Jumat, 24 April 2020

Update Corona di Indonesia 24 April: 8.211 Positif, 1.002 Sembuh, 689 Meninggal

Pemerintah Indonesia mengumumkan data terbaru virus Corona COVID-19. Hingga Jumat (24/4/2020), tercatat 8.211 positif, 1.002 sembuh, dan 689 meninggal.
"Sudah 45 laboratorium yang operasional," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Jumat (24/4/2020).

Jumlah pasien positif bertambah 436 sehingga total akumulatif menjadi 8.211 kasus.

Pasien yang dinyatakan sembuh setelah mendapatkan hasil negatif dalam 2 kali pemeriksaan bertambah 42 menjadi 1.002.

Kasus meninggal dunia bertambah 42 menjadi 689.

Saran Trump Suntik Disinfektan untuk Lawan Corona Disebut Metode Bunuh Diri

 Presiden Donald Trump menyarankan suntik disinfektan untuk 'membersihkan' tubuh dari virus Corona COVID-19. Hal ini ia ungkapkan saat melakukan temu media rutin proses penanganan wabah corona di Amerika Serikat (AS).
"Saya melihat disinfektan bisa merubuhkan virus Corona dalam hitungan menit. Hanya satu menit. Apakah kita bisa melakukan sesuatu terkait ini, seperti dengan menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh atau seperti membersihkan sesuatu?" kata Trump.

"Menarik untuk dicek," lanjutnya.

Pernyataan Trump mendapat kecaman oleh komunitas tenaga medis di Amerika Serikat (AS). Pulmunolog Dr Vin Gupta menyebut apa yang disarankan Trump sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab.

"Ini adalah metode yang biasanya dilakukan orang-orang untuk bunuh diri," kata Dr Gupta seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/4/2020).

Sementara itu pulmunolog John Balmes dari Zuckerberg San Francisco General Hospital mengatakan menghirup disinfektan seperti klorin saja sudah berbahaya karena bisa mengiritasi saluran napas. Dampaknya sangat buruk untuk paru-paru.

"Bahkan pemutih atau isopropil alkohol yang sudah sangat diencerkan saja masih tidak aman. Ini benar-benar ide yang gila," pungkas John.

3 Siswi SMA Buka Bra Disebut Adu Adrenalin, Apa itu?

Polisi menduga aksi 3 siswi SMA di Kalimantan Tengah (Tengah) buka bra saat live Instagram (IG) berawal dari iseng. Keisengan itu lalu diikuti 2 rekannya yang lain.
"Sepertinya dia itu keisengan, kemudian adu adrenalin, satu kesenangan yang terlalu berlebihan dia buka baju, yang lainnya merasa tertantang. Guyon-guyon," kata Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan saat dihubungi detikcom, Jumat (24/4/2020).

Menanggapi hal tersebut, psikolog Veronica Adesla dari Personal Growth menjelaskan adrenalin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan otak saat seseorang menghadapi bahaya yang mengancam.

"Hormon ini memiliki peranan penting dalam fight or flight response, yang dilepaskan oleh tubuh saat mengalami stres berat, tertekan, berhadapan dengan situasi yang menakutkan, menegangkan, berbahaya ataupun mengancam," ujar Veronika saat dihubungi , Jumat (24/4/2020).

"Adu adrenalin mengacu pada berlomba-lomba untuk melakukan aktivitas yang dapat memicu rasa takut, deg-degan, hingga pada aktivitas ekstrim yang dapat mengancam nyawa," lanjutnya.

Veronica menjelaskan beberapa orang ada yang suka merasakan sensasi saat tubuhnya terpacu adrenalin. Orang yang melakukannya akan merasakan sensasi di tubuh seperti jantung berdetak kencang, nafas menjadi cepat, darah mengalir ke otak, berkeringat, indera penglihatan dan pendengaran menjadi lebih tajam.

Kamis, 23 April 2020

Kabar Baik, Ventilator Karya Anak Bangsa Lolos Uji Kemenkes RI

 Ventilator Portabel Vent-I dinyatakan lolos proses uji produk menyeluruh oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Produk ini merupakan hasil karya anak bangsa yang berkolaborasi antara Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan YPM Salman.
Ventilator portabel ini dinyatakan lolos uji pada Selasa (21/4/2020) untuk semua kriteria uji sesuai dengan standard SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.

Tim Komunikasi Publik dari pengembang Vent-I, Hari Tjahyono menyampaikan setelah lolosnya uji produk ini, Vent-I dinyatakan aman digunakan sebagai ventilator non-invasive untuk membantu pasien COVID-19.

"Untuk kebutuhan sosial ini, Vent-I akan diproduksi sekitar 300-500 sesuai dengan jumlah donasi yang masuk ke Rumah Amal Salman. Produksi tahap pertama dimulai begitu lolos uji pada tanggal 21 April kemarin, dan akan diproduksi melalui kerjasama dengan PT DI," ujar Hari dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (22/4/2020).

Selanjutnya, Vent-I yang diinisiasi oleh Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Syarif Hidayat ini akan digunakan pada pasien sesuai indikasi medis. Dalam pemakaiannya pun akan dikawal oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) di Rumah Sakit yang telah ditunjuk.

"Sedangkan untuk keperluan komersial yang melibatkan transaksi jual beli, surat izin edar saat ini masih dalam proses pengurusan yang diharapkan akan segera siap dalam beberapa hari ke depan. Kegiatan ini akan dikelola oleh PT. Rekacipta Inovasi ITB," ujar Hari.

Pembuatan Vent-I juga didukung beberapa Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dan Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) .

Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (jika pasien COVID-19 pada gejala klinis tahap 2), bukan diperuntukkan bagi pasien ICU.

"Vent-I tersebut diklaim dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis. Alat tersebut memiliki fungsi utama yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)," pungkasnya.

Awas Kelebihan! Ini Jumlah Vitamin C yang Dibutuhkan Tubuh Per Harinya

Vitamin C memang diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Terlebih saat ini kekebalan tubuh sangat diperlukan agar kita tidak mudah terkena penyakit seperti virus Corona COVID-19.
Dikutip dari Asia One, seorang ahli gizi bernama Yan Yin Phoi mengatakan setiap orang memiliki kebutuhan vitamin C yang berbeda-beda dalam setiap harinya.

"Untuk orang dewasa berusia di atas 19 tahun, pria membutuhkan 105 miligram, sedangkan wanita membutuhkan 85 miligram vitamin C sehari," jelas Yan Yin.

"Vitamin C berperan penting dalam merespon kekebalan tubuh agar kuat menghadapi patogen seperti bakteri, virus dan mikroorganisme penyebab penyakit lainnya," lanjutnya.

Yan yin juga menjelaskan meski umumnya vitamin C tidak akan beracun jika dikonsumsi melebihi dosis yang dibutuhkan dalam sehari, tetapi alangkah baiknya untuk tidak dimakan secara berlebihan.

"Karena beberapa orang mungkin akan mengalami mual, kram perut, dan diare jika melebihi batas toleransi untuk mengonsumsi vitamin C yaitu 2.000 miligram per hari," pungkasnya.