Kamis, 09 April 2020

Jokowi: Glenn Fredly Telah Berpulang, tapi Karyanya Tetap Abadi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Glenn Fredly. Jokowi mengatakan karya sang musisi akan terus abadi.

"Saya dan keluarga menyampaikan dukacita yang dalam kepada keluarga besar mendiang Glenn Fredly, juga kepada seluruh insan musik Indonesia. Glenn Fredly telah berpulang, tapi karyanya akan tetap abadi dan kita nikmati," ujar Jokowi lewat akun Instagram, Kamis (9/4/2020).

Jokowi mem-posting foto saat menerima Glenn Fredly dan sederet musisi Tanah Air di Istana. Jokowi menyebut Glenn sebagai musisi yang menginspirasi.

"Mendiang adalah tokoh muda yang menginspirasi anak-anak muda Tanah Air, terutama para pemusik, karena dedikasinya pada seni yang begitu luas dan dalam sebagai pencipta lagu, penyanyi, juga aktivis. Kepergian Glenn Fredly adalah kehilangan besar bagi dunia musik bangsa ini," kata Jokowi.

Glenn Fredly meninggal pada Rabu (8/4) sekitar pukul 18.00 WIB. Sejak Senin (6/4), Glenn Fredly dirawat di rumah sakit.

Sederet artis hingga politikus sudah menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Glenn Fredly. Jenazah akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.

Jejak Glenn Fredly di Balik Layar Lebar

 Glenn Fredly tak cuma dikenal di industri film sebagai musisi pengisi soundtrack. Dirinya juga ambil bagian di proses belakang layar.

Dalam beberapa film, dirinya berperan sebagai produser. Hal itu ia lakoni usai mengantar 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku' di 2014.

"Saya sangat menikmati menjadi produser. Tapi musiknya nggak ditinggalin tentunya. Ini komitmen saya kalau film dan musik harus jalan bersama," ujar Glenn dalam wawancara di 2015.

Bersama sutradara sekaligus sahabatnya, Angga Dwimas Sasongko, Glenn sempat memvisualkan kisah karangan Dee Lestari, 'Filosofi Kopi' juga 'Surat dari Praha'.

Dalam kisah seorang pelarian politik di tahun 1960-an itu, Glenn juga menyumbangkan dua lagunya untuk diadaptasi menjadi gambar bergerak di film yang dibintangi Julie Estelle dan Tio Pakusadewo ini.

Lagu tersebut yaitu 'Sabda Rindu' dan 'Nyali Terakhir'.

Film yang diproduserinya itu sempat jadi kontroversi mana kala dianggap plagiat dari sebuah novel karya penulis Yusri Fajar. Namun Glenn menegaskan, kisah film ini berbeda.

Kesamaan novel dan judul diungkapkan Glenn kala itu sebagai kebetulan. Film ini diklaim sebagai retrospektif Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara kepada Glenn dan karyanya.

"Ini berbeda content. Nanti kalau sudah rilis bisa dilihat sendiri," kata pria yang sebelumnya memproduseri 'Cahaya dari Timur Beta Maluku' itu.

"Kekuatan film ini dari bagaimana Angga menerjemahkan dua lagu yang saya tulis untuk film ini," jelas Glenn lagi kala itu.

Perpusnas RI Tambah Daftar Tempat Wisata Jakarta yang Tutup

 Terkait mencegah penyebaran virus Corona, tak sedikit objek wisata DKI Jakarta yang menutup diri. Yang terbaru, ada Perpustakaan Nasional RI.
Pada hari Sabtu (14/3) pekan lalu, pihak Pemprov DKI Jakarta melalui laman Twitter resminya mengumumkan perihal penutupan 23 titik wisata di Jakarta untuk menangkal penyebaran virus Corona.

Penutupan titik wisata di Jakarta itu dimulai 14 hingga 29 Maret 2020. Selama penutupan akan dilakukan pembersihan dan disinfektan.

"Demi menjaga dan melindungi warga Jakarta dari potensi risiko penularan COVID-19, selama dua minggu ke depan Pemprov DKI Jakarta menutup sementara tempat wisata yang dikelola Pemprov DKI," bunyi pernyataan resminya.

Selain tempat wisata yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta, satu persatu menyusul sejumlah tempat wisata swasta lain seperti Museum MACAN yang ikut menutup diri seperti diinformasikan di laman Instagram resmi.

Yang terbaru, Perpustakaan Nasional RI atau yang biasa disingkat Perpusnas RI juga mengumumkan penutupan terkait virus Corona dari hari ini hingga 31 Maret mendatang. Hal itu diketahui lewat laman Instagram resminya.

Rabu, 08 April 2020

Festival Bunga Korea Selatan Terancam Batal karena Corona

Walau dikabarkan telah membaik, tapi Korea Selatan masih berjuang menghadapi pandemi corona. Festival bunga musim semi di sana pun terancam batal.
Seperti Negeri Sakura Jepang, Korea Selatan juga punya festival bunga yang menandai munculnya musim semi di Negeri Ginseng. Hanya saja akibat virus Corona, festival yang dikenal dengan nama Blossom Festival ini akan dibatalkan tahun ini.

Diberitakan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (8/4/2020), Kota Changwon di Provinsi Gyeongsang Selatan dikabarkan telah membatalkan festival bunga musim semi di kotanya pekan lalu seperti diberitakan media Yonghap News Agency. Sejatinya, festival bertajuk Jinhae Gunhangje itu sudah dimulai sejak 27 Maret lalu.

"Kami memutuskan kalau prioritas utama adalah melindungi nyawa dan keselamatan warga kami, termasuk mencegah penyebaran COVID-19," ujar Wali Kota Changwon, Huh Sung-moo.

Kota Changwon pun menjadi yang pertama membatalkan rangkaian festival bunga musim semi di Korea Selatan. Padahal, festival tersebut merupakan salah satu festival outdoor terbesar selama 58 tahun keberlangsungannya.

Dalam perayaannya, festival yang juga melibatkan armada angkatan laut Korea Selatan itu selalu menarik sekitar 4 juta pengunjung dari dalam dan luar Korea Selatan setiap tahunnya.

Pembatalan lainnya juga datang dari Festival Cherry Blossom di Jeju untuk tahun 2020 ini. Berdasarkan info dari Korea Tourism Organization (KTO), festival tersebut telah dibatalkan untuk mencegah penyebaran corona.

Kemudian, juga ada pembatalan Festival Sansuyu yang kerap diadakan di Gurye, Provinsi Jeolla Selatan yang sejatinya dilangsungkan setiap bulan Maret.

Menurut situs pemantau Coronavirus COVID-19 untuk CSSE, hingga saat ini tercatat ada sekitar 10.331 kasus positif virus corona di Korea Selatan.

Sepi Akibat Corona, Pantai Ini Diserbu Ubur-ubur Pink

Virus Corona turut membuat sepi pantai di Palawan, Filipina. Hanya yang unik, kini pantai itu tengah diserbu ubur-ubur berwarna pink.
Sebelum corona menyerang, kawasan pantai di Palawan kerap disambangi oleh traveler lokal hingga turis asing. Namun, pandemi virus Corona telah mengubah pantai populer itu menjadi sepi.

Di tengah sepinya pantai Palawan, sebuah fenomena unik malah terjadi di sana. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (8/4/2020), belakangan pantai tersebut malah diinvasi oleh ubur-ubur pink dalam jumlah yang tak terhitung seperti diberitakan media Daily Mail.

Ubur-ubur merah muda di Pantai Palawan itu diketahui lewat rekaman video Sheldon Rey Boco, kandidat gelar profesor dalam biologi kelautan di Universitas Griffith, Australia. Diketahui, ia merekam fenomena menakjubkan itu pada 23 Maret lalu di Pantai Corong-corong, El Nido, Palawan di Filipina. seperti diberitakan media Newsweek.


Sheldon Rey Boco
@SheldonRey
Jellyfish certainly are not affected by #COVID19 restrictions. Here is a bloom of #jellyfish medusae of the tomato 🍅 jelly, Crambione cf. mastigophora in El Nido, S. Philippines 🇵🇭 
🎥 Alimar Amor 23 March 2020

Video terlekat
32,1 rb
12.21 - 28 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
8.789 orang memperbincangkan tentang ini

Menggunakan perahu, Boco merekam 'lautan' ubur-ubur berwarna pink yang saling berhimpit satu sama lain. Seisi laut bahkan seakan tertutup oleh ubur-ubur.

"Ubur-ubur sama sekali tidak terdampak oleh larangan #COVID19," cuit Boco.

Menurut Boco, munculnya ubur-ubur pink dalam jumlah banyak itu terjadi akibat angin, arus dan kondisi gelombang laut. Ubur-ubur pink sendiri disebutnya hanya muncul setiap bulan Maret di Palawan, ujar Boco seperti dikutip dari Manila Bulletin.