Jumat, 17 April 2020

Benarkah AC Berperan dalam Penyebaran Virus Corona? Ini Hasil Riset di China

Sebuah studi yang dipimpin oleh Jianyun Lu dari Guangzhou Center for Disease Control and Prevention mengatakan pendingin ruangan atau AC berperan dalam penyebaran virus Corona COVID-19. Mengapa bisa begitu?
Hal ini dikaitkan dengan 10 kasus Corona berbeda di tiga keluarga berbeda saat makan di restoran yang sama di Guangzhou. "Aliran udara yang kuat dari AC bisa menyebarkan droplet," tulis laporan studi tersebut, dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (17/4/2020).

Kasus diketahui terjadi pada akhir Januari lalu. Pasien pertama dari 10 kasus yang dipelajari disebut kembali dari Wuhan pada 23 Januari 2020. Wuhan sendiri adalah sumber penyebaran virus Corona pertama sejak akhir Desember 2019. Pasien disebut makan malam bersama dengan tiga anggota keluarga di hari berikutnya.

Restoran tersebut dikatakan tidak memiliki jendela dan hanya menggunakan AC untuk mendapat sirkulasi udara. Dua keluarga lain duduk di meja sebelahnya dengan jarak satu meter dengan meja lainnya.

Hari berikutnya, pasien tersebut mengalami gejala Corona seperti demam dan batuk sehingga memeriksakan diri ke rumah sakit. Dalam kisaran waktu dua minggu, sebanyak 9 anggota keluarga yang saat itu berada di restoran yang sama dinyatakan terinfeksi Corona.

"Dari hasil pemeriksaan rute potensial penyebaran, kami menyimpulkan penyebab paling memungkinkan adalah transmisi droplet. Kami menyimpulkan bahwa outbreak ini, penyebaran droplet didukung oleh AC. Faktor kunci dari infeksi adalah arah aliran udara," ungkap peneliti.

"Untuk mencegah penyebaran virus Corona di restoran, kami merekomendasikan melebihkan jarak meja satu dengan yang lain, dan menyediakan ventilasi," tutup keterangan studi tersebut.

5 Hal yang Meningkatkan Risiko Kematian Pasien Corona

Jumlah kasus positif pandemi virus Corona semakin bertambah di dunia. Saat ini virus Corona telah menginfeksi lebih dari dua juta orang di dunia, dengan 145 ribu kematian dan 540 ribu orang yang dinyatakan sembuh.
Walaupun jumlah orang yang sembuh memiliki angka yang tinggi. Tetapi semakin hari angka kematian akibat virus Corona juga semakin bertambah.

Dikutip Daily Star, berikut 5 faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat terinfeksi virus Corona COVID-19:

1. Jenis kelamin
Sebuah penelitian menemukan bahwa 72,0 persen kematian akibat virus Corona terjadi pada pria. Banyak alasan mengapa lebih banyak pria yang meninggal dibanding wanita, salah satunya adalah gaya hidup dan kebiasaan merokok. Pria mendominasi perokok di dunia dibanding wanita. Orang yang merokok meningkatkan risiko kematian saat terinfeksi virus Corona.

2. Usia
Virus Corona pada umumnya dapat menginfeksi siapapun dari segala usia. Tetapi para ahli menyebut orang tua yang berusia 60 tahun ke atas memiliki risiko tinggi kematian yang disebabkan oleh virus ini.

Dr Sarah Jarvis Direktur Klinis Patient Access mengatakan bertambahnya usia dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Jadi, ini yang menyebabkan orang yang lebih tua memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

3. Penyakit komorbid
Penelitian menyebutkan sebagian besar orang yang meninggal karena virus Corona memiliki penyakit komorbid atau bawaan. Beberapa penyakit komorbid yang meningkatkan risiko kematian di antaranya jantung, diabetes, hipertensi hingga jantung koroner.

4. Berat badan
Orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas secara serius memiliki risiko yang tinggi jika terinfeksi virus Corona. Karena obesitas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh atau imunitas seseorang.

National Health Service (NHS) mengatakan orang yang memiliki Body Mass Index (BMI) 40 atau lebih memiliki risiko lebih besar terkena komplikasi jika tertular virus ini. Sedangkan orang yang memiliki berat badan normal hanya memiliki BMI sekitar 18,5-22,9.

5. Sel darah putih rendah
Sebuah penelitian menyebutkan 81,2 persen orang yang meninggal karena virus Corona memiliki jumlah eosinofil yang sangat rendah saat masuk ke rumah sakit. Eosinofil adalah jenis sel darah putih yang merupakan sel kekebalan khusus yang membantu melawan infeksi. Petugas medis mengatakan, memiliki kadar eosinofil rendah dapat berkorelasi dengan risiko kematian yang lebih besar jika terinfeksi virus Corona.

Kamis, 16 April 2020

5 Langkah Pencegahan agar Kamu Tak Tertular Corona Sesuai Standar WHO

Penyebaran virus Corona COVID-19 masih terus berkembang di seluruh dunia. Hingga saat ini belum ada vaksin yang tepat untuk menangkal virus tersebut.
Meski belum ada vaksin yang bisa menangkalnya, setidaknya kita bisa mencegah agar virus tersebut tidak menginfeksi tubuh. Dilansir dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut langkah-langkah pencegahan awal yang bisa kamu lakukan.

1. Mencuci tangan secara teratur
Biasakan mencuci tangan sesering mungkin secara teratur dan menyeluruh. Membersihkan tangan menggunakan cairan berbasis alkohol atau cuci tangan dengan sabun dan air.

Mencuci tangan dengan sabun dan air bisa membunuh virus yang mungkin saja melekat pada tangan.

2. Jaga jarak
Penting untuk menjaga jarak setidaknya satu meter dari siapa saja yang batuk dan bersin. Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil atau droplet dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.

Jika terlalu dekat, kamu bisa saja menghirup tetesan droplet dari seseorang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 saat ia batuk.

3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat menjadi perantara penyebaran virus. Setelah terkontaminasi, tangan dapat menyebarkan virus ke mata, hidung, atau mulut. Akibatnya, kita bisa terinfeksi virus Corona COVID-19.

4. Jaga etika batuk dan bersin
Pastikan kamu dan orang-orang di sekitar menutupi mulut dan hidung dengan siku saat batuk atau bersin. Jika memakai tisu, segera buang tisu bekas kamu pakai.

Tetesan air liur atau droplet saat bersin bisa menyebarkan virus Corona. Jika kamu menutup mulut saat bersin, maka akan melindungi orang-orang di sekitar kamu dari virus seperti flu dan COVID-19.

5. Cari perawatan medis
Jika mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, segera cari perawatan medis. Tetap di rumah jika merasa tidak sehat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah kamu.

Viral Penampakan dari Dekat Mata Memerah Akibat Menangis, Ini Kata Dokter

Ramai diperbincangkan di media sosial, sebuah foto yang menggambarkan mata memerah akibat menangis. Dalam foto tersebut terlihat banyak pembuluh darah yang membesar membuat sebagian warganet merasa takut bahkan ada yang mendeskripsikannya seperti cacing.
"Banyak bgt cacingnya," tulis seorang warganet, @sah***tn*bii, Rabu (15/4/2020).

"Ngeri tapi estetik," ucap warganet lainnya, @bi**d*mn.

Menanggapi hal ini, dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC), Kedoya, Jakarta Barat, dr Elvioza, SpM(K), mengatakan saat menangis pembuluh darah di sekitar mata yang melebar itu berfungsi untuk menghasilkan air mata.

"Air mata itu asalnya dari pembuluh darah, karena itu untuk menghasilkan air mata yang banyak maka pembuluh darah itu melebar," kata dr Elvioza kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).

"Jadi urat-urat merah itu adalah pembuluh darah yang melebar," lanjutnya.

Menurutnya dalam pembuluh darah itu ada kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata. Jadi ketika menangis, air mata akan dihasilkan oleh pembuluh darah dan disalurkan melalui kelenjar tersebut.

"Dari pembuluh darah nanti ada kelenjar air mata dan dari kelenjar itulah air mata keluar. Kelenjar air mata itu sumber airnya dari pembuluh darah dan pembuluh darah menyuplai air dari situ nanti keluarlah air mata," jelas dr Elvioza.

dr Elvioza juga menjelaskan ketika seseorang sudah berhenti menangis, pembuluh darah di sekitar mata akan menjadi normal kembali sehingga tidak akan terlihat memerah.

"Membesar dan melebar sesaat, ketika itu sudah selesai nanti dia normal lagi, tapi kalau ada rangsangan terus-menerus dia akan merah terus, melebar terus pembuluh darahnya," tuturnya.