Rabu, 15 April 2020

Hati-Hati! Seks Oral Juga Punya Risiko, Ini 3 di Antaranya

Bagi sebagian pasangan, seks oral mungkin menjadi aktivitas yang menyenangkan. Namun praktik ini mengandung sejumlah risiko serius.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut antara tahun 2006 hingga 2008 hampir separuh dari orang dewasa di AS telah melakukan seks oral.

CDC mengatakan, bagi sebagian besar orang Amerika seks oral sudah menjadi hal yang sangat umum. Untuk memahami bagaimana seks oral fellatio mempengaruhi tubuh, kenali risikonya dalam paparan berikut ini dikutip dari WebMD.

1. Memicu kanker tenggorokan
Seorang pejabat dari American Cancer Society memperingatkan bahwa aktivitas seksual semacam ini dapat meningkatkan risiko tertular human papillomavirus (HPV) di antara wanita. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker orofaring dan amandel.

Dalam sebuah penelitian tahun 2007, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang melakukan seks oral dengan enam atau lebih pasangan memiliki risiko 340 persen lebih tinggi mengidap kanker tenggorokan dibandingkan dengan mereka yang memiliki lebih sedikit pasangan. Pria juga berisiko mengalami infeksi HPV di tenggorokan.

2. Penyakit menular seksual
Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat ditransfer dari satu orang ke orang lain melalui seks oral. Ini termasuk HIV, herpes, sifilis, gonore dan virus hepatitis.

Para ahli mengingatkan, memiliki banyak pasangan seks menambah risiko terinfeksi penyakit kelamin. Perlindungan penghalang, seperti kondom, dapat mengurangi risiko terkena PMS.

3. Memicu stres
Terapis seks Louanne Cole Weston, dari Fair Oaks, California mengatakan, seks oral bisa menyebabkan stres bagi sejumlah pasangan. Dia mengatakan beberapa orang cenderung berpikir berlebihan ketika mereka melakukan seks oral.

Dalam beberapa kasus, orang juga menjadi tidak percaya diri, takut jika mereka tak cukup baik dalam menyenangkan pasangan.

"Ada orang tidak akan mau menerimanya karena dia khawatir tentang reaksi pasangannya. Beberapa orang tidak bisa begitu saja melepaskan dan menerima kegiatan ini." kata Weston.

Jadi saat kamu melihat perubahan yang tidak biasa di tenggorokan atau mulut yang mungkin terkait dengan seks oral, segera cari bantuan dari profesional medis

Alasan Mengapa Seks Oral Berbahaya Sehingga Perlu Diatur Undang-undang

Di dalam RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) diatur juga soal hubungan seks yang tidak lazim. Salah satunya adalah seks oral, yang dianggap berbahaya karena bisa menularkan virus dan bakteri ke tubuh.

"Itu berbahaya karena menjadi pintu masuknya virus dan bakteri. Itu yang harus kita informasikan kepada masyarakat kalau jalur mulut itu bukan jalur yang aman," ucap Ketua Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Hanny Nilasari sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (6/8/2019).

Oleh karena itu, tindakan memaksa pasangan melakukan seks oral dinilai sebagai suatu tindakan yang menyimpang yang perlu diatur lebih lanjut dalam RUU PKS. Diharapkan oleh Hanny, saat UU tersebut disahkan, wanita bisa menolak apabila ada ajakan melakukan seks oral secara paksa.

Seks oral dianggap berbahaya bukanlah hal yang patut dipertanyakan. Hingga kini, sejumlah penyakit dari infeksi hingga kanker dikaitkan dengan seks oral, sehingga praktik seks satu ini juga berisiko tinggi.

Banyak orang yang mengira seks lewat mulut adalah praktik yang aman dan tidak menularkan penyakit apapun. Risiko sebenarnya bisa ditekan apabila menggunakan proteksi seperti kondom. Akan tetapi banyak sekali pasangan yang merasa lebih suka tanpa menggunakan proteksi apapun.

Dirangkum oleh detikHealth dari berbagai sumber, berikut adalah risiko yang bisa terjadi dari seks oral:

1. Kanker tenggorokan
Melakukan seks oral bisa membuatmu berisiko menularkan human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan atau orofaringeal (bagian tengah tenggorokan). Salah satu studi tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan risiko akan kanker jenis tersebut pada orang yang melakukan seks oral setidaknya enam pasangan berbeda.

Baik pria maupun wanita bisa terkena infeksi ini. Berita baiknya adalah kanker tenggorokan yang disebabkan oleh HPV cenderung lebih mudah ditangani ketimbang yang disebabkan oleh merokok dan minum alkohol.

2. HIV
Meski relatif rendah risiko ketimbang seks melalui vagina atau anal, namun kita bisa tertular HIV (Human Imunodeficiency Virus) melalui seks oral. Terutama apabila saat mempraktikkannya tidak menggunakan proteksi sama sekali.

Risiko tertular HIV semakin meningkat juga apabila jika yang melakukan seks oral sedang sariawan atau ada luka, jika ejakulasi terjadi di dalam mulut, atau yang menerima seks oral mengidap penyakit menular seksual. Pada umumnya, risiko penularan seks oral ini lebih utama terjadi pada yang melakukan seks oral.

Hati-hati, 4 Kondisi Penis yang Bisa Jadi Pertanda Masalah Kesehatan

Beberapa kondisi kesehatan ternyata bisa dilihat dari apa yang dirasakan penis pria. Gejala-gejala seperti nyeri pada penis, bentuk penis yang dirasa tidak normal hingga masalah saat buang air kecil bisa menjadi tanda kamu memiliki penyakit serius, lho.
Jangan sampai kamu tidak mengenali beberapa gejalanya. Berikut 4 hal yang perlu kamu tahu soal kondisi kesehatan yang bisa ditandai dengan masalah pada penis, dikutip dari Health, menurut paparan ahli urologi di Klinik Cleveland, dr Ryan Berglund MD.

Bentuk penis yang melengkung
Beberapa pria mengalami hal ini. Sebenarnya penis yang melengkung bisa dikatakan normal jika lengkungannya tidak mengganggu aktivitas seksual.

Kondisi penis melengkung juga disebut sebagai peyronie. Meski begitu, bentuk melengkung yang melebihi 30 derajat perlu diwaspadai dan ditanyakan ke ahli urologi.

"Itu dari kondisi yang relatif umum disebut penyakit Peyronie, yang disebabkan oleh penumpukan jaringan parut," kata dr Berglund.

Benjolan
Jika ada benjolan di bawah kulit sekitar penis, dr Berglund pun mengingatkan untuk waspada.

"Biasanya, pria merasakan kekerasan, dan kadang-kadang [disebabkan oleh] pembuluh darah," katanya.

Kelenjar getah bening yang tersumbat juga bisa menjadi penyebabnya, lho. "Atau pria akan mengatakan ada kekerasan di tengah, yang seringkali merupakan bekas luka jaringan dari Peyronie," tambahnya.

Penis terasa nyeri
"Luka pada kulit penis bisa terasa sakit atau tidak menyakitkan," begitu jelas dr Berglund. Namun kondisi kesehatannya tergantung pada yang dialami penis pasanganmu dan ada kemungkinan seperti berikut.

"Dengan sifilis, Anda akan menemukan luka, tetapi biasanya tidak menyakitkan dan dapat diobati dengan suntikan penisilin sederhana," jelasnya.

"Herpes juga menyebabkan sakit," lanjutnya.

Tentu jika kamu merasa nyeri tak kunjung usai, ada baiknya untuk segera mengeluhkan kondisi ini pada ahlinya.

Masalah saat buang air kecil
Disebut dr Bergrund, bahwa kanker bisa menjadi salah satu penyebab pria merasa nyeri pada penis. Ia menyebut jika kamu buang air kecil dengan mengeluarkan warna merah muda atau merah bisa jadi menandakan batu ginjal, infeksi kandung kemih, atau bahkan cedera.

Masalah buang air kecil lainnya seprti retensi kandung kemih, ketika pria mengalami pembesaran prostat. Maka dari itu dr Barglund menyarankan untuk menjalani skrining kanker prostat agar mengetahui kondisinya aman.

Hati-Hati! Seks Oral Juga Punya Risiko, Ini 3 di Antaranya

Bagi sebagian pasangan, seks oral mungkin menjadi aktivitas yang menyenangkan. Namun praktik ini mengandung sejumlah risiko serius.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut antara tahun 2006 hingga 2008 hampir separuh dari orang dewasa di AS telah melakukan seks oral.

CDC mengatakan, bagi sebagian besar orang Amerika seks oral sudah menjadi hal yang sangat umum. Untuk memahami bagaimana seks oral fellatio mempengaruhi tubuh, kenali risikonya dalam paparan berikut ini dikutip dari WebMD.

1. Memicu kanker tenggorokan
Seorang pejabat dari American Cancer Society memperingatkan bahwa aktivitas seksual semacam ini dapat meningkatkan risiko tertular human papillomavirus (HPV) di antara wanita. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker orofaring dan amandel.

Dalam sebuah penelitian tahun 2007, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang melakukan seks oral dengan enam atau lebih pasangan memiliki risiko 340 persen lebih tinggi mengidap kanker tenggorokan dibandingkan dengan mereka yang memiliki lebih sedikit pasangan. Pria juga berisiko mengalami infeksi HPV di tenggorokan.

2. Penyakit menular seksual
Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat ditransfer dari satu orang ke orang lain melalui seks oral. Ini termasuk HIV, herpes, sifilis, gonore dan virus hepatitis.

Para ahli mengingatkan, memiliki banyak pasangan seks menambah risiko terinfeksi penyakit kelamin. Perlindungan penghalang, seperti kondom, dapat mengurangi risiko terkena PMS.

3. Memicu stres
Terapis seks Louanne Cole Weston, dari Fair Oaks, California mengatakan, seks oral bisa menyebabkan stres bagi sejumlah pasangan. Dia mengatakan beberapa orang cenderung berpikir berlebihan ketika mereka melakukan seks oral.

Dalam beberapa kasus, orang juga menjadi tidak percaya diri, takut jika mereka tak cukup baik dalam menyenangkan pasangan.

"Ada orang tidak akan mau menerimanya karena dia khawatir tentang reaksi pasangannya. Beberapa orang tidak bisa begitu saja melepaskan dan menerima kegiatan ini." kata Weston.

Jadi saat kamu melihat perubahan yang tidak biasa di tenggorokan atau mulut yang mungkin terkait dengan seks oral, segera cari bantuan dari profesional medis