Kamis, 16 April 2020

5 Langkah Pencegahan agar Kamu Tak Tertular Corona Sesuai Standar WHO

Penyebaran virus Corona COVID-19 masih terus berkembang di seluruh dunia. Hingga saat ini belum ada vaksin yang tepat untuk menangkal virus tersebut.
Meski belum ada vaksin yang bisa menangkalnya, setidaknya kita bisa mencegah agar virus tersebut tidak menginfeksi tubuh. Dilansir dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut langkah-langkah pencegahan awal yang bisa kamu lakukan.

1. Mencuci tangan secara teratur
Biasakan mencuci tangan sesering mungkin secara teratur dan menyeluruh. Membersihkan tangan menggunakan cairan berbasis alkohol atau cuci tangan dengan sabun dan air.

Mencuci tangan dengan sabun dan air bisa membunuh virus yang mungkin saja melekat pada tangan.

2. Jaga jarak
Penting untuk menjaga jarak setidaknya satu meter dari siapa saja yang batuk dan bersin. Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil atau droplet dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.

Jika terlalu dekat, kamu bisa saja menghirup tetesan droplet dari seseorang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 saat ia batuk.

3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat menjadi perantara penyebaran virus. Setelah terkontaminasi, tangan dapat menyebarkan virus ke mata, hidung, atau mulut. Akibatnya, kita bisa terinfeksi virus Corona COVID-19.

4. Jaga etika batuk dan bersin
Pastikan kamu dan orang-orang di sekitar menutupi mulut dan hidung dengan siku saat batuk atau bersin. Jika memakai tisu, segera buang tisu bekas kamu pakai.

Tetesan air liur atau droplet saat bersin bisa menyebarkan virus Corona. Jika kamu menutup mulut saat bersin, maka akan melindungi orang-orang di sekitar kamu dari virus seperti flu dan COVID-19.

5. Cari perawatan medis
Jika mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, segera cari perawatan medis. Tetap di rumah jika merasa tidak sehat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah kamu.

Viral Penampakan dari Dekat Mata Memerah Akibat Menangis, Ini Kata Dokter

Ramai diperbincangkan di media sosial, sebuah foto yang menggambarkan mata memerah akibat menangis. Dalam foto tersebut terlihat banyak pembuluh darah yang membesar membuat sebagian warganet merasa takut bahkan ada yang mendeskripsikannya seperti cacing.
"Banyak bgt cacingnya," tulis seorang warganet, @sah***tn*bii, Rabu (15/4/2020).

"Ngeri tapi estetik," ucap warganet lainnya, @bi**d*mn.

Menanggapi hal ini, dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC), Kedoya, Jakarta Barat, dr Elvioza, SpM(K), mengatakan saat menangis pembuluh darah di sekitar mata yang melebar itu berfungsi untuk menghasilkan air mata.

"Air mata itu asalnya dari pembuluh darah, karena itu untuk menghasilkan air mata yang banyak maka pembuluh darah itu melebar," kata dr Elvioza kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).

"Jadi urat-urat merah itu adalah pembuluh darah yang melebar," lanjutnya.

Menurutnya dalam pembuluh darah itu ada kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata. Jadi ketika menangis, air mata akan dihasilkan oleh pembuluh darah dan disalurkan melalui kelenjar tersebut.

"Dari pembuluh darah nanti ada kelenjar air mata dan dari kelenjar itulah air mata keluar. Kelenjar air mata itu sumber airnya dari pembuluh darah dan pembuluh darah menyuplai air dari situ nanti keluarlah air mata," jelas dr Elvioza.

dr Elvioza juga menjelaskan ketika seseorang sudah berhenti menangis, pembuluh darah di sekitar mata akan menjadi normal kembali sehingga tidak akan terlihat memerah.

"Membesar dan melebar sesaat, ketika itu sudah selesai nanti dia normal lagi, tapi kalau ada rangsangan terus-menerus dia akan merah terus, melebar terus pembuluh darahnya," tuturnya.

Jelang Ramadan 2020, Ini Tips Jaga Kadar Gula Darah

Penyandang diabetes harus menjaga kadar gula darah termasuk pada saat menjelang puasa Ramadan di tengah pandemi COVID-19 ini. Sebab, menurut Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita, ada penyandang diabetes yang boleh berpuasa dan ada yang tidak diperbolehkan.
"Ada kondisi bagi diabetesi yang tidak disarankan berpuasa yaitu jika diabetesi mengalami diabetes tipe 1 yang sulit terkendali, diabetesi yang sedang hamil, usia lanjut ataupun penyakit komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, stroke maupun tekanan darah yang tidak terkontrol," ujar dr Adeline kepada detikHealth, Kamis (16/4/2020).

dr Adeline menjelaskan risiko utama yang berhubungan dengan puasa pada diabetesi adalah hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetic, dehidrasi, serta thrombosis. Selain itu, penyandang diabetes juga rentan terkena paparan virus, termasuk COVID-19.

"CDC (Centers for Disease Control) telah menentukan bahwa COVID-19 adalah ancaman kesehatan masyarakat yang serius, dan orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan kondisi medis kronis yang serius, termasuk diabetes," jelas dr Adeline.

Maka dari itu, penting untuk menjaga kadar gula darah menjelang puasa. dr Adeline juga menyebut sebaiknya konsultasi dengan dokter 2 minggu sebelum puasa untuk memastikan kondisi kesehatan. Selain itu, perhatikan beberapa hal berikut ini untuk penyandang diabetes agar puasa tetap lancar:

1. Perbanyak Minum Air Putih

Minuman manis seperti soda telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan diabetes autoimun laten orang dewasa. Mereka yang mengonsumsi 2 porsi minuman yang mengandung gula per hari memiliki risiko 99% lebih tinggi terkena Latent autoimmune diabetes in adults (LADA).

Sebaliknya, mengonsumsi air putih memberi manfaat dapat menyebabkan kontrol gula darah dan respon insulin yang lebih baik. Sangat baik untuk mengurangi minuman manis dan memperbanyak air putih menjelang puasa Ramadan.

2. Hentikan Kebiasaan Merokok

Merokok telah terbukti menyebabkan berbagai penyakit serius, salah satunya adalah penelitian yang menghubungkan diabetes tipe 2 dapat terjadi pada perokok aktif maupun pasif.

Sebuah studi pada pria paruh baya membuktikan, setelah 5 tahun berhenti merokok, risiko diabetes mereka berkurang 13% dan setelah 20 tahun kondisi mereka sama seperti kondisi orang yang tidak pernah merokok.

3. Atur Pola Makan

Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula meningkatkan kadar gula darah dan insulin yang menyebabkan terjadinya diabetes seiring waktu. Menghindari makanan ini dapat membantu mengurangi risiko diabetes.

"Pastinya harus perhatikan asupan kalori harian sesuai dengan jumlah kebutuhan harian, perbanyak sayur dan buah, hindari gorengan dan makanan berlemak lainnya, dan asupan cairan harus cukup minimal 8 gelas total dalam 1 hari," ujar dr Adeline.

Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi Diabetasol untuk mendukung proses penurunan kadar gula darah agar gula darah tetap normal dan menjaga daya tahan tubuh termasuk untuk menghindari paparan COVID-19. Adapun pola makan sehat untuk diabetesi pada waktu puasa dapat mengikuti pola makan sesuai informasi berikut.

Menjaga kadar gula darah tetap normal sebelum berpuasa dan menjaga pola makan sehat untuk diabetesi pada waktu berpuasa bisa membuat puasa Ramadan dapat dijalankan dengan baik.