada di Jakarta Pusat ini merupakan masjid terbesar di Indonesia.

Tentunya sebagai masjid terbesar di Indonesia, Masjid Istiqlal mampu menyajikan kemegahan bernuansa religi. Bukan hanya pada siang hari, tata lampu yang didesain sedemikian rupa pun menambah kecantikan masjid ini di malam hari.

Bundaran HI

Berburu landscape Jakarta malam hari belum lengkap jika melewatkan kawasan Bundaran HI. Perpaduan keindahan kolam air mancur, Patung Selamat Datang, lampu kendaraan yang lalu-lalang, dan background gedung-gedung megah jadi komposisi yang sayang untuk dilewatkan.

Keindahan kawasan Bundaran HI pun semakin bertambah, karena pada momen Asian Games 2018 lalu di kawasan ini dibangun karya seni Getah Getih karya Joko Afianto.

Simpang Susun Semanggi

Simpang Susun Semanggi adalah jalan layang sepanjang 1.622 meter diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017. Selama proses pembangunannya, jalan layang ini menelan dana Rp 345,067 miliar.

Hasilnya memang luar biasa, selain mengurai kemacetan Ibu Kota, Simpang Susun Semanggi ini memiliki keindahan dari sisi arstektur yang akan tampak cantik jika dilihat dari udara dengan drone, apalagi pada malam hari. Walau begitu jalan layang ini pun tetap memiliki sudut-sudut cantiknya yang bisa diambil dari bawah.

Selain tempat-tempat yang sudah disebutkan di atas, masih banyak lagi kawasan di Jakarta yang memiliki pemandangan bagus pada malam hari, misalnya Taman Menteng atau Taman Suropati.

Tentunya agar dalam pengambilan foto malam menghasilkan gambar dengan kualitas yang maksimal, diperlukan perangkat yang mendukung pengambilan foto pada malam hari. Selain kamera digital profesional, ada kok smartphone yang sudah mendukung pengambilan foto malam hari, misalnya OPPO R17 Pro yang punya fitur Night Mode dengan AI Ultra-clear Engine.