Rabu, 15 April 2020

Kenapa Justru Pria yang Terobsesi Memperbesar Ukuran Mr P?

Dalam berhubungan seks, pengaruh ukuran penis sebenarnya tidak seberapa penting dibanding kenyamanan pasangan. Namun begitu, berbagai terapi yang diklaim bisa memperbesar alat vital selalu laris dibanjiri pelanggan.

"Ada sebagian orang yang malu karena ukuran penisnya kecil, sebagian lagi minder karena terlalu besar," terang pakar kesehatan dr Ni Komang Yeni, SpOG, ditemui baru-baru ini.

Menurut dr Yeni, lubang vagina bisa membesar hingga maksimal 10 kali ukuran kepala bayi. Oleh karenanya, ukuran penis bukan menjadi faktor utama. Kenyamanan pasangan lebih perlu diperhatikan.

Namun dalam kenyataan, kebanyakan pria ingin memperpanjang atau memperbesar ukuran penisnya karena menganggap hal itu bisa memberikan kepuasan kepada pasangannya. Dalam situasi ini, faktor psikologis turut berperan.

"Faktor psikologis merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, karena jika wanita mengalami kontraksi otot yang tidak disadari, dan tak terkendali, akan sulit baginya melakukan penetrasi dengan siapa pun atau hal apa pun," pungkas dr Yeni.

Ingin Bisa Tahan Lama? Ini Tips Mengatasi Ejakulasi Dini

Diperkirakan 30 persen pria akan mengalami ejakulasi dini dalam hidupnya. Hal ini membuat sebagian pria khawatir karena takut tidak bisa memuaskan pasangannya saat berhubungan seks.
Seorang pria bisa dikatakan ejakulasi dini jika hanya mampu bertahan 30 detik hingga 4 menit saat bercinta. Lantas bagaimana cara melatih diri agar tidak ejakulasi dini?

Dikutip dari dari Daily Star, begitu banyak cara yang bisa dilakukan untuk melatih diri agar tidak ejakulasi dini. Salah satunya adalah dengan cara memilih kondom yang lebih tebal untuk mengurangi sensitivitas pada penis saat penetrasi.

Sedangkan cara lainnya adalah menggunakan metode 'mulai-berhenti'. Menariknya, cara ini bisa dilatih bersama pasangan saat berhubungan seks atau pada saat masturbasi.

Caranya pun cukup mudah, rangsang penis dan berhenti ketika kamu merasakan ingin ejakulasi. Hentikan stimulasi selama 30-60 detik dan mulai kembali setelah kamu mulai merasa lebih tenang dan lakukan proses ini hingga 4-5 kali.

Cara selanjutnya adalah meremas penis di area sebelum batang dan kelenjar selama sekitar 30 detik sebelum kamu mencapai ejakulasi. Lakukan proses ini sebanyak 4-5 kali hingga kamu memutuskan untuk tidak menahan ejakulasi.

Jadi teknik 'mulai-berhenti' dan 'meremas' akan memberikan hasil yang baik jika keduanya dikombinasikan saat melatih diri agar tidak lagi mengalami ejakulasi dini.

Hati-hati, 4 Kondisi Penis yang Bisa Jadi Pertanda Masalah Kesehatan

Beberapa kondisi kesehatan ternyata bisa dilihat dari apa yang dirasakan penis pria. Gejala-gejala seperti nyeri pada penis, bentuk penis yang dirasa tidak normal hingga masalah saat buang air kecil bisa menjadi tanda kamu memiliki penyakit serius, lho.
Jangan sampai kamu tidak mengenali beberapa gejalanya. Berikut 4 hal yang perlu kamu tahu soal kondisi kesehatan yang bisa ditandai dengan masalah pada penis, dikutip dari Health, menurut paparan ahli urologi di Klinik Cleveland, dr Ryan Berglund MD.

Bentuk penis yang melengkung
Beberapa pria mengalami hal ini. Sebenarnya penis yang melengkung bisa dikatakan normal jika lengkungannya tidak mengganggu aktivitas seksual.

Kondisi penis melengkung juga disebut sebagai peyronie. Meski begitu, bentuk melengkung yang melebihi 30 derajat perlu diwaspadai dan ditanyakan ke ahli urologi.

"Itu dari kondisi yang relatif umum disebut penyakit Peyronie, yang disebabkan oleh penumpukan jaringan parut," kata dr Berglund.

Benjolan
Jika ada benjolan di bawah kulit sekitar penis, dr Berglund pun mengingatkan untuk waspada.

"Biasanya, pria merasakan kekerasan, dan kadang-kadang [disebabkan oleh] pembuluh darah," katanya.

Kelenjar getah bening yang tersumbat juga bisa menjadi penyebabnya, lho. "Atau pria akan mengatakan ada kekerasan di tengah, yang seringkali merupakan bekas luka jaringan dari Peyronie," tambahnya.

Penis terasa nyeri
"Luka pada kulit penis bisa terasa sakit atau tidak menyakitkan," begitu jelas dr Berglund. Namun kondisi kesehatannya tergantung pada yang dialami penis pasanganmu dan ada kemungkinan seperti berikut.

"Dengan sifilis, Anda akan menemukan luka, tetapi biasanya tidak menyakitkan dan dapat diobati dengan suntikan penisilin sederhana," jelasnya.

"Herpes juga menyebabkan sakit," lanjutnya.

Tentu jika kamu merasa nyeri tak kunjung usai, ada baiknya untuk segera mengeluhkan kondisi ini pada ahlinya.

Ukuran Mr P Jadi Hal Penting Saat Seks? 5 Mitos Ini Perlu Kamu Ketahui

Saat membahas yang berbau soal seks, pasti setiap orang memiliki pendapat yang berdasarkan dari pengalaman pribadinya. Banyak hal yang dibicarakan, mulai dari ukuran penis pria, orgasme jadi tujuan utama seks, atau dorongan seks pria yang lebih besar dari wanita.

Untuk mengetahui kebenaran dari berbagai hal tersebut, beberapa ahli telah menelitinya. Berbagai mitos yang belum diketahui kebenarannya diungkap secara jelas oleh ahlinya.

Dikutip dari HuffingPost, berikut 5 mitos tentang seks yang perlu kamu dan pasangan ketahui.

1. Mitos : Ukuran penis pria yang terpenting saat berhubungan

Setiap pria memiliki variasi ukuran dan bentuk penis yang berbeda-beda. Ada yang bentuknya sempurna, terlalu besar, bahkan terlalu kecil. Menurut salah satu seksolog klinis, Sunny Rodgers ukuran bukanlah hal yang terpenting, tapi masih ada hal lain yang lebih penting.

"Bukan masalah ukurannya, tapi teknik, posisi, dan alat bantu tambahan lah yang bisa membuat pasangan kamu bisa lebih puas dalam berhubungan seks. Dan beberapa hal itu menurut saya lebih relevan untuk dijadikan patokan kepuasan seksual," kata Rodgers.

2. Mitos : Dorongan seks pada pria lebih besar daripada wanita

Banyak yang mengatakan, keinginan atau dorongan seks pada pria jauh lebih besar dari wanita. Rodgers mengatakan, hal ini adalah pemikiran yang salah. Berdasarkan serangkaian penelitian pada tahun 2016, justru wanita yang lebih besar dorongannya dalam melakukan hubungan seksual.

Rodgers menjelaskan, dorongan seks bisa dialami oleh pria maupun wanita. Ini karena otak adalah organ seksual yang lebih kuat perannya daripada organ genitalnya.

"Pria terlihat memiliki dorongan yang lebih besar hanya karena mereka cenderung sering memikirkan hal yang berbau seks. Tapi, itu tidak bisa menjadi ukuran kalau dorongan seksual pria lebih besar, itu asumsi yang tidak selalu benar," ujarnya.

3. Mitos : Wanita hanya bisa orgasme saat penetrasi saja

Sebuah studi pada tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Sex, menunjukkan bahwa 18 persen wanita sudah bisa mendapatkan orgasme dengan berhubungan seks atau saat penetrasi saja. Tapi hal ini dibantah oleh Sunny Rodgers.

"Adanya temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas wanita hanya bisa mendapatkan orgasmenya saat melakukan penetrasi dengan pasangannya, tapi nyatanya tidak seperti itu. Kebanyakan wanita juga membutuhkan rangsangan pada beberapa bagian, seperti klitoris yang bisa membawa mereka ke orgasme yang sebenarnya," tuturnya.

Menurut Rodgers, para wanita juga membutuhkan stimulasi tambahan selama penetrasi berjalan. Hal ini untuk memastikan kamu ataupun pasangan mendapat kepuasan yang sama.

4. Tujuan utama seks adalah mendapatkan orgasme

Kebanyakan orang beranggapan kalau orgasme menjadi tujuan utama dalam berhubungan seks. Namun, seorang peneliti seks sekaligus terapis hubungan, Sarah Hunter Murray mengatakan jika terlalu fokus agar pasangan mendapatkan orgasme malah akan membuat keduanya frustasi dalam berhubungan seks.

"Ini (orgasme) hanya bagian dari perjalanan dan bukanlah tujuan. Terlalu fokus untuk mendapatkan orgasme saja dalam berhubungan seks, malah akan membuat kamu kehilangan sensasi, kesenangan, momen bercumbu, sentuhan lembut, hingga perasaan yang dekat dengan pasangan," jelasnya.

Murray melanjutkan, jika kamu hanya terfokus pada orgasme saja, pasti hubungan seks akan berjalan kurang baik. Cobalah untuk menikmatinya.

5. Mitos : Pura-pura orgasme? Nggak masalah

Berpura-pura sudah mendapatkan orgasme adalah hal yang buruk. Seperti pepatah, berbohong demi kebaikan itu tidak berlaku dalam hal seks. Menurut Murray, orgasme yang menjadi tanda-tanda dari rasa senang dan puas pasangan tidak bisa dipalsukan.

"Orgasme, erangan, kepuasan adalah isyarat yang penting dari kita untuk pasangan dalam berhubungan. Tapi jika seks yang dilakukan tidak enak dan kamu tetap berpura-pura menikmatinya dengan orgasme palsu, pasangan akan terus melakukan hal yang sama. Padahal sebenarnya kamu tidak puas," jelasnya.

Agar sama-sama terpuaskan, cobalah untuk jujur pada pasangan kamu.