Pandemi virus corona COVID-19 saat ini semakin luas. Segala kegiatan mulai dilakukan di dalam ruangan, mulai dari belajar, beribadah, dan bekerja di rumah atau work from home (WFH).
Saat menjalankan WFH, pastinya posisi duduk saat bekerja lebih leluas. Bisa sambil duduk, menyender, hingga telungkup.
Tanpa disadari, kadang setelah bekerja nyeri punggung mulai menyerang. Tapi tenang, mengutip dari The List, ada beberapa cara untuk meminimalkanya.
1. Ganti posisi duduk
Untuk mencegah nyeri punggung saat WFH, kamu bisa sering mengganti posisi tubuh saat duduk.
Eric Robertson, salah satu ahli terapis mengatakan, agar tidak terasa sakit ia menyarankan untuk mengubah posisi tiap satu jam sekali. Bisa sambil berdiri sebentar atau duduk di sofa.
2. Gunakan bantal di belakang punggung
Agar lebih nyaman, kamu bisa letakkan bantal di belakang punggung saat duduk. Selain di punggung, Robertson juga menyarankan untuk meletakkan bantal tipis atau handuk lembut saat duduk di lantai.
Bantal atau handuk itu juga bisa digulung dan diletakkan di punggung bagian bawah. Itu bisa mengatasi nyeri punggung bagian bawah.
3. Pastikan laptop ada di posisi yang tepat
"Usahakan laptop atau komputer pada posisi yang tepat. Jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah," katanya.
Robertson mengatakan, pastikan monitor tepat di bawah ketinggian mata kamu. Agar ketinggian sesuai, kamu bisa tempatkan beberapa buku atau kotak sebagai alasnya.
Cara itu bisa menghindari mata lelah saat membaca. Pastikan lengan kamu ditekuk dengan sudut 90 derajat saat mengetik.
4. Sisihkan waktu untuk sedikit bergerak
Saat nyeri punggung terasa, seluruh tubuh pasti juga akan sakit dan kaku. Agar tetap mengingat waktu untuk bergerak, kamu bisa pasang alarm per lima menit sekali untuk bergerak.
"Kamu bisa sedikit olahraga atau sekedar merenggangkan tubuhmu. Agar tetap sehat, tubuh tidak kaku, dan jauh dari nyeri punggung," tuturnya.
Imbau Pasien Tak ke Klinik karena Corona, Dokter Gigi Jakarta Dipecat
Seorang dokter gigi di Jakarta dilaporkan dipecat dari klinik tempatnya bekerja. Masalah bermula ketika sang dokter mengimbau pasiennya untuk tidak datang dulu ke klinik di tengah wabah virus corona COVID-19.
"Singkat cerita, kami para dokter dan tim operasional khawatir akan tindakan yang kami lakukan semenjak meluasnya wabah COVID ini," kata sang dokter pada detikcom, Sabtu (4/3/2020).
"Kekhawatiran kami semakin bertambah sejak perusahaan mempromosikan sejumlah perawatan dengan harga murah di tengah pandemi ini. Perawatan tersebut dianjurkan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) untuk ditunda dulu karena dapat menimbulkan aerosol dan bukan tindakan emergency," lanjutnya.
Seperti diketahui virus corona secara umum menyerang saluran pernapasan dan bisa ditularkan melalui percikan liur (droplet). Oleh karena itu tindakan dokter gigi termasuk pekerjaan berisiko tinggi karena berurusan langsung dengan mulut pasien.
Sang dokter dan beberapa rekan kerjanya lalu mendapat teguran dari pihak klinik. Mereka diminta menandatangani perjanjian di atas materai. Bila tidak mau menandatangani perjanjian tersebut para dokter didorong untuk mengundurkan diri.
"Sebagian dari kami sambil menangis terpaksa menandatangani surat tersebut. Sebagian yang menolak dipanggil ke bagian human capital," kata sang dokter yang menyebut sudah sekitar 15 dokter diberhentikan hingga Jumat 3 April 2020.
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Pusat, drg Ahmad Syaukani, membenarkan adanya kasus sejumlah dokter gigi yang dipecat karena menjalankan imbauan penundaan perawatan gigi pada pasien. Kasus kini ditangani oleh Badan Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BPPA) PDGI.
"Kebetulan saya yang menangani dan memediasi kasus ini langsung," ujarnya.