Sabtu, 11 April 2020

Karena Wabah Corona, Kuda pun Beralih 'Profesi'

 Biasanya di Wina, kuda membawa turis berkeliling. Namun karena wabah Corona, mereka tak lagi membawa turis, namun mengantar makanan dari rumah ke rumah.

Diberitakan Reuters, delman atau orang Wina menyebutnya fiaker semenjak wabah Corona tidak lagi mengantarkan turis keliling kota. Sekarang kuda-kuda ini beralih fungsi menjadi pengantar makanan untuk lansia di sekitar sana.

Semenjak Austria memutuskan untuk lockdown, para pengemudi fiaker pun memutuskan untuk menjadi sukarelawan yang mengantar makanan untuk lansia.

"Tidak ada turis, tidak ada pemasukan sama sekali, karena semua orang di rumah. Tetapi kuda-kuda ini perlu bergerak," ungkap Christian Gerzabek, seorang pengemudi fiaker dan juga pejabat lokal dari partai setempat.

"Gagasan saya adalah kenapa kita tidak menggabungkan hal praktis dengan sesuatu yang baik untuk semua orang yang membutuhkan. Ini juga sebagai tanda bahwa kami ada untuk orang-rang dan kami senang melakukan bagian kami," tambah Gerzabek.

Bersama para pengemudi fiaker lainnya, Gerzabek membawa makanan yang disediakan InterContinental Vienna. Hotel memang tidak menerima tamu lagi, namun menyediakan makanan gratis untuk para lansia yang ada di lingkungannya.

Dalam sehari, Gerzabek dan kawan-kawan bisa mengantar 200-300 makanan yang disiapkan hotel. Mereka secara bergilir mengantar ke rumah-rumah lansia dan juga untuk staff medis di rumah sakit terdekat.

5 Fakta Tembok Besar China, Peninggalan Dinasti Qin

The Great Wall of China atau Tembok Besar China adalah salah satu warisan dunia UNESCO dan ikon dari negara China. Tembok ini dibangun selama berabad-abad oleh tangan manusia, dan telah berumur lebih dari 2.000 tahun. Tempat ini merupakan salah satu destinasi favorit di China.
Tembok Besar China ini sejak 24 Maret 2020, telah dibuka kembali setelah tutup akibat pandemi Corona. Hal ini menjadi bukti bahwa China telah bangkit dari keterpurukannya setelah dipukul oleh pandemi Corona.

Sayangnya, tembok ini mengalami vandalisme setelah dibuka untuk pertama kali setelah pandemi Corona. Mengutip CNN, kejadian ini viral pada Selasa (7/4/2020) melalui jejaring sosial Weibo. Vandalisme dilakukan oleh seorang wisatawan di area Badaling. Badaling sendiri merupakan jalur favorit untuk melihat pemandangan The Great Wall. Saat melakukan aksinya wisatawan tersebut tertangkap tengah merusak Tembok Besar China dengan menggunakan kunci.

Akibat ini, para warganet China geram dan menginginkan agar pelaku ditangkap dan dihukum. Kabarnya, pihak Tembok Besar China telah melakukan serangkaian pendisiplinan kembali di zona Badailing sebagai jawaban atas kegeraman warganet. Vandalisme sendiri merupakan 7 jenis aksi perusakan lainnya.

Nama wisatawan yang melanggar sendiri akan dimasukkan ke daftar hitam dan akan diberitahukan kepada publik. Nantinya, nama-nama ini akan diberi pembatasan saat membeli tiket masuk Tembok Besar China.

Fakta tentang Tembok Besar China menurut berbagai sumber:
1, Panjangnya hingga 8.000 km lebih
Panjang sebenarnya dari Tembok Besar China adalah 8.851 km. Panjang ini merupakan keseluruhan jika dihitung dengan panjang dari parit dan keseluruhan komplek. Seseorang pernah melakukan perjalanan dan menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk menjalaninya.

2. Punya Banyak Nama
Sebelum nama Tembok Besar China ditetapkan, tembok ini memiliki banyak nama dahulunya. Beberapa nama itu antara lain, Barrier, Fortress, Rampant, Purple Frontier, dan Earth Dragon.

Kasihan, Turis Ini Dipukuli dan Dibilang Biang Corona

 Seorang turis Amerika sedang berada di Maroko. Di tengah wabah pandemi Corona, ia dipukuli dan disebut biang Corona.

Turis tersebut bernama Adam. Adam tinggal di sebuah hostel milik warga saat berada di Maroko.

Pada suatu malam, pintu hostel tempat tinggal Adam diketuk. Tak ada yang curiga, sampai sang pemilik membuka pintu.

Di depan pintu terlihat 4 warga yang langsung masuk ke dalam rumah. Mereka langsung menyerang Adam yang saat itu berada di ruang tengah.

Tanpa tedeng aling, 4 orang tersebut langsung memukuli Adam. Sang pemilik rumah mencoba untuk memisahkan dan menanyakan baik-baik masalahnya.

Namun si pemilik hostel malah kena hantam. Mereka dipukuli di bagian wajah.

"Saya tidak tahu alasan mereka berbuat itu. Sampai akhirnya mereka menuduh saya memiliki virus Corona," ujar Adam.

Penghuni hostel lainnya geram dengan aksi para warga. Mereka membuatkan video pengakuan Adam dan disebar di Youtube.

Dalam video tersebut, Adam menceritakan kronologi penyerangannya. Adam sungguh kaget disebut pembawa Corona karena ia sendiri sehat-sehat saja.

"Ini adalah turis Amerika yang tinggal bersama kami. Dia diserang oleh beberapa tetangga yang menuduhnya menyebarkan virus Corona, padahal ia tidak sakit," ujar seorang pria Maroko dalam video pengakuan Adam.

Pria Maroko tersebut menggunakan bahasa Maroko supaya dapat dimengerti oleh banyak orang. Pria tersebut juga meminta keamanan nasional untuk menangani situasi seperti ini.

Setelah video tersebut tersebar, Layanan Keamanan Nasional segera menyelidiki kasus ini. Marocco's General Directorate of National Security (DGSN) meminta investigasi dilakukan di bawah pengawasan Kantor Penuntut Umum sejak 30 Maret.

Maroko sendiri sudah mengonfirmasi kasus pandemi Corona. Meski memiliki angka yang cukup tinggi, namun main hakim sendiri bukanlah jalan untuk memutus rantai penyebaran Corona.

Karena Wabah Corona, Kuda pun Beralih 'Profesi'

 Biasanya di Wina, kuda membawa turis berkeliling. Namun karena wabah Corona, mereka tak lagi membawa turis, namun mengantar makanan dari rumah ke rumah.

Diberitakan Reuters, delman atau orang Wina menyebutnya fiaker semenjak wabah Corona tidak lagi mengantarkan turis keliling kota. Sekarang kuda-kuda ini beralih fungsi menjadi pengantar makanan untuk lansia di sekitar sana.

Semenjak Austria memutuskan untuk lockdown, para pengemudi fiaker pun memutuskan untuk menjadi sukarelawan yang mengantar makanan untuk lansia.

"Tidak ada turis, tidak ada pemasukan sama sekali, karena semua orang di rumah. Tetapi kuda-kuda ini perlu bergerak," ungkap Christian Gerzabek, seorang pengemudi fiaker dan juga pejabat lokal dari partai setempat.

"Gagasan saya adalah kenapa kita tidak menggabungkan hal praktis dengan sesuatu yang baik untuk semua orang yang membutuhkan. Ini juga sebagai tanda bahwa kami ada untuk orang-rang dan kami senang melakukan bagian kami," tambah Gerzabek.

Bersama para pengemudi fiaker lainnya, Gerzabek membawa makanan yang disediakan InterContinental Vienna. Hotel memang tidak menerima tamu lagi, namun menyediakan makanan gratis untuk para lansia yang ada di lingkungannya.

Dalam sehari, Gerzabek dan kawan-kawan bisa mengantar 200-300 makanan yang disiapkan hotel. Mereka secara bergilir mengantar ke rumah-rumah lansia dan juga untuk staff medis di rumah sakit terdekat.