Jumat, 03 April 2020

Di Tengah Wabah Corona, Salju Tutupi Bunga Sakura di Tokyo

 Tak takut melawan Corona, bunga sakura tetap mekar dengan indah di Tokyo dan sekitarnya. Di saat bersamaan, salju pun ikut turun.
Walau sekarang sudah masuk musim semi, tapi akhir bulan Maret lalu salju sempat turun dan menyelimuti Tokyo. Keberadaan salju yang identik dengan warna putih itu juga menyelimuti bunga sakura sekaligus menahan warga Tokyo di rumah dan dari virus corona.

Seperti diberitakan oleh media Japan Times, Kamis (2/4/2020) salju turun ke sebagian Prefektur Kanto dari pagi hingga siang hari. Kehadirannya seakan kian meramaikan jalanan dan jalur pejalan kaki yang mulai sepi akibat corona.

Hal itu seiring dengan arahan perwakilan Pemerintah Tokyo, Yuriko Koike, yang mengimbau warganya agar tidak keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Beberapa pusat perbelanjaan besar seperti Takashimaya, Lumine dan Toho Co. diketahui telah menutup diri.

Simpang Shibuya yang biasanya padat pekerja dan wisatawan pun jadi lebih sepi daripada biasanya belakangan. Kini hanya tampak sedikit pejalan dengan payung saja untuk melindungi diri dari salju.

Kawasan wisata populer Shibuya pun juga ikut terdampak sepi akibat corona dan salju. Di mana tak sedikit toko di sana yang juga mulai menutup diri.

Bahkan, destinasi di sepanjang Sungai Meguro yang populer dengan bunga sakura juga hanya menarik sedikit wisatawan. Padahal dalam kondisi biasa, sepanjang sungai tersebut selalu disesaki oleh ratusan masyarakat dan pelancong.

Bukan untuk Wisata, Pantai Australia Jadi Klinik Tes Corona

Pemerintah Australia membuka klinik pop-up untuk tes virus Corona di Pantai Bondi, Sydney pada Rabu (1/3/2020). Tes seperti ini terus dilakukan kendati telah terjadi penurunan jumlah kasus baru di negara tersebut.
Diwartakan Reuters, Rabu (1/4/2020) pantai Bondi tak lagi dipadati turis-turis yang asyik berlibur melainkan tenaga medis yang mengenakan masker dan sarung tangan plastik yang siap menyambut warga untuk dites. Pemerintah New South Wales mengatakan bahwa di warga di sekitar pantai ini kemungkinan terinfeksi Corona dari turis backpacker yang tidak sadar bahwa ia telah terjangkit Corona dan menularkannya pada orang lain.

"Bondi adalah salah satu tempat terjadinya transmisi lokal (local transmission), dan kami sudah melihat adanya kasus Corona di antara para backpacker akhir-akhir ini," ujar Direktur Kesehatan New South Wales, Jeremy McAnulty.

Sebelumnya diberitakan pada Maret bahwa ribuan orang di Pantai Bondi tak mengindahkan aturan mengenai menjaga jarak sosial (social distancing) karena pantai ini merupakan salah satu yang terpopuler di dunia.

Pemerintah Australia mencatat, infeksi Corona di negara itu justru didominasi oleh anak muda berusia 20-29 tahun, baru setelahnya adalah orang tua berusia 60-an. Ahli menjelaskan, penularan itu bisa terjadi karena dua hal. Pertama karena orang melakukan perjalanan atau bersosialisasi dalam kelompok. Sementara yang kedua adalah infeksi dari penumpang kapal pesiar.

Pemerintah juga berencana untuk mendirikan 100 klinik pop-up lainnya di seluruh Australia agar dapat mengetes lebih banyak orang. Klinik itu akan ditempatkan di titik-titik paling rawan penyebaran Corona.

Filipina Akan Tembak Mati Pelanggar Lockdown

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam hukuman berat kepada pelanggar aturan dalam periode lockdown. Dia memerintahkan tembak mati.
Filipina menerapkan lockdown (penguncian wilayah) untuk Manila sejak 15 Maret. Kebijakan itu berlanjut ke seluruh Pulau Luzon yang dihuni 55 juta orang.

Hingga hari ini, tercatat 2.311 kasus virus Corona muncul di Filipina. Dari jumlah itu, 96 orang meninggal dunia dan 50 lainnya sembuh.

Duterte, melalui pidato dalam siaran televisi, mengatakan sangat penting bagi setiap orang untuk bekerja sama dan mengikuti langkah-langkah karantina di rumah. Itu sebagai upaya untuk menekan penularan dan membuat sistem kesehatan negara yang rapuh tidak kewalahan.

"Ini semakin buruk. Jadi, sekali lagi saya bilang kepada kalian betapa seriusnya masalah ini dan kalian harus mendengarkan, "kata Duterte, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/4/2020).

"Perintah saya kepada polisi dan militer..., jika ada masalah dan mereka melawan sehingga nyawa kalian dalam bahaya, tembak mereka sampai mati," dia menegaskan.

"Apakah itu bisa dimengerti? Mati. Alih-alih menyebabkan masalah, saya akan memakamkan kalian," dia menambahkan.

Pernyataan Duterte itu muncul setelah adanya laporan media tentang kerusuhan dan penangkapan pada hari Rabu (1/4) warga di daerah miskin Manila. Warga itu memprotes bantuan makanan pemerintah.

Duterte juga menginstruksikan kepada kepolisian untuk menghukum warga yang menyerang dokter dan tenaga medis saat pandemi virus Corona. Sebelumnya muncul kemaraan komunitas medis tentang pelecehan fisik dan diskriminasi terhadap tenaga medis.

Komentar Duterte itu menjadi pro dan kontra. Sejumlah aktivis mengkritik retorika Duterte dengan menuduhnya sebagai tindakan main hakim sendiri.

Sementara itu kepolisian bersikukuh untuk mengikuti instruksi Duterte. Mereka bilang itu sebagai langkah serius Duterte untuk meredam penyebaran virus Corona. Kepala polisi nasional mengatakan polisi mengerti bahwa Duterte menunjukkan keseriusannya tentang ketertiban umum dan tidak ada yang akan ditembak.

Di Tengah Wabah Corona, Salju Tutupi Bunga Sakura di Tokyo

 Tak takut melawan Corona, bunga sakura tetap mekar dengan indah di Tokyo dan sekitarnya. Di saat bersamaan, salju pun ikut turun.
Walau sekarang sudah masuk musim semi, tapi akhir bulan Maret lalu salju sempat turun dan menyelimuti Tokyo. Keberadaan salju yang identik dengan warna putih itu juga menyelimuti bunga sakura sekaligus menahan warga Tokyo di rumah dan dari virus corona.

Seperti diberitakan oleh media Japan Times, Kamis (2/4/2020) salju turun ke sebagian Prefektur Kanto dari pagi hingga siang hari. Kehadirannya seakan kian meramaikan jalanan dan jalur pejalan kaki yang mulai sepi akibat corona.

Hal itu seiring dengan arahan perwakilan Pemerintah Tokyo, Yuriko Koike, yang mengimbau warganya agar tidak keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Beberapa pusat perbelanjaan besar seperti Takashimaya, Lumine dan Toho Co. diketahui telah menutup diri.

Simpang Shibuya yang biasanya padat pekerja dan wisatawan pun jadi lebih sepi daripada biasanya belakangan. Kini hanya tampak sedikit pejalan dengan payung saja untuk melindungi diri dari salju.

Kawasan wisata populer Shibuya pun juga ikut terdampak sepi akibat corona dan salju. Di mana tak sedikit toko di sana yang juga mulai menutup diri.

Bahkan, destinasi di sepanjang Sungai Meguro yang populer dengan bunga sakura juga hanya menarik sedikit wisatawan. Padahal dalam kondisi biasa, sepanjang sungai tersebut selalu disesaki oleh ratusan masyarakat dan pelancong.