Minggu, 05 April 2020

Sebuah Tanda Cinta dari Dubai

Dubai terus-menerus membuat dukungan untuk seluruh dunia di tengah pandemi Corona. Bukan Burj Khalifa, kini dari semua hotel-hotel kota.

Dukungan begitu dibutuhkan saat ini. Wabah pandemi Corona memakan banyak korban di seluruh dunia dan membuat keadaan begitu menyedihkan.

Untuk menyebarkan semangat, hotel-hotel di seluruh Dubai membuat aksi solidaritas sebagai tanda cinta. Aksi ini merupakan inisiatif global dari berbagai dunia.

Tiap malam selama beberapa saat, hotel-hotel di seluruh Kota Dubai akan mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu jendela yang terang pada bagian fasad.

Lampu-lampu ini dibentuk dengan lambang hati. Simbol ini memiliki tujuan untuk menginspirasi harapan melalui komunikasi visual.

Aksi sederhana ini diharapkan akan memberi semangat kepada dunia di tengah pandemi Corona.

Ribuan Hotel Terpukul Corona Tapi Harus Berjuang Sendiri

Ribuan hotel dan ratusan restoran terpaksa tutup karena pandemi Corona. Asosiasi dan pelaku usaha berharap adanya uluran tangan pemerintah agar mereka bisa bertahan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyampaikan data bahwa jumlah hotel yang tutup dan terpaksa meminta karyawan cuti atau PHK berjumlah 1.174 per 1 April 2020. Masih dari data yang sama, sebanyak 286 restoran dan tempat hiburan juga tutup. Hal ini dilakukan sebab pendapatan yang mereka terima sudah tak mampu menutup biaya utilitas dan membayar gaji karyawan.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran berharap pemerintah dapat membuat kebijakan tepat bagi industri karena dampak Corona ini sudah terasa di seluruh Indonesia.

"Pemerintah sudah tidak seharusnya melihat satu atau dua sektor lagi. Kondisi ini, terkendala semua jenis usaha, semua sektor. Pariwisata sudah lebih dulu merasakan ini dan ini bukan terjadi hanya sekitar Jawa, sudah di Sumatera, Ambon, Papua, semua sudah terjadi," kata Maulana pada detikcom.

Salah satu biaya yang saat ini memberatkan perhotelan adalah biaya listrik. Menurut Maulana, kebijakan pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 mengenai penggratisan tarif listrik 450 VA dan diskon 50 persen untuk 900 VA tidak berpengaruh bagi industri pariwisata.

Ia justru berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan khusus untuk listrik bagi pelaku industri.

"Kita berharap listrik ini berapa yang kita pakai, segitulah yang kita bayar," imbuhnya.

Selain itu, Maulana juga berharap pemerintah dapat membantu para karyawan yang saat ini terpaksa cuti tanpa gaji akibat lesunya industri pariwisata. Terkait tenaga kerja ini, Maulana menyampaikan beberapa poin.

"Urusan ketenagakerjaan, yang kita harapkan masalah BPJS-nya. BPJS Kesehatan itu kita minta iurannya dibebaskan dulu karena kita (hotel) kan nggak bisa membayar gaji mereka penuh," kata Maulana.

Serupa dengan BPJS, Maulana juga menjelaskan bahwa saat ini industri perhotelan dan restoran sudah tidak mampu membayar THR.

Di sisi lain, Maulana juga mengatakan bahwa para karyawan ingin bisa mencairkan jaminan hari tua yang mereka miliki.

"Karena mereka butuh (uang) cash untuk memperpanjang hidup mereka dengan kondisi situasi seperti ini," ungkapnya.

Poin berikutnya adalah mengenai kartu pra-kerja yang juga masuk dalam Perrpu yang dikeluarkan pemerintah tersebut. Maulana menilai pemberian kartu pra-kerja ini lebih tepat sasaran jika diberikan dalam bentuk uang tunai.

"Kartu pra-kerja itu kan ada bentuk cash, ada bentuk pelatihan. Totalnya per orang sekitar Rp 1 jutaan. Kita minta pelatihannya itu diabaikan dulu karena hari gini nggak ada orang mau ikut pelatihan. Orang sudah banyak yang lapar kok. Mendingan dikasi bulat Rp 1 juta supaya mereka masih bisa menghidupi keluarga mereka," ia menjelaskan.

Setop 'Traveloka Dulu' hingga Terapkan WFH Bagi Karyawan

 Pandemi Corona tentunya berdampak pada semua sektor, tak terkecuali pariwisata. Travel Agent pun berusaha menghadapi situasi ini sebaik mungkin.
Traveloka telah banyak mendapat permintaan refund dan reschedule dari customer sejak wabah Corona masuk ke Indonesia. Travel Agent ini pun terus berusaha menjalankan operasional perusahaan di tengah wabah Corona.

"Menanggapi situasi COVID-19 saat ini, kami telah membentuk tim yang akan secara konsisten memantau situasi terkini dan memastikan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik," kata Chief Marketing Officer of Traveloka, Dionisius Nathaliel.

Jika sebelumnya Traveler ini memiliki slogan 'Traveloka dulu', untuk sementara berubah menjadi 'jaga kesehatan dulu'.

"Kami sadar, ada saatnya ketika kami harus stop berkata "Traveloka dulu". Karena betapapun berharganya sebuah pengalaman, ada hal penting yang perlu diutamakan, kesehatan kita semua," ujarnya.

Terhadap karyawan, Traveloka menerapkan anjuran pemerintah untuk Work From Home. Hal ini dilakukan demi menciptakan keamanan dan kenyamanan di lingkungan kerja bagi karyawan.

"Traveloka senantiasa mengikuti himbauan pemerintah dan instansi terkait, termasuk kebijakan Work From Home (WFH), dalam upaya untuk memastikan kesehatan karyawan sebagai salah satu prioritas utama kami," kata Dionisius.

"Kami juga mengimbau seluruh karyawan untuk senantiasa menjaga kesehatan, kebersihan, dan berbagai upaya lainnya," tutup Dionisius.

Sebuah Tanda Cinta dari Dubai

Dubai terus-menerus membuat dukungan untuk seluruh dunia di tengah pandemi Corona. Bukan Burj Khalifa, kini dari semua hotel-hotel kota.

Dukungan begitu dibutuhkan saat ini. Wabah pandemi Corona memakan banyak korban di seluruh dunia dan membuat keadaan begitu menyedihkan.

Untuk menyebarkan semangat, hotel-hotel di seluruh Dubai membuat aksi solidaritas sebagai tanda cinta. Aksi ini merupakan inisiatif global dari berbagai dunia.

Tiap malam selama beberapa saat, hotel-hotel di seluruh Kota Dubai akan mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu jendela yang terang pada bagian fasad.

Lampu-lampu ini dibentuk dengan lambang hati. Simbol ini memiliki tujuan untuk menginspirasi harapan melalui komunikasi visual.

Aksi sederhana ini diharapkan akan memberi semangat kepada dunia di tengah pandemi Corona.

Ribuan Hotel Terpukul Corona Tapi Harus Berjuang Sendiri

Ribuan hotel dan ratusan restoran terpaksa tutup karena pandemi Corona. Asosiasi dan pelaku usaha berharap adanya uluran tangan pemerintah agar mereka bisa bertahan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyampaikan data bahwa jumlah hotel yang tutup dan terpaksa meminta karyawan cuti atau PHK berjumlah 1.174 per 1 April 2020. Masih dari data yang sama, sebanyak 286 restoran dan tempat hiburan juga tutup. Hal ini dilakukan sebab pendapatan yang mereka terima sudah tak mampu menutup biaya utilitas dan membayar gaji karyawan.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran berharap pemerintah dapat membuat kebijakan tepat bagi industri karena dampak Corona ini sudah terasa di seluruh Indonesia.

"Pemerintah sudah tidak seharusnya melihat satu atau dua sektor lagi. Kondisi ini, terkendala semua jenis usaha, semua sektor. Pariwisata sudah lebih dulu merasakan ini dan ini bukan terjadi hanya sekitar Jawa, sudah di Sumatera, Ambon, Papua, semua sudah terjadi," kata Maulana pada detikcom.

Salah satu biaya yang saat ini memberatkan perhotelan adalah biaya listrik. Menurut Maulana, kebijakan pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 mengenai penggratisan tarif listrik 450 VA dan diskon 50 persen untuk 900 VA tidak berpengaruh bagi industri pariwisata.