Jumat, 13 Maret 2020

Lihat Lebih Dekat Kota Terlarang China

Forbidden City alias Kota Teerlarang merupakan rumah bagi kekaisaran China selama 5 abad. Punya luas 72 hektar, tiap sudutnya punya cerita

Menjadi rumah bagi kekaisaran China selama lima abad, Forbidden City merupakan koleksi arsitektur kuno paling lestari di China. Dibangun dengan mengerahkan satu juta pekerja, komplek ini berisi tak kurang 800 bangunan dengan 9.999 kamar tersebar di area seluas 72 hektar. Menjadikannya sebagai salah satu Pesona Asia dan benar-benar tidak boleh dilewatkan oleh siapa pun yang melawat ke Negeri Tirai Bambu.

Kami mengunjungi kota Beijing dari Yogyakarta pada sore hari, pesawat transit dulu di Jakarta sebelum bertolak ke Beijing pada malam harinya. Dari Jakarta diperlukan waktu hingga tujuh jam lamanya untuk sampai ke ibu kota China tersebut. Bepergian jauh seperti ini tentu diperlukan kondisi tubuh yang prima agar rencana wisata tidak berubah menjadi bencana. Oleh karena itu minum Tolak Angin sebelum mengawali perjalanan sangatlah penting karena khasiat yang terkandung dalam obat herbal ini mampu mengatasi masuk angin dan menjaga daya tahan tubuh tetap baik.

Setelah sampai di bandara Beijing pada pukul 5 pagi waktu setempat dan menyelesaikan proses administratif di konter imigrasi, kami keluar dari bandara untuk bersiap mengunjungi satu demi satu destinasi wisata pada pukul 8.30 pagi. Sesaat setelah keluar dari bandara, kami seketika disambut suhu 4 derajat Celcius kota itu.

4 Derajat Celcius adalah suhu yang lazim bagi warga Beijing di pagi hari Musim Gugur namun jelas bukan angka yang wajar bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Mendapati kondisi ini, saya kembali mengambil Tolak Angin dari dalam tas carrier dan setelah meminumnya, saya cukup percaya diri untuk menjelajah di Musim Gugur ibu kota China ini.

Beijing adalah rumah bagi tujuh Situs Warisan Dunia UNESCO. Ketujuh situs tersebut yakni Situs Manusia Peking (Peking Man Sites), Tembok Besar China (The Great Wall), Istana Musim Panas (Summer Palace), Kuil Surga (Temple of Heaven), Terusan Besar China (The Grand Canal), Situs Pemakaman Dinasti Ming (The Ming Tombs) dan Forbidden City. Dari tujuh situs tersebut, pada lawatan yang lalu kami telah mengunjungi tiga di antaranya dan kisah perjalanan ini berfokus pada Forbidden City atau Kota Terlarang.

Menjadi rumah bagi kekaisaran China selama lima abad, kompleks Forbidden City adalah jantung negara sebelum pada 1987 ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Disebut 'Kota Terlarang' karena dahulu rakyat dilarang masuk komplek tersebut tanpa seizin khusus dari sang kaisar. Kunjungan tanpa izin ke istana praktis akan berbuah hukuman mati. Mengapa dilarang? Kami tidak tahu persis alasannya.

"Bisa jadi sang kaisar ingin melindungi privacy-nya atau, sang kaisar hendak menyembunyikan kemewahan dari rakyatnya," demikian kata A Li, tour guide kami.

Forbidden City adalah koleksi arsitektur kuno yang paling lestari di China. Dibangun oleh kaisar ketiga dinasti Ming pada 1406 sampai 1420 dengan bantuan satu juta pekerja, komplek ini berisi tak kurang 800 bangunan dengan 9.999 kamar tersebar di area seluas 72 hektar. Tapi istana ini bukan hanya kumpulan bangunan tua yang antara satu bangunan dengan lainnya miliki desain arsitektur yang nyaris seragam. Bukan. Faktanya, Forbidden City adalah sebuah museum akbar dengan koleksi harta kekaisaran terbesar di negeri ini. Menjadikan salah satu Pesona Asia ini benar-benar tidak boleh dilewatkan oleh siapa pun yang melawat ke Negeri Tirai Bambu.

Dari ratusan bangunan, Hall of Supreme Harmony adalah struktur terbesar dan terpenting istana. Ini merupakan tempat dihelatnya acara-acara penting di istana kekaisaran seperti penobatan dan pesta ulang tahun sang kaisar. Struktur arsitektur yang megah membuat mata siapa pun yang memandangnya akan terpesona olehnya. Tidak jelas seperti apa penggambaran di dalam aula tersebut lantaran pengunjung dilarang keras memasukinya.

Sama memesonanya adalah halaman luas yang memisahkan satu bangunan istana dengan lainnya. Ini adalah tempat yang tepat untuk merenungkan kemegahan istana dan kehidupan penghuninya pada masa jayanya. Cobalah pejamkan mata dan rasakan sensasi unik yang tak terkatakan.

14 Kaisar Ming dan 10 kaisar Qing pernah bertahta di Forbidden City dan mendaulatnya sebagai rumah sekaligus panggung bagi segala intrik politik, skandal asmara dan drama selama ratusan tahun yang mengilhami banyak pembuatan film dan penulisan buku. Tidak heran jika pengunjung merasakan sensasi'ghostly' di komplek tua seluas 72 hektar ini. Forbidden City dibangun pada awal abad ke-15 yang berarti semasa dengan Kerajaan Majapahit. Jika demikian, bukankah kompleks ini cukup tua untuk menghadirkan aura 'ghostly' itu?

Festival Lembah Ijen Awali Atraksi Wisata di Banyuwangi Festival

Banyuwangi bakal kembali memanaskan sektor pariwisatanya. Sebagai pembuka rangkaian atraksi di 2019, Festival Lembah Ijen segera digelar.

Kegiatannya akan dipusatkan di Taman Gandrung Terakota Banyuwangi, 19 Januari mendatang. Sajian utamanya yakni Sendratari Meras Gandrung. Owner Taman Gandrung Terakota Banyuwangi Sigit Pramono mengatakan, sepanjang 2019 akan digelar 12 kali pertunjukan Sendratari Meras Gandrung. Ditambah dengan Jazz Gunung Ijen dan Green Run, jelas akan menambah semarak pariwisata Banyuwangi. Dengan demikian, di Taman Gandrung Terakota akan dihelat sedikitnya 14 kali kegiatan sepanjang tahun ini.

"Kami yakin kegiatan yang kami lakukan dapat menambah selling point Banyuwangi untuk paket-paket wisata yang dijual. Khususnya dalam mendukung program promosi penerbangan langsung Banyuwangi-Kuala Lumpur," ujarnya kepada wartawan, Minggu (13/1/2019).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengungkapkan, Festival Lembah Ijen sebenarnya merupakan acara pembukaan Majestic Banyuwangi Festival 2019. Kegiatan ini adalah sebuah prakarsa kebudayaan yang dipersembahkan oleh masyarakat setempat. Khususnya yang menghuni kawasan lembah Ijen.

"Tujuannya jelas. Selain untuk mendukung sektor pariwisata di Banyuwangi, Festival Lembah Ijen dimaksudkan untuk melestarikan seni budaya tradisional. Tentu saja seni budaya khas Banyuwangi," ujar Rizki didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung.

Acara yang diselenggarakan dengan kolaborasi antara pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, serta masyarakat dan swasta ini akan menjadi sebuah daya tarik baru pariwisata di daerah setempat. Pemkab Banyuwangi sendiri telah mencanangkan Lembah Ijen sebagai kawasan pelestarian seni budaya. Sekaligus mendukung kawasan ini menjadi sebuah situs geopark yang serasi antara alam dan manusia yang tinggal dan hidup di dalamnya.

"Festival Lembah Ijen akan berlangsung setiap bulan dengan menampilkan Sendratari Meras Gandrung dan sendratari lainnya. Tak hanya itu, lokasi pertunjukan juga dimeriahkan dengan pasar kuliner makanan tradisional. Ada pula kesenian rakyat di Rest Area Jambu. Sangat menarik," jelasnya.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap pementasan sendratari di Taman Gandrung Terakota dapat diagendakan lebih sering. Misalnya, dari sebulan sekali menjadi seminggu sekali. Bahkan jika memungkinkan, kelak bisa diselenggarakan setiap hari.

"Diharapkan kegiatan pariwisata di Banyuwangi akan semakin lengkap dengan hadirnya wisata berbasis seni budaya tradisional. Persis seperti yang akan diselenggarakan di Taman Gandrung Terakota ini. Hal itu akan melengkapi wisata olahraga berbasis alam seperti lintas alam, ecogreen run, green bike dan lain-lain," ucapnya.

Menpar Arief mengingatkan, seni budaya tetap menjadi perhatian serius Kemenpar. Sebab, 60 persen wisatawan mancanegara datang ke Indonesia karena budaya, 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan. Seperti meeting, incentive, conference, danexhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.

"Ragam budaya di Indonesia sangat kaya. Ada 1.340 suku bangsa yang bisa dieksplorasi di lebih dari 17 ribu pulau. Dari beragam suku yang ada, juga menyimpan 583 bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat," tandasnya.