Otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan bahwa pasien yang kembali terinfeksi virus Corona COVID-19 setelah sembuh, terlihat jauh lebih tidak menular. Pusat Pengendalian Penyakit Korea (KCDC) sedang berusaha menyelidikinya.
Sejauh ini di Korea Selatan sudah ada 180 kasus semacam itu. Tetapi, belum ada kabar yang menyatakan bahwa pasien tersebut kembali menularkan virus itu ke orang lain.
Saat di gelombang pertama virus, untuk memastikan kasus positif otoritas kesehatan setempat mengeceknya dengan melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) pada pasien terduga. Untuk menyelidiki kasus di gelombang kedua ini, KCDC melakukan tes yang berbeda dengan mengambil kultur virus.
Agar mendapatkan hasil yang jelas, proses tes ini memakan waktu selama 1-2 minggu. Sejauh ini, dari 39 kasus yang diselidiki dengan tes kultur, hasil dari enam di antaranya negatif.
"Itu berarti virus yang ada pada kasus orang yang kambuh ini kemungkinannya kecil atau bahkan tidak sama sekali bisa menginfeksi orang lain," kata Direktur KCDC Jeong Eun-kyeong yang dikutip dari Reuters.
Meskipun memiliki fungsi yang sama, Jeong menolak gagasan menggantikan PCR dengan tes kultur untuk menentukan apakah pasien yang terinfeksi sudah benar-benar sembuh. Hal ini karena tes kultur lebih membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih banyak.
Saat ini, KCDC juga masih memeriksa penyebab beberapa pasien di negaranya bisa kembali positif setelah sembuh dari virus Corona. Para ahli memperkirakan penyebabnya, di antaranya adanya infeksi ulang, kambuh, atau tes yang hasilnya tidak konsisten.
Bareng Kemenkes, KlikDokter Beri Layanan Rapid Test COVID-19 Gratis
Kementerian Kesehatan dan BNPB telah menunjuk KlikDokter sebagai platform layanan kesehatan digital yang menyediakan pelayanan terpadu untuk membantu pemerintah dalam percepatan penanganan dan pemberantasan COVID-19.
Baru-baru ini, KlikDokter meluncurkan fitur risk assessment dalam bentuk pelaksanaan rapid test massal untuk menekan laju penyebaran COVID-19 dan penanganan cepat bagi yang berisiko terpapar COVID-19.
KlikDokter telah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit yang mengikuti standar medical compliance untuk menjadi lokasi pelaksanaan rapid test ini sehingga fitur risk assessment ini dapat merangkul berbagai kalangan masyarakat terutama yang memiliki risiko tinggi penularan COVID-19.
Adapun rumah sakit yang telah bekerja sama dengan KlikDokter dalam rangka pelaksanaan rapid test antara lain RS EMC Tangerang, EMC Sentul, RS Azra Bogor, RS Husada Utama Surabaya, dan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Direktur Utama KlikDokter Dino Bramanto mengatakan, dengan dukungan teknologi yang dimiliki KlikDokter, pihaknya berkomitmen melaksanakan skrining awal yang akurat, aman, cepat, dan mudah serta sejalan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat serta mitra KlikDokter.
"Untuk itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit rekanan kami yang ikut membantu KlikDokter dalam mewujudkan komitmen penanggulangan COVID-19," ujar Dino dalam keterangan tertulis, Jumat (24/4/2020).