Sabtu, 18 April 2020

Ragu akan Kesehatanmu, Grab Sediakan Layanan Rapid Test

Penyebaran virus COVID-19 terlihat semakin meningkat. Demi menekan jumlah korban, pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan salah satunya yaitu dengan pemeriksaan tes COVID-19, yakni dengan metode rapid test dan swab test. Lalu, apa sih perbedaan dari kedua tes ini?
Dilansir dari Talk to Mira, saat ini ada dua tes utama untuk virus mengetahui apakah seseorang terkena COVID-19 atau tidak, yaitu tes swab PCR dan tes darah antibodi / rapid test. Swab test merupakan tes dengan menggunakan sampel nasofaring atau cairan sekresi hidung. Dalam melakukan tes swab, jika sampel tidak diambil dengan benar dapat menghasilkan hasil negatif palsu. Namun, swan test saat ini menjadi tes yang dikatakan paling akurat.

Sementara itu, rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah layaknya tes untuk mengecek gula darah. Tes ini memeriksa untuk melihat apakah individu memiliki kekebalan terhadap virus COVID-19 dengan mencari antibodi spesifik dalam aliran darah. Sesuai dengan namanya, hasil rapid test bisa diketahui hanya dalam waktu 15 menit saja, sementara swab test membutuhkan waktu beberapa hari.

Untuk saat ini, hanya rapid test saja yang sudah dilakukan secara massal. Sedangkan, untuk swab test hanya dilakukan bagi mereka yang dinyatakan positif lewat rapid test. Berniat ingin mendaftar rapid test? Kali ini Grab Health bersama Good Doctor menghadirkan layanan pendaftaran rapid test COVID-19 melalui berbagai mitra rumah sakit.

Rapid test dilakukan oleh para petugas dengan APD lengkap dan dilakukan dalam waktu 15 menit saja. Adapun caranya seperti berikut ini:

1. Kilik icon 'Health' atau 'Kesehatan' pada aplikasi Grab di menu Konsultasi Kesehatan

2. Pilih konsultasi dengan mitra GP, lalu usai sesi tanya jawab ketik 'REG COVID19'.

3. Setelah konsultasi, Anda dapat memilih melakukan Rapid test di mitra rumah sakit.

4. Ikuti petunjuk pendaftaran dan lakukan pembayaran. Tunggu konfirmasi dari tim Good Doctor melalui WhatsApp.

5. Datang ke lokasi rapid test sesuai jadwal yang ditentukan dan tunjukkan pesan WhatsApp dan KTP untuk konfirmasi.

Untuk saat ini, rapid test hanya berlaku di jabodetabek. Lokasi pelaksanaan tersedia di Medika Plaza dan Rumah Sakit Siloam. Anda juga bisa bebas memilih layanan rapid test yaitu drive thru atau walk-in.

Biar Bebas Pegal, Ini 5 Cara Jaga Postur Tubuh Selama Work from Home

Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) selama pandemi virus Corona COVID-19 dapat menimbulkan masalah terutama pada kesehatan tulang dan postur tubuh. Bekerja tidak pada kursi dan meja yang tepat dapat menyebabkan kekakuan punggung, leher, serta bahu.
Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini bisa berujung pada masalah yang serius. Oleh karena itu, tetap harus menjaga postur tubuh selama WFH.

Dikutip dari laman Metro, berikut beberapa cara yang bisa kamu coba saat bekerja dari rumah agar tetap menjaga postur tubuh.

1. Bekerja di tempat khusus
Cobalah untuk bekerja di tempat yang memang disiapkan khusus untuk bekerja dari rumah. Tidak perlu ruangan besar, cukup tempat kecil di sudut ruangan bisa dimanfaatkan untuk bekerja.

Pada sudut kecil itu, perhatikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja mendukung postur yang sehat. Hindari bekerja di sofa atau tempat tidur.

"Penting untuk memiliki ruang kerja khusus. Godaan untuk membungkuk di sofa atau bahkan bekerja dari tempat tidur mungkin kuat, tetapi ini akan membuat tubuh kamu tegang dan kemungkinan menyebabkan rasa sakit, nyeri, dan cedera," kata ahli fisioterapi Jonathan Scattergood.

2. Kursi yang tepat
Kunci postur tubuh yang baik adalah tempat duduk yang tepat. Tidak perlu membeli kursi kerja baru, cukup manfaatkan kursi yang ada di rumah.

Pastikan kursi tersebut dapat menopang kamu bekerja di meja dengan posisi yang nyaman. Gunakan tambahan bantal jika dibutuhkan. Hindari menyilangkan kaki karena dapat memicu masalah pada postur tubuh.

3. Posisi layar
Pastikan posisi layar komputer atau laptop berada sejajar dengan mata akan membuat postur tubuh duduk dengan tegak. Layar yang berada di bawah atau di atas mata dapat memicu ketegangan pada leher.

Posisikan pula layar dengan jarak minimal 30 cm untuk menghindari kerusakan pada mata.

4. Meja tinggi untuk berdiri
Siapkan pula meja yang pas untuk bekerja dengan cara berdiri. Gunakan meja ini untuk mencegah duduk terlalu lama. Duduk terlalu lama dapat menimbulkan kekakuan.

5. Peregangan
Saat bekerja bergeraklah secara teratur. Misalnya, berjalan di rumah setiap 30 menit atau satu jam sekali.

Lakukan pula peregangan pada seluruh tubuh mulai dari kepala, leher, tangan, punggung, hingga kaki.

Peregangan membantu melemaskan otot yang kaku dan mengembalikan postur tubuh pada posisi normal saat work from home.

Kiat-kiat agar Puasa Tetap Lancar bagi Penderita Maag

Perut kosong dan telat makan merupakan pantangan besar bagi penderita maag. Namun saat bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk tidak makan selama kurang lebih 14 jam.
Medical Manager Consumer Health Division PT Kalbe Farma, dr. Helmin Agustina Silalahi menjelaskan saat lambung dalam kondisi kosong, dapat mengakibatkan kambuhnya sakit maag. Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli memang terjadi peningkatan asam lambung saat puasa dan akan kembali normal setelah puasa selesai.

"Selain itu lambung juga akan mengadakan proses adaptasi dengan pola makan yang berubah, sehingga seringkali pada awal-awal puasa keluhan sakit maag ini meningkat," jelas dr Helmin kepada detikHealth, Sabtu (18/4/2020).

Lebih lanjut dr Helmin mengatakan sakit maag biasa bukan merupakan penyakit yang mematikan, namun sangat mengganggu aktivitas sehari-hari apalagi saat harus menjalankan puasa. Untuk itu, penderita maag wajib memperhatikan beberapa hal seperti kondisi kesehatan serta asupan makanan dan minuman.

Sebelum itu, perlu diketahui dulu ada dua jenis penyakit maag, yaitu maag organik dan maag fungsional. Maag organik timbul karena memang ada kelainan pada lambung sehingga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika ingin berpuasa. Sementara jenis sakit maag yang fungsional, menurut dr Helmin, kebanyakan justru membaik saat puasa karena saat berpuasa makan akan lebih teratur.

"Kemungkinan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat untuk lambung juga berkurang serta akan lebih arif dalam mengendalikan stres yang terjadi," ucapnya.

Selain itu, dr Helmin juga menyarankan untuk memperhatikan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi saat sahur maupun berbuka. Menurutnya, makanan saat sahur tidak harus yang mewah tapi harus mengandung beberapa zat penting seperti karbohidrat, vitamin, protein, mineral, lemak.

"Meski sedikit, yang penting komplit. Selain itu dianjurkan berbuka dengan minuman manis atau kurma dan utamakan minuman dengan gula yang gampang diabsorpsi. Dianjurkan pula untuk makan secara bertahap, tidak kalap atau 'balas dendam' setelah seharian menahan lapar dan dahaga," jelas dr Helmin.

dr Helmin juga mengingatkan agar jangan sampai melewatkan sahur dan menunda berbuka puasa agar penyakit maag tidak kambuh. Selain itu, minum sebanyak delapan gelas per hari, pun saat puasa yang jumlah tersebut bisa dipenuhi ketika berbuka hingga sahur.

Selain asupan makanan olahraga pun dianjurkan yang dilakukan pada sore hari dengan beban yang tidak terlampau berat. Kemudian tidur dan istirahat yang cukup.

"Misalnya setelah sahur dan sebelum kerja, tapi jika tidak sempat dapat dilakukan saat istirahat makan siang," imbuhnya.

Apabila sakit maag masih mengganggu, dapat dibantu dengan menggunakan obat seperti jenis antasida yang dapat menetralisir asam lambung dengan cepat dan penghambat asam yang dapat mengontrol pengeluaran asam lambung sehingga puasa dapat berjalan dengan baik, seperti Promag. Saat bulan Ramadan ini, jika Anda mengalami sakit maag dapat mengonsumsi Promag saat sahur, berbuka dan sebelum tidur.