Sabtu, 25 April 2020

Sering Nyeri Punggung Saat WFH? Coba Atasi dengan Cara Ini

Pandemi virus corona COVID-19 saat ini semakin luas. Segala kegiatan mulai dilakukan di dalam ruangan, mulai dari belajar, beribadah, dan bekerja di rumah atau work from home (WFH).
Saat menjalankan WFH, pastinya posisi duduk saat bekerja lebih leluas. Bisa sambil duduk, menyender, hingga telungkup.

Tanpa disadari, kadang setelah bekerja nyeri punggung mulai menyerang. Tapi tenang, mengutip dari The List, ada beberapa cara untuk meminimalkanya.

1. Ganti posisi duduk
Untuk mencegah nyeri punggung saat WFH, kamu bisa sering mengganti posisi tubuh saat duduk.

Eric Robertson, salah satu ahli terapis mengatakan, agar tidak terasa sakit ia menyarankan untuk mengubah posisi tiap satu jam sekali. Bisa sambil berdiri sebentar atau duduk di sofa.

2. Gunakan bantal di belakang punggung
Agar lebih nyaman, kamu bisa letakkan bantal di belakang punggung saat duduk. Selain di punggung, Robertson juga menyarankan untuk meletakkan bantal tipis atau handuk lembut saat duduk di lantai.

Bantal atau handuk itu juga bisa digulung dan diletakkan di punggung bagian bawah. Itu bisa mengatasi nyeri punggung bagian bawah.

3. Pastikan laptop ada di posisi yang tepat
"Usahakan laptop atau komputer pada posisi yang tepat. Jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah," katanya.

Robertson mengatakan, pastikan monitor tepat di bawah ketinggian mata kamu. Agar ketinggian sesuai, kamu bisa tempatkan beberapa buku atau kotak sebagai alasnya.

Cara itu bisa menghindari mata lelah saat membaca. Pastikan lengan kamu ditekuk dengan sudut 90 derajat saat mengetik.

4. Sisihkan waktu untuk sedikit bergerak
Saat nyeri punggung terasa, seluruh tubuh pasti juga akan sakit dan kaku. Agar tetap mengingat waktu untuk bergerak, kamu bisa pasang alarm per lima menit sekali untuk bergerak.

"Kamu bisa sedikit olahraga atau sekedar merenggangkan tubuhmu. Agar tetap sehat, tubuh tidak kaku, dan jauh dari nyeri punggung," tuturnya.

Imbau Pasien Tak ke Klinik karena Corona, Dokter Gigi Jakarta Dipecat

 Seorang dokter gigi di Jakarta dilaporkan dipecat dari klinik tempatnya bekerja. Masalah bermula ketika sang dokter mengimbau pasiennya untuk tidak datang dulu ke klinik di tengah wabah virus corona COVID-19.
"Singkat cerita, kami para dokter dan tim operasional khawatir akan tindakan yang kami lakukan semenjak meluasnya wabah COVID ini," kata sang dokter pada detikcom, Sabtu (4/3/2020).

"Kekhawatiran kami semakin bertambah sejak perusahaan mempromosikan sejumlah perawatan dengan harga murah di tengah pandemi ini. Perawatan tersebut dianjurkan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) untuk ditunda dulu karena dapat menimbulkan aerosol dan bukan tindakan emergency," lanjutnya.

Seperti diketahui virus corona secara umum menyerang saluran pernapasan dan bisa ditularkan melalui percikan liur (droplet). Oleh karena itu tindakan dokter gigi termasuk pekerjaan berisiko tinggi karena berurusan langsung dengan mulut pasien.

Sang dokter dan beberapa rekan kerjanya lalu mendapat teguran dari pihak klinik. Mereka diminta menandatangani perjanjian di atas materai. Bila tidak mau menandatangani perjanjian tersebut para dokter didorong untuk mengundurkan diri.

"Sebagian dari kami sambil menangis terpaksa menandatangani surat tersebut. Sebagian yang menolak dipanggil ke bagian human capital," kata sang dokter yang menyebut sudah sekitar 15 dokter diberhentikan hingga Jumat 3 April 2020.

Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Pusat, drg Ahmad Syaukani, membenarkan adanya kasus sejumlah dokter gigi yang dipecat karena menjalankan imbauan penundaan perawatan gigi pada pasien. Kasus kini ditangani oleh Badan Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BPPA) PDGI.

"Kebetulan saya yang menangani dan memediasi kasus ini langsung," ujarnya.

Jumat, 24 April 2020

Bareng Kemenkes, KlikDokter Beri Layanan Rapid Test COVID-19 Gratis

Kementerian Kesehatan dan BNPB telah menunjuk KlikDokter sebagai platform layanan kesehatan digital yang menyediakan pelayanan terpadu untuk membantu pemerintah dalam percepatan penanganan dan pemberantasan COVID-19.
Baru-baru ini, KlikDokter meluncurkan fitur risk assessment dalam bentuk pelaksanaan rapid test massal untuk menekan laju penyebaran COVID-19 dan penanganan cepat bagi yang berisiko terpapar COVID-19.

KlikDokter telah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit yang mengikuti standar medical compliance untuk menjadi lokasi pelaksanaan rapid test ini sehingga fitur risk assessment ini dapat merangkul berbagai kalangan masyarakat terutama yang memiliki risiko tinggi penularan COVID-19.

Adapun rumah sakit yang telah bekerja sama dengan KlikDokter dalam rangka pelaksanaan rapid test antara lain RS EMC Tangerang, EMC Sentul, RS Azra Bogor, RS Husada Utama Surabaya, dan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.

Direktur Utama KlikDokter Dino Bramanto mengatakan, dengan dukungan teknologi yang dimiliki KlikDokter, pihaknya berkomitmen melaksanakan skrining awal yang akurat, aman, cepat, dan mudah serta sejalan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat serta mitra KlikDokter.

"Untuk itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit rekanan kami yang ikut membantu KlikDokter dalam mewujudkan komitmen penanggulangan COVID-19," ujar Dino dalam keterangan tertulis, Jumat (24/4/2020).

Saat ini layanan rapid test tersedia bagi pelanggan KlikDokter dan masyarakat umum di area Jabodetabek dan Surabaya. Ke depan, layanan ini akan diperluas ke berbagai wilayah lain bersama Kemenkes, BNPB, dan pemerintah.

Layanan yang sudah mulai diberlakukan sejak Selasa (21/4) ini tidak dikenakan biaya dan berlaku untuk 1 kali tes gratis untuk alat rapid test kitnya, pelanggan hanya dikenakan biaya pengganti peralatan pelindung tenaga medis dan jasa medis.

Adapun pelaksanaannya dilakukan di rumah sakit rekanan yang telah ditunjuk KlikDokter sesuai dengan jam operasional rumah sakit tersebut. Untuk pendaftarannya dapat dilakukan melalui aplikasi KlikDokter sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.

Caranya, dengan klik banner ads cek risiko corona yang ada pada aplikasi KlikDokter, lalu memilih rumah sakit yang telah ditunjuk sebagai rekanan KlikDokter, dan terakhir melakukan janji temu dengan dokter yang telah terdaftar.

Pemeriksaan rapid test ini akan menggunakan sampel darah yang kemudian akan digunakan untuk mendeteksi imunoglobulin, yakni antibodi yang terbentuk saat tubuh mengalami infeksi sehingga pasien yang sudah berada pada tahap awal infeksi dapat diidentifikasi lebih cepat.

Sebelumnya, KlikDokter menghadirkan platform yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan skrining terarah terhadap kemungkinan terpapar COVID-19. Adapun fitur yang dihadirkan antara lain cek risiko corona, layanan edukasi melalui artikel-artikel yang terpercaya, layanan chat dokter 24 jam, hingga pengantaran obat maupun vitamin.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan urgensi kehadiran layanan tes yang efektif bagi masyarakat, karena menurut WHO sekitar 80% pasien COVID-19 hanya mengalami gejala ringan dan bisa sembuh dengan perawatan isolasi mandiri tanpa perlu ke rumah sakit.

Pasien yang telah mengikuti rapid test akan mendapat konsultasi dari dokter yang sudah bekerja sama dengan KlikDokter untuk membantu mendapatkan penanganan yang tepat. KlikDokter juga mendorong masyarakat agar tidak takut atau malu untuk memeriksakan diri, jika memiliki gejala dan pernah kontak dengan orang lain atau melakukan perjalanan dari negara yang terinfeksi COVID-19 karena semakin cepat terdeteksi, maka proses pengobatan juga semakin cepat.