Rabu, 08 April 2020

Rindu Indahnya Danau Kelimutu, Nanti Kita ke Sana Lagi Ya

Danau Kelimutu yang dulu bisa kita lihat dalam uang Rp 5000 ini menyimpan pesona yang tak ada habisnya. Istimewa karena tiga danau yang berdekatan memiliki warna berbeda.
Perjalanan menuju Danau Kelimutu diawali dari Kota Bajawa, kota berhawa sejuk di tanah Flores. Medan jalan yang berliku serta tebing-tebing dengan bebatuan besar harus dilewati dengan waspada.

Usai beberapa kali istirahat tibalah kami di Desa Moni, Ende. Desa Moni adalah salah satu desa yang memiliki banyak penginapan atau homestay yang sering digunakan untuk beristirahat sebelum pagi harinya mendaki Taman Nasional Kelimutu.

Setelah tenaga pulih, pagi harinya kami melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Kelimutu. Jangan lupa sediakan jaket serta pelindung kepala karena udaranya sangat dingin. Memasuki taman nasional ini kita harus membeli tiket di gerbang utama, kemudian memarkir kendaraan di tempat yang sudah disediakan.

Untuk melihat danau cantik tiga warna kita harus berjalan kaki melewati hutan wisata. Bunyi burung, pepohonan tinggi, serta hewan-hewan benar-benar menyejukkan pikiran. Kita harus mendaki melalui tangga. Namun harus tetap hati-hati karena licin terkena embun. Selanjutnya, kami disuguhi padang pasir yang luas.

Setibanya di puncak Kelimutu, kami menyaksikan danau pertama dengan warna hijau tosca. Kemudian di sebelahnya terdapat danau yang berwarna biri telur bebek, agak keputhi-putihan karena secara tiba-tiba kabut datang menyelimuti. Danau yang ketiga terpisah dari dua danau yang berdekatan berwarna hijau tua kehitam-hitaman.

Untuk menyaksikan ketiga danau cantik ini harus memilih waktu yang tepat. Kendala yang sering ditemui adalah saat kabut dengan cepat menutupi ketiga danau ini sehingga tak terlihat, kita harus bersabar menunggu kabut hilang.

Setelah pandemi Corona usai, kita ke sana lagi ya...

Donald Trump Tak Ingin Setop Penerbangan di AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak setuju bila kegiatan penerbangan di negaranya dihentikan. Menurutnya, maskapai dapat membantu mobilitas militer dan tenaga medis saat pandemi Corona.
"Kita membutuhkan penerbangan itu untuk keadaan darurat, untuk orang militer," kata Donald Trump dalam konferensi pers mengenai krisis, sebagaimana diwartakan USA Today.

"Kita membutuhkan penerbangan untuk tenaga medis dan saat ini ada sedikit sekali penerbangan," dia menambahkan.

Trump mengakui bahwa sementara ini, sebagian besar penerbangan memang telah kosong. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan pesawat pemerintah untuk mengangkut para pekerja di sektor penting agar dapat terbang antarkota.

Tanggapan Trump tersebut merupakan kelanjutan dari pernyataannya yang sebelumnya, dimana ia mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengurangi penerbangan antara kota-kota yang terdampak Corona.

Sebelumnya, Senator Lindsey Graham mengangkat isu ini melalui akun Twitternya. Ia mengatakan masih menemukan sejumlah penerbangan langsung dari Detroit-New York, New Orleans-New York, dan New Orleans-Detroit. Ia kemudian mempertanyakan apakah itu masih pantas dilakukan di tengah penyebaran virus Corona saat ini.

Trump mengatakan pembatasan perjalanan domestik masih terus dipertimbangkan saat ini. Namun pernyataannya dalam konferensi pers pada Senin, merupakan pembenaran bahwa penerbangan akan tetap berjalan.

CEO Southwest Airlines, Gary Kelly, setuju dengan Trump. Kelly sering mendapatkan pertanyaan mengapa maskapainya masih terbang meskipun isi pesawat kosong. Kelly mengatakan bahwa maskapai tetap terbang karena masih ada orang yang perlu bepergian meskipun jumlahnya sedikit.

"Kita harus ada untuk mereka yang masih harus melakukan perjalanan untuk pekerjaan penting," katanya.

Saat ini Southwest Airlines bekerja untuk memobilisasi tenaga medis dan pasokan medis untuk memerangi pandemi Corona.

Sedang Lockdown, Turis Malah Berkemah di Taman dan... Akhirnya Ditangkap

Seorang turis asal Amerika Serikat ditangkap karena berkemah di Taman Isel, Kota Nelson, Selandia Baru. Padahal, negara itu sedang lockdown.
Polisi mengamankan turis asal AS bernama Max Tyler tersebut usai mendapatkan laporan dari warga. Mereka bilang ada seorang yang tak melakukan karantina mandiri.

Kepolisian bilang Tyler bersikap kooperatif selama pemeriksaan. Salvation Army Selandia Baru kemudian membantu pria berusia 24 tahun tersebut untuk mendapatkan tempat tinggal agar tak keluyuran saat periode karantina.

Dilansir dari Stuff, Rabu (8/4/2020), sebelum mendirikan tenda di Taman Isel, Tyler tinggal di sebuah akomodasi backpacker bernama Pusat Backpacker Abel. Tapi, ia diminta meninggalkan akomodasi yang terletak di pusat Kota Nelson pada Senin, bukan karena wabah virus Corona kian meluas di Selandia Baru, namun ada alasan lain.

Ia harus meninggalkan tempat itu usai minum 12 pak alkohol buah dan sekotak wine pada hari Minggu, tepat di hari ulang tahunnya. Parahnya lagi, ia kencing sembarangan di tempat umum.

Tindakna itu diterima Tyler sehari sebelum jadwal check out. Manajer Pusat Backpacker Abel, Theodore Sofia, mengatakan Tyler menyewa kamar untuk dua pekan yang akan habis pada Selasa.

Ketika Tyler akan pergi, Sofia menanyakan dimana ia akan tinggal.

"Dia bilang dia akan pergi ke suatu tempat. Dari apa yang aku tangkap, dia akan menemukan akomodasi lain yang dapat ia tinggali,"kata Sofia.

Tyler mengaku akan tinggal di Taman Richmond yang pernah ditinggali selama beberapa malam sebelum siaga 4 virus Corona diberlakukan di Selandia Baru. Tapi di perjalanan, ia menemukan Taman Isel yang menurutnya bagus.

Tyler merupakan warga San Fransisco yang tiba di Selandia Baru pada bulan Januari. Ia datang menggunakan visa turis yang telah diperpanjang sampai September. Ia juga mengajukan visa kerja yang tak dapat diproses lantaran ada wabah Corona.

Ia menceritakan bahwa ia telah memesan penerbangan kembali ke AS pada 20 April namun ia tak ingin kembali karena AS memberlakukan aturan ketat. Orang tuanya sedang diisolasi, dia juga tak punya rumah sendiri. Selain itu, biaya hidup di AS juga jauh lebih mahal.

Rindu Indahnya Danau Kelimutu, Nanti Kita ke Sana Lagi Ya

Danau Kelimutu yang dulu bisa kita lihat dalam uang Rp 5000 ini menyimpan pesona yang tak ada habisnya. Istimewa karena tiga danau yang berdekatan memiliki warna berbeda.
Perjalanan menuju Danau Kelimutu diawali dari Kota Bajawa, kota berhawa sejuk di tanah Flores. Medan jalan yang berliku serta tebing-tebing dengan bebatuan besar harus dilewati dengan waspada.

Usai beberapa kali istirahat tibalah kami di Desa Moni, Ende. Desa Moni adalah salah satu desa yang memiliki banyak penginapan atau homestay yang sering digunakan untuk beristirahat sebelum pagi harinya mendaki Taman Nasional Kelimutu.

Setelah tenaga pulih, pagi harinya kami melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Kelimutu. Jangan lupa sediakan jaket serta pelindung kepala karena udaranya sangat dingin. Memasuki taman nasional ini kita harus membeli tiket di gerbang utama, kemudian memarkir kendaraan di tempat yang sudah disediakan.

Untuk melihat danau cantik tiga warna kita harus berjalan kaki melewati hutan wisata. Bunyi burung, pepohonan tinggi, serta hewan-hewan benar-benar menyejukkan pikiran. Kita harus mendaki melalui tangga. Namun harus tetap hati-hati karena licin terkena embun. Selanjutnya, kami disuguhi padang pasir yang luas.

Setibanya di puncak Kelimutu, kami menyaksikan danau pertama dengan warna hijau tosca. Kemudian di sebelahnya terdapat danau yang berwarna biri telur bebek, agak keputhi-putihan karena secara tiba-tiba kabut datang menyelimuti. Danau yang ketiga terpisah dari dua danau yang berdekatan berwarna hijau tua kehitam-hitaman.

Untuk menyaksikan ketiga danau cantik ini harus memilih waktu yang tepat. Kendala yang sering ditemui adalah saat kabut dengan cepat menutupi ketiga danau ini sehingga tak terlihat, kita harus bersabar menunggu kabut hilang.

Setelah pandemi Corona usai, kita ke sana lagi ya...