Minggu, 19 April 2020

Lonely Planet Pamit, Tutup Kantor di Australia & PHK Karyawan

Penerbit buku traveling terkemuka, Lonely Planet pamit. Mereka menutup kantor di Australia dan melakukan PHK terhadap 80 orang karyawan.

Lonely Planet, penerbit buku panduan traveling terkenal di dunia, harus mengucapkan 'Selamat Tinggal' kepada traveler. Karena menurunnya penjualan akibat wabah virus Corona, Lonely Planet harus menutup kantornya di Melbourne, Australia.

"Akibat dampak COVID-19 terhadap permintaan dan penjualan, Lonely Planet membuat keputusan sulit dengan mengurangi operasional penerbitan hingga beberapa waktu ke depan," ujar juru bicara Lonely Planet seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Sabtu (18/4/2020).

Lonely Planet akan tetap meneruskan untuk mencetak buku panduan perjalanan yang sudah populer, tapi mereka tidak akan mencetak buku baru, buku anak-anak maupun majalah Lonely Planet.

Didirikan tahun 1973 oleh Tony Wheeler, Lonely Planet sangatlah populer sebagai buku panduan perjalanan. Sebelum era internet, Lonely Planet sangat diandalkan untuk info wisata di negara yang belum pernah kita kunjungi.

Sebagai pendiri Lonely Planet, Tony Wheeler pun merasa sangat sedih begitu mendengar kabar penutupan tersebut.

"Apakah saya sedih? Tentu saja. Saya sedih atas banyak hal. Siapa yang bakal menyangka ini akan terjadi pada dunia pariwisata," kata Tony.

"Lonely Planet tetap ada di rak buku selama 50 tahun ke depan tentu sebuah prestasi, tapi apakah itu akan terjadi? Saya tidak tahu. Jika tidak ada pasar untuk pesawat terbang, maka tidak akan ada juga pasar untuk buku panduan perjalanan," imbuh Tony.

Sebuah sumber di Lonely Planet mengatakan akan ada pengurangan karyawan hingga 80 orang di kantor mereka di Melbourne. Selain di Melbourne, kabarnya Lonely Planet akan mengurangi operasional kantor mereka di Amerika Serikat, India dan juga di Irlandia.

Lagi Lockdown, Pasangan Ini Malah 'Ena-ena' di Taman

 Inggris memperpanjang kebijakan lockdown. Sementara itu, pasangan ini malah ena-ena di taman terbuka.

Meski lockdown karena pandemi Corona, Pemerintah Inggris masih memperbolehkan warganya untuk keluar rumah sekali sehari. Biasanya penduduk akan berbelanja atau jalan-jalan sore.

Setiap sore, seorang wanita berolahraga di Taman Llyod, Croydon, London. Lagi asyik foto-foto matahari terbenam di sekitar taman, wanita ini melihat hal yang mengejutkan.

Wanita tersebut melihat sepasang orang di area terbuka. Pasangan tersebut terlihat berguling-guling. Setelah semakin dekat, wanita tersebut sadar bahwa pasangan tersebut sedang bercumbu.

Saking terkejutnya, wanita tersebut tidak dapat berbicara. Di sebelahnya ada pasangan lansia yang juga melihat aksi tak senonoh tersebut.

"Saya memutuskan untuk merekam aksi mereka dan melaporkannya ke polisi setempat," ujar saksi wanita yang tak disebutkan namanya.

Pasangan tersebut tak sadar bahwa mereka tengah jadi tontonan. Menurut saksi, pasangan tersebut tidak bugil, hanya menarik turun celana jins yang mereka kenakan.

Mengenal Candi Arjuna, Wisata Favorit Milenial di Dieng

Dataran Tinggi Dieng memiliki kawasan candi kurang lebih seluas 90 hektare. Kompleks Candi Arjunalah merupakan yang terluas dan terhits.
Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektare. Di kompleks ini, terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar, keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang.

Melihat dari bentuk serta ornamen yang terdapat pada setiap candi, diperkirakan keempat candi tersebut dibangun pada masa yang berbeda. Candi Arjuna merupakan yang dibangun paling awal, sementara Candi Sembadra merupakan yang dibangun paling akhir.

Perkiraan ini didasarkan pada perbedaan gaya bangunan candi. Candi Arjuna masih sangat kental dengan gaya candi-candi dari India. Sementara pada Candi Sembadra sudah terlihat pengaruh kebudayaan lokal yang sangat kuat. Pengaruh ini salah satunya dapat dilihat dari relung yang ada pada candi. Candi-candi bergaya India memiliki relung yang menjorok ke dalam, sementara pengaruh kebudayaan lokal akan memiliki relung yang menjorok ke luar.

Kompleks candi ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf Van Elf. Saat pertama kali ditemukan, kondisi candi tergenang air. Upaya penyelamatan candi pertama kali dilakukan oleh HC Corneulius yang berkebangsaan Inggris sekitar 40 tahun setelah pertama kali candi ini ditemukan. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama J Van Kirnbergens.

Secara garis besar, keempat candi utama di kompleks ini memiliki ornamen yang sama. Di setiap candi, dapat ditemukan penil atau ornamen pada bagian tangga, seperti pegangan, serta kala yaitu wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terdapat di bagian atas pintu.

Ada juga jalatmara, yaitu saluran air untuk mengalirkan air darin dalam candi ke salah satu sisi dan masih banyak ornamen-ornamen lainnya.

Berkunjung ke Kompleks Candi Arjuna, Anda tidak akan menemukan arca yang biasanya menghiasi bangunan candi. Anda hanya akan melihat ruang-ruang kosong yang biasanya dijadikan tempat meletakkan arca.

Sebagian besar arca yang berasal dari kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa, yang letaknya tidak jauh dari kompleks candi. Sementara, sebagian yang lain sudah hilang.

Dari empat candi utama yang ada di kompleks ini, hanya Candi Arjuna yang memiliki candi sarana, yaitu Candi Semar. Candi sarana merupakan candi yang digunakan sebagai tempat berkumpul atau menunggu para umat sebelum masuk ke candi utama.

Candi Arjuna, sebagai candi utama di kompleks ini juga diperkirakan sebagai candi tertua, diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.

Lonely Planet Pamit, Tutup Kantor di Australia & PHK Karyawan

Penerbit buku traveling terkemuka, Lonely Planet pamit. Mereka menutup kantor di Australia dan melakukan PHK terhadap 80 orang karyawan.

Lonely Planet, penerbit buku panduan traveling terkenal di dunia, harus mengucapkan 'Selamat Tinggal' kepada traveler. Karena menurunnya penjualan akibat wabah virus Corona, Lonely Planet harus menutup kantornya di Melbourne, Australia.

"Akibat dampak COVID-19 terhadap permintaan dan penjualan, Lonely Planet membuat keputusan sulit dengan mengurangi operasional penerbitan hingga beberapa waktu ke depan," ujar juru bicara Lonely Planet seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Sabtu (18/4/2020).

Lonely Planet akan tetap meneruskan untuk mencetak buku panduan perjalanan yang sudah populer, tapi mereka tidak akan mencetak buku baru, buku anak-anak maupun majalah Lonely Planet.

Didirikan tahun 1973 oleh Tony Wheeler, Lonely Planet sangatlah populer sebagai buku panduan perjalanan. Sebelum era internet, Lonely Planet sangat diandalkan untuk info wisata di negara yang belum pernah kita kunjungi.

Sebagai pendiri Lonely Planet, Tony Wheeler pun merasa sangat sedih begitu mendengar kabar penutupan tersebut.

"Apakah saya sedih? Tentu saja. Saya sedih atas banyak hal. Siapa yang bakal menyangka ini akan terjadi pada dunia pariwisata," kata Tony.