Rabu, 08 April 2020

Sedang Lockdown, Turis Malah Berkemah di Taman dan... Akhirnya Ditangkap

Seorang turis asal Amerika Serikat ditangkap karena berkemah di Taman Isel, Kota Nelson, Selandia Baru. Padahal, negara itu sedang lockdown.
Polisi mengamankan turis asal AS bernama Max Tyler tersebut usai mendapatkan laporan dari warga. Mereka bilang ada seorang yang tak melakukan karantina mandiri.

Kepolisian bilang Tyler bersikap kooperatif selama pemeriksaan. Salvation Army Selandia Baru kemudian membantu pria berusia 24 tahun tersebut untuk mendapatkan tempat tinggal agar tak keluyuran saat periode karantina.

Dilansir dari Stuff, Rabu (8/4/2020), sebelum mendirikan tenda di Taman Isel, Tyler tinggal di sebuah akomodasi backpacker bernama Pusat Backpacker Abel. Tapi, ia diminta meninggalkan akomodasi yang terletak di pusat Kota Nelson pada Senin, bukan karena wabah virus Corona kian meluas di Selandia Baru, namun ada alasan lain.

Ia harus meninggalkan tempat itu usai minum 12 pak alkohol buah dan sekotak wine pada hari Minggu, tepat di hari ulang tahunnya. Parahnya lagi, ia kencing sembarangan di tempat umum.

Tindakna itu diterima Tyler sehari sebelum jadwal check out. Manajer Pusat Backpacker Abel, Theodore Sofia, mengatakan Tyler menyewa kamar untuk dua pekan yang akan habis pada Selasa.

Ketika Tyler akan pergi, Sofia menanyakan dimana ia akan tinggal.

"Dia bilang dia akan pergi ke suatu tempat. Dari apa yang aku tangkap, dia akan menemukan akomodasi lain yang dapat ia tinggali,"kata Sofia.

Tyler mengaku akan tinggal di Taman Richmond yang pernah ditinggali selama beberapa malam sebelum siaga 4 virus Corona diberlakukan di Selandia Baru. Tapi di perjalanan, ia menemukan Taman Isel yang menurutnya bagus.

Tyler merupakan warga San Fransisco yang tiba di Selandia Baru pada bulan Januari. Ia datang menggunakan visa turis yang telah diperpanjang sampai September. Ia juga mengajukan visa kerja yang tak dapat diproses lantaran ada wabah Corona.

Ia menceritakan bahwa ia telah memesan penerbangan kembali ke AS pada 20 April namun ia tak ingin kembali karena AS memberlakukan aturan ketat. Orang tuanya sedang diisolasi, dia juga tak punya rumah sendiri. Selain itu, biaya hidup di AS juga jauh lebih mahal.

Rindu Indahnya Danau Kelimutu, Nanti Kita ke Sana Lagi Ya

Danau Kelimutu yang dulu bisa kita lihat dalam uang Rp 5000 ini menyimpan pesona yang tak ada habisnya. Istimewa karena tiga danau yang berdekatan memiliki warna berbeda.
Perjalanan menuju Danau Kelimutu diawali dari Kota Bajawa, kota berhawa sejuk di tanah Flores. Medan jalan yang berliku serta tebing-tebing dengan bebatuan besar harus dilewati dengan waspada.

Usai beberapa kali istirahat tibalah kami di Desa Moni, Ende. Desa Moni adalah salah satu desa yang memiliki banyak penginapan atau homestay yang sering digunakan untuk beristirahat sebelum pagi harinya mendaki Taman Nasional Kelimutu.

Setelah tenaga pulih, pagi harinya kami melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Kelimutu. Jangan lupa sediakan jaket serta pelindung kepala karena udaranya sangat dingin. Memasuki taman nasional ini kita harus membeli tiket di gerbang utama, kemudian memarkir kendaraan di tempat yang sudah disediakan.

Untuk melihat danau cantik tiga warna kita harus berjalan kaki melewati hutan wisata. Bunyi burung, pepohonan tinggi, serta hewan-hewan benar-benar menyejukkan pikiran. Kita harus mendaki melalui tangga. Namun harus tetap hati-hati karena licin terkena embun. Selanjutnya, kami disuguhi padang pasir yang luas.

Setibanya di puncak Kelimutu, kami menyaksikan danau pertama dengan warna hijau tosca. Kemudian di sebelahnya terdapat danau yang berwarna biri telur bebek, agak keputhi-putihan karena secara tiba-tiba kabut datang menyelimuti. Danau yang ketiga terpisah dari dua danau yang berdekatan berwarna hijau tua kehitam-hitaman.

Untuk menyaksikan ketiga danau cantik ini harus memilih waktu yang tepat. Kendala yang sering ditemui adalah saat kabut dengan cepat menutupi ketiga danau ini sehingga tak terlihat, kita harus bersabar menunggu kabut hilang.

Setelah pandemi Corona usai, kita ke sana lagi ya...

Airbnb Kritik Pemilik Properti yang Jual Paket Liburan Bebas Corona

Di tengahi corona, ada saja pemilik properti di situs berbagi Airbnb yang mencari kesempatan dengan iming-iming akomodasi bebas COVID-19. Airbnb pun mengkritik.
Tak jauh beda dengan industri perhotelan, situs berbagi akomodasi Airbnb beserta para pemilik properti yang tergabung di dalamnya juga ikut merugi karena sepinya tamu akibat virus Corona.

Mulai dari berkurangnya tamu hingga regulasi masing-masing negara yang menerapkan lockdown menjadi sejumlah alasan kerugian bagi Airbnb dan para pemilik properti di situs tersebut.

Tapi di tengah pandemi corona, pihak Airbnb tetap mencoba bertahan dan masih menyediakan layanannya. Namun, belakangan ada pemilik properti yang berusaha menawarkan akomodasi dengan embel-embel tempat pelarian dari Covid-19.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (8/4/2020), tren itu malah tengah populer di Inggris. Padahal, hal itu tidak sesuai dengan regulasi pemerintah setempat.

"Imbauan kami jelas. Perjalanan tanpa melibatkan liburan, bersantai, kunjungan ke rumah lain dan orang-orang harus tetap berada di dalam kediaman utama mereka. Itu sangat tidak bertanggung jawab dan berbahaya bagi sejumlah pemilik properti yang memasarkan aset mereka sebagai tempat pelarian untuk isolasi," ujar Menteri Pariwisata Inggris, Nigel Huddleston pada BBC.

Lebih lanjut, Nigel pun ingin bertanya langsung pada pihak Airbnb atas tren baru yang dilakukan oleh para pemilik properti di bawah mereka. Harus ada tindakan yang jelas.

"Kami tengah menulis surat kepada Airbnb untuk mengingatkan mereka perihal tanggung jawabnya kali ini," ujar Nigel.

Ketika ditanya perihal kabar tersebut, Airbnb pun merujuk pada kebijakan terbaru mereka di tengah pandemi corona. Bunyinya kurang lebih seperti berikut:

"Sesuai dengan anjuran kesehatan publik yang terus berubah-ubah, kami tak akan membiarkan sejumlah pemilik properti yang mengeksploitasi pandemi tersebut layaknya marketing Covid-19. Terlebih kami merasa kurang pantas untuk menjual covid-19 lewat diskon atau mempromosikan properti dengan fasilitas hand sanitizer dan kertas toilet yang terbatas," bunyi pengumuman di situs resminya.

Hal itu pun dipertegas dengan adanya aturan pelarangan untuk properti yang merujuk pada pemakaian Covid, coronavirus atau karantina. Adapun Airbnb telah mengeluarkan kebijakan lain di tengah pandemi corona.

Antara lain, program terbaru bernama More Flexible Reservations yang dirancang untuk membantu traveler dan sang empunya properti dalam membatalkan pemesanan. Sehingga, traveler yang sudah telanjur pesan penginapan di negara yang terjangkit virus corona tak perlu khawatir akan hangus.

Kebijakan baru ini diperuntukkan untuk traveler yang sudah melakukan pemesanan hingga tanggal 1 Juni 2020. Traveler bisa membatalkan pemesanan dengan bentuk pengembalian berupa kupon.

Kucuran dana sebesar USD 260 juta atau sekitar Rp 4,264 triliun dalam bentuk paket juga akan dicairkan untuk membantu para pemilik properti yang terdampak akibat sepinya tamu.