Kamis, 16 April 2020

Penasaran? Di Sinilah Wanita Benar-benar Ingin Disentuh Saat Berhubungan Seks

Hampir setiap wanita memiliki sifat ingin dimanja oleh pasangannya, terlebih pada saat bermesraan atau bahkan berhubungan seks. Memberikan beberapa belaian lembut kepadanya saat bercinta, tentu akan membuat gairah seksualnya meningkat.
Sebuah survei terbaru menunjukkan beberapa letak area sensitif wanita yang terkadang terlupakan saat bercinta. Berikut ini adalah empat titik sensitif wanita yang bisa kamu belai saat bercinta untuk meningkatkan gairah seksualnya, seperti dikutip dari Daily Star.

1. Puting
Sebanyak 34 persen wanita mengatakan bahwa puting mereka adalah salah satu bagian yang paling menyenangkan jika disentuh saat bercinta. Jadi jika kamu ingin meningkatkan gairah seksualnya, mulailah dengan bermain dengan putingnya.

2. Leher
Terkadang area ini kerap dilupakan saat melakukan foreplay atau pemanasan, padahal jika disentuh atau dikecup akan memberikan sensasi yang luar biasa pada wanita. Sekitar 28 persen wanita ingin pasangannya bisa memberikan sentuhan sensual pada lehernya saat bercinta.

3. Punggung
Sekitar 6 persen wanita menyukai punggungnya dibelai atau dielus oleh pasangannya saat bercinta. Cobalah untuk membelai punggung pasanganmu, dan lihat bagaimana reaksinya.

4. Perut
Meski hanya 4 persen wanita yang menyukai perutnya disentuh saat bercinta, tetapi ini bisa jadi pertimbangan kamu untuk memberikannya sensasi lebih untuk meningkatkan gairah seksualnya.

Glenn Fredly Disebut Mengidap Meningitis, Kenali Jenis dan Penyebabnya

 Glenn Fredly meninggal dunia di usia 44 tahun. Dia sempat sakit sebelum berpulang.
Vokalis Band The KadriJimmo, Kadir Mohammad mengatakan Glenn meninggal sekitar pukul 18.00 WIB di RS Setia Mitra, Fatmawati. Yang dia tahu, Glenn sempat sakit meningitis.

"Glenn meninggal sekitar jam 6 habis maghrib di RS Setia Mitra. Penyakitnya meningitis. Itu yang saya dapat dari manajemen dan yang lain-lain," kata Kadri saat dihubungi wartawan

Dikutip dari Healthline, meningitis dapat menular ataupun tidak tergantung pada penyebab dan jenisnya.

1. Meningitis jamur
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis jamur yang disebut Cryptococcus. Jenis yang langka ini kemungkinan besar menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Namun, meningitis jenis ini tidak menular.

2. Meningitis parasit
Meningitis ini sangat langka dan dapat mengancam nyawa. Ini bisa disebabkan oleh amuba mikroskopis yang disebut Naegleria fowleri. Parasit masuk ke tubuh melalui hidung dan biasanya terdapat di danau atau sungai yang terkontaminasi, tetapi jenis ini tidak menular.

3. Meningitis non-infeksi
Meningitis tidak selalu terjadi karena infeksi, tetapi bisa berkembang dari akibat cedera kepala atau operasi otak. Jenis ini dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu, lupus atau kanker. Meningitis jenis ini juga tidak menular.

4. Meningitis virus
Meningitis jenis ini adalah paling umum. Virus enterovirus yang menjadi penyebabnya bisa menyebar melalui kontak langsung dengan air liur, lendir hidung, atau feses. Jenis meningitis ini juga mudah menyebar melalui batuk dan bersin. Kontak langsung ataupun tidak dengan orang yang terinfeksi juga dapat meningkatkan risiko tertular.

5. Meningitis bakteri
Meningitis jenis ini termasuk penyakit serius yang dapat mengancam nyawa. Paling sering disebabkan oleh Neisseria meningitidis atau Streptococcus pneumoniae dan keduanya menular. Bakteri ini tidak dapat bertahan lama di luar tubuh, jadi seseorang tidak bisa tertular secara langsung walaupun ada di dekat orang yang memiliki penyakit ini. Namun, jika melakukan kontak dekat secara berkepanjangan, maka akan meningkatkan risiko penularan. Bakteri juga dapat menyebar dan menular melalui:

- Air liur
- Lendir
- Ciuman
- Berbagi peralatan makan
- Batuk
- Bersin
- Makanan yang terkontaminasi

Rabu, 15 April 2020

Alasan Mengapa Seks Oral Berbahaya Sehingga Perlu Diatur Undang-undang

Di dalam RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) diatur juga soal hubungan seks yang tidak lazim. Salah satunya adalah seks oral, yang dianggap berbahaya karena bisa menularkan virus dan bakteri ke tubuh.

"Itu berbahaya karena menjadi pintu masuknya virus dan bakteri. Itu yang harus kita informasikan kepada masyarakat kalau jalur mulut itu bukan jalur yang aman," ucap Ketua Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Hanny Nilasari sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (6/8/2019).

Oleh karena itu, tindakan memaksa pasangan melakukan seks oral dinilai sebagai suatu tindakan yang menyimpang yang perlu diatur lebih lanjut dalam RUU PKS. Diharapkan oleh Hanny, saat UU tersebut disahkan, wanita bisa menolak apabila ada ajakan melakukan seks oral secara paksa.

Seks oral dianggap berbahaya bukanlah hal yang patut dipertanyakan. Hingga kini, sejumlah penyakit dari infeksi hingga kanker dikaitkan dengan seks oral, sehingga praktik seks satu ini juga berisiko tinggi.

Banyak orang yang mengira seks lewat mulut adalah praktik yang aman dan tidak menularkan penyakit apapun. Risiko sebenarnya bisa ditekan apabila menggunakan proteksi seperti kondom. Akan tetapi banyak sekali pasangan yang merasa lebih suka tanpa menggunakan proteksi apapun.

Dirangkum oleh detikHealth dari berbagai sumber, berikut adalah risiko yang bisa terjadi dari seks oral:

1. Kanker tenggorokan
Melakukan seks oral bisa membuatmu berisiko menularkan human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan atau orofaringeal (bagian tengah tenggorokan). Salah satu studi tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan risiko akan kanker jenis tersebut pada orang yang melakukan seks oral setidaknya enam pasangan berbeda.

Baik pria maupun wanita bisa terkena infeksi ini. Berita baiknya adalah kanker tenggorokan yang disebabkan oleh HPV cenderung lebih mudah ditangani ketimbang yang disebabkan oleh merokok dan minum alkohol.

2. HIV
Meski relatif rendah risiko ketimbang seks melalui vagina atau anal, namun kita bisa tertular HIV (Human Imunodeficiency Virus) melalui seks oral. Terutama apabila saat mempraktikkannya tidak menggunakan proteksi sama sekali.

Risiko tertular HIV semakin meningkat juga apabila jika yang melakukan seks oral sedang sariawan atau ada luka, jika ejakulasi terjadi di dalam mulut, atau yang menerima seks oral mengidap penyakit menular seksual. Pada umumnya, risiko penularan seks oral ini lebih utama terjadi pada yang melakukan seks oral.

3. Herpes
Meski herpes genital dan oral disebabkan oleh strain virus herpes yang berbeda, namun tetap mungkin bagi virus manapun menginfeksi lokasi keeduanya. Sehingga sangat mungkin menularkan herpes melalui seks oral.

Berbeda dengan HIV, virus herpes bisa menyebar dari kedua pasangan saat melakukan oral seks. Penularan herpes saat seks oral sangat berbahaya, bahkan herpes adalah penyakit yang menular meski tanpa gejala.

4. Gonorrhea
Gonorrhea bisa ditularkan saat melakukan seks oral pada pria, dan baik keduanya bisa berisiko terkena penyakit tersebut. Masih sedikit penelitian yang menyebutkan bahwa penularan bisa terjadi saat melakukan seks oral pada wanita.

Risiko gonorrhea dalam seks oral pada wanita cukup kecil karena infeksi tidak mencapai serviks. Menggunakan kondom cukup efektif dalam mencegah penularan gonorrhea selama melakukan seks oral.

5. Chlamydia
Chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual, dan jika tertular maka kedua belah pihak berisiko tinggi terkena penyakit tersebut. Risiko penularan chlamydia hampir sama seperti gonorrhea.

6. Sifilis
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang sangat mudah ditularkan melalui seks oral. Meski sifilis hanya bisa ditularkan apabila pengidapnya mengalami gejala selama tahap primer dan sekundernya, terkadang sariawan-sariawan yang tak sakit membuatnya terabaikan.

Oleh sebab itu, banyak orang yang tak mengetahui mereka memiliki gejala sifilis saat mereka menularkan ke pasangan mereka.

7. Hepatitis B
Penelitian soal hal ini masih belum dapat disimpulkan apakah hepatitis B benar-benar bisa ditularkan melalui seks oral. Namun kontak anal-oral merupakan faktor risiko infeksi hepatitis A, dan juga bagi hepatitis B.

Untungnya, kedua tipe hepatitis tersebut bisa dicegah dengan vaksin.